Teknik Irigasi Telinga
Teknik irigasi telinga secara umum adalah dengan mengalirkan air bertekanan ke dalam liang telinga. Hal ini diharapkan akan mengeluarkan impaksi serumen prop atau benda asing secara mekanik. Terdapat beberapa alat irirgasi telinga yang dapat digunakan seperti spuit dan electronic irrigators. [1,3,4,6]
Peralatan
Peralatan yang diperlukan saat irigasi telinga adalah alat pelindung diri bagi petugas kesehatan, serta alat untuk mengalirkan air. Peralatan irigasi selengkapnya adalah sebagai berikut :
- Pelindung wajah untuk dokter yang akan melakukan prosedur ini
- Otoskop
- Obat serumenolitik agar serumen lebih mudah dikeluarkan.
- Air hangat yang sesuai suhu tubuh pasien. Air dingin tidak disarankan dalam prosedur ini karena dapat mengakibatkan pusing dan rasa mual pada pasien. Pusing disebabkan oleh stimulasi pada saraf kranial VIII yaitu
- Spuit 30-60 ml dengan jarum dilepaskan dan disambungkan ke kateter intravena ukuran 16–18
- Cawan bengkok yang akan digunakan di bawah telinga tempat mengalirnya air.
- Klem Aligator atau sendok serumen yang digunakan untuk mengambil sisa-sisa serumen yang tidak keluar setelah diirigasi [1,3]
Posisi Pasien
Posisi pasien saat tindakan irigasi telinga adalah duduk dengan tegak (Fowler's Positions). [1,2]
Prosedural
Beberapa praktisi menyarankan untuk menghaluskan serumen dahulu sebelum melakukan prosedur irigasi telinga. Dengan menghaluskan serumen, dilaporkan bahwa irigasi telinga menjadi lebih efektif. Beberapa agen yang dapat digunakan adalah minyak mineral, tetes telinga yang mengandung 1% docusate sodium, atau cairan pembersih telinga berbahan karbamid peroksida. [1,3,7]
Berikut langkah prosedur irigasi telinga setelah informed consent didapatkan :
- Pasien diposisikan duduk dengan tegak (Fowler’s Positions). Lalu, periksalah telinga dengan otoskop. Pastikan membran timpani intak, tidak terdapat tabung timpanostomi dan tidak terdapat abnormalitas secara anatomis
- Jika serumen masih keras, serumenolitik diberikan 15-30 menit sebelum melakukan prosedur irigasi
- Ambilah cairan hangat dengan suhu sesuai suhu tubuh menggunakan spuit. Setelah penuh, cabut jarum spuit dan ganti dengan kateter intravena
- Posisikan cawan bengkok pada bagian bawah telinga untuk menampung aliran air
- Posisikan kateter pada liang telinga eksternal. Jangan terlalu dalam supaya serumen yang hendak keluar tersumbat kateter. Alirkan air secara perlahan dan beri ruang agar dapat mengalir lagi keluar. Berhenti sejenak jika terjadi vertigo
- Arahkan kateter intravena secara superior dan posterior pada bagian tengah saluran telinga. Hal ini bertujuan untuk memisahkan serumen yang melekat pada saluran telinga tersebut. Perlu diingat untuk tidak mengarahkan kateter intravena pada membran timpani karena tekanan air yang kuat dapat menyebabkan perforasi
- Setelah selesai melaksanakan irigasi, dengan perlahan gunakan klem aligator atau sendok serumen untuk mengambil sisa serumen yang masih ada
- Keringkan telinga. Pasien boleh berdiri jika tidak pusing [1,3,7]
Follow Up
Sebetulnya, tidak ada pemantauan khusus yang perlu dilakukan setelah prosedur irigasi. Lakukan pemeriksaan menggunakan otoskop untuk melihat apakah terjadi komplikasi seperti cedera pada membran timpani. Apabila diperlukan, pasien bisa diberi antibiotik tetes selama beberapa hari untuk mencegah otitis eksterna. [1,3]