Tingkat keparahan psoriasis dapat dinilai dengan Psoriasis Area and Severity Index (PASI). Pasien dengan skala PASI yang lebih berat memiliki risiko komorbid dan komplikasi yang lebih tinggi. PASI juga digunakan untuk menentukan terapi yang dibutuhkan serta mengevaluasi respons terapi. Oleh karena itu, sangat penting bagi Dokter untuk memahami skala PASI dalam menentukan tingkat keparahan psoriasis.[1-5]
Psoriasis merupakan kelainan kulit kronik yang disebabkan oleh proses autoimun dimana terjadi hiperproliferasi dan gangguan diferensiasi keratinosit epidermis. Lokasi predileksi psoriasis terletak pada daerah ekstensor, skalp, lutut, siku, bahkan sendi dan kuku pada kasus yang lebih berat.[1-5]
Pemahaman yang benar atas skala PASI dalam mengevaluasi tingkat keparahan penyakit dapat membantu dokter dalam memberikan terapi psoriasis yang sesuai, tanpa menyebabkan beban ekonomi berlebih pada pasien. Selain pada dewasa, PASI juga dapat diaplikasikan pada pasien pediatrik sesuai dengan pedoman tatalaksana terbaru psoriasis pediatrik.[3,4,6-8]
Body surface area (BSA) dan Dermatology Life Quality Index (DLQI) juga dapat digunakan untuk menilai tingkat keparahan psoriasis. Skema panduan evaluasi tingkat keparahan psoriasis dan penilaian komorbiditas dapat dilihat pada Gambar 1.[3,4,6-8]
Gambar 1. Skema Panduan Evaluasi Tingkat Keparahan Psoriasis dan Penilaian Komorbiditas. Sumber: dr SK Sulistyaningrum, Sp.KK, IFAAD, Alomedika. 2022.[4,8]
Perhitungan Tingkat Keparahan Psoriasis dengan skoring PASI
The Psoriasis Area Severity Index (PASI) merupakan sistem skoring tingkat keparahan psoriasis yang menjadi baku emas dalam penelitian dan pendidikan. Skor ini memperhitungkan tingkat keparahan lesi psoriasis yang meliputi eritema (E), indurasi (I), deskuamasi (D), dan persentase area (A) yang terkena pada keempat regio tubuh. Empat regio tubuh masing-masing memiliki bobot nilai dalam skoring tersendiri yaitu:
- Kepala dan leher: 0,1
- Ekstremitas atas: 0,2
- Badan: 0,3
- Ekstremitas bawah: 0,4[3,4]
Area (A):
Setelah dilakukan pembagian regio tubuh, persentase luas permukaan tubuh (BSA) yang terdapat lesi psoriasis juga dihitung. Luas satu telapak tangan dihitung 1% BSA. Berdasarkan perhitungan tersebut, didapatkan skor area (A) yang dapat dilihat pada Tabel 1.[9]
Tabel 1. Luas Area Anggota Tubuh
Luas Area | Skor Area (A) |
Nihil | 0 |
<10% | 1 |
10-29% | 2 |
30-49% | 3 |
50-69% | 4 |
70-89% | 5 |
90-100% | 6 |
Sumber: dr SK Sulistyaningrum, Sp.KK, IFAAD, Alomedika. 2022[9]
Eritema (E), Indurasi (I), dan Deskuamasi (D):
Selain menghitung persentase luas lesi psoriasis pada tubuh, lesi psoriasis juga dinilai berdasarkan intensitas lesi menurut eritema (E), indurasi (I), dan deskuamasi (D) yang tampak pada pasien.Penilaian skor intensitas didasarkan pada tampak fisik lesi yang terangkum pada Tabel 2.[9,10]
Tabel 2. Penilaian Skor Intensitas Keparahan Lesi Psoriasis berdasarkan Tampilan Klinis Lesi
Intensitas | Tidak Ada | Ringan | Sedang | Berat | Sangat Berat |
Eritema (E) | 0 | 1 | 2 | 3 | 4 |
Indurasi (I) | 0 | 1 | 2 | 3 | 4 |
Deskuamasi (D) | 0 | 1 | 2 | 3 | 4 |
Sumber: dr SK Sulistyaningrum, Sp.KK, IFAAD, Alomedika. 2022.[9,10]
Eritema (E) dinilai berdasarkan gradien warna; dari tidak adanya perbedaan warna lesi dengan kulit sekitar hingga warna merah gelap pada lesi yang perbedaannya sangat mencolok dengan kulit sekitar. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.[9,10]
Gambar 2. Perbandingan Intensitas Eritema pada Lesi. A, B, dan C dinilai berurutan sebagai eritema ringan (skor 1), sedang (skor 2), dan berat (skor 3). Sumber: (B-C) Wikimedia Commons, 2013.
Indurasi (I) dinilai berdasarkan tingkat penebalan lesi yang dapat dilihat pada Gambar 3. Lesi dapat dinilai 0 apabila tidak ada indurasi yang terlihat sementara, hingga dinilai 4 apabila terdapat indurasi yang sangat jelas dan tebal.[9,10]
Gambar 3. Perbandingan Intensitas Indurasi pada Lesi. A, B, dan C dinilai berurutan sebagai indurasi ringan (skor 1), sedang (skor 2), berat (skor 3).[9]
Deskuamasi (D) dapat dinilai dari 0 apabila tidak ada skuama, hingga 4 apabila terdapat skuama yang tebal. Perbandingan tampilan intensitas deskuamasi dapat dilihat pada Gambar 4.[9,10]
Gambar 4. Perbandingan Intensitas Deskuamasi pada Lesi. A, B, dan C dinilai berurutan sebagai indurasi ringan (skor 1), berat (skor 3), sangat berat (skor 4). Sumber: (A) Eisfelder, Wikimedia Commons, 2014. (C) Heilman J, Wikimedia Commons, 2010.[9]
Dengan memperhitungkan komponen-komponen pada lesi psoriasis yaitu eritema (E), indurasi (I), dan deskuamasi (D) serta menghitung persentase luas area (A) lesi pada keempat regio, maka skor PASI dapat dihitung menggunakan rumus perhitungan PASI. Rumus perhitungan skor PASI adalah:[3,4]
Interpretasi Skor PASI:
Berdasarkan total skor yang didapatkan melalui rumus perhitungan skor PASI di atas, maka tingkat keparahan psoriasis dapat dinilai ringan bila skor <10, moderat bila skor 10-15, dan berat bila skor diatas 15. Nilai maksimum yang dapat diperoleh menggunakan PASI adalah 76.[9]
BSA
BSA merupakan salah satu metode pengukuran tingkat keparahan psoriasis yang paling banyak digunakan karena sederhana dan mudah. Pengukuran tingkat keparahan menggunakan BSA dilakukan dengan menghitung luas permukaan tubuh yang didapatkan lesi psoriasis.[11]
Selain sebagai penentu tingkat keparahan, National Psoriasis Foundation (NPF) di Amerika Serikat merekomendasikan penggunaan BSA sebagai indikator penentu luaran terapi psoriasis, dengan target BSA <3% atau penurunan BSA setidaknya 75%. Walaupun demikian, penggunaan DLQI bersama BSA direkomendasikan untuk menentukan kualitas hidup pasien psoriasis, terutama kasus-kasus dengan penurunan kualitas hidup signifikan.[11,12]
DLQI
DLQI adalah kuesioner kualitas hidup spesifik untuk penyakit psoriasis. Kuesioner DLQI merupakan instrumen kuesioner psoriasis yang paling banyak digunakan karena kemudahannya untuk digunakan.[12,13]
Oleh karena sifatnya yang kronik, pasien psoriasis umumnya memiliki kualitas hidup yang lebih buruk dibandingkan populasi normal. Penurunan kualitas hidup pada pasien psoriasis dipengaruhi tingkat keparahan penyakit, rasa gatal dan nyeri, serta persepsi pribadi pasien terhadap dampak penyakit terhadap interaksi sosial dan aktivitas sehari-hari.[12,13]
Sebanyak 42,5% penderita psoriasis merasakan bahwa psoriasis menyebabkan gangguan intensitas sedang terhadap kualitas hidup sehari-hari, 32,5% merasakan psoriasis menyebabkan gangguan dengan intensitas kecil, 9,4% merasakan dampak besar, dan 3,1% merasakan bahwa psoriasis menyebabkan penurunan kualitas hidup sangat besar. Selain itu, psoriasis turut menyebabkan beban finansial besar bagi penderitanya, yang turut berkontribusi terhadap menurunnya kualitas hidup penderita psoriasis.[13,14]
Penerapan Skor PASI dalam Penentuan Terapi Psoriasis
Saat ini telah tersedia berbagai modalitas terapi untuk psoriasis, mencakup agen topikal, sistemik, fototerapi, dan agen biologik. Penggunaan berbagai modalitas terapi untuk psoriasis disesuaikan dengan tingkat keparahan psoriasis menggunakan skor PASI.[7,11]
Pada psoriasis ringan yang terlokalisir, terapi yang diberikan dapat berupa terapi medikamentosa bentuk topikal dan fototerapi. Sementara terapi untuk psoriasis tingkat sedang dapat juga mempertimbangkan terapi sistemik non-biologik maupun biologik sebagai alternatif. Untuk psoriasis tingkat berat seperti eritroderma psoriatika, gabungan terapi topikal, fototerapi, terapi sistemik non-biologik, dan biologik diperlukan. Pilihan modalitas terapi psoriasis dapat dilihat melalui Gambar 5.[3,4]
Gambar 5. Panduan Tatalaksana Psoriasis Berdasarkan Tingkat Keparahan. Sumber: dr. SK Sulistyaningrum, Sp.KK, IFAAD. Alomedika. 2022[9]
Penerapan Skor PASI dalam Evaluasi Terapi Psoriasis
Skor PASI juga dapat diterapkan dalam mengevaluasi respons pasien terhadap terapi. Evaluasi respons dilakukan setiap 1-2 bulan dimana skor PASI dihitung kembali. Bila tercapai penurunan skor PASI sebesar 75%, maka terapi yang sudah dijalankan tetap dilanjutkan. Namun, bila target tidak tercapai maka pilihan pengobatan lain yang tersedia perlu dipertimbangkan. Panduan evaluasi penurunan tingkat keparahan dapat dilihat pada Gambar 6.[7]
Gambar 6. Panduan Evaluasi Penurunan Tingkat Keparahan sebagai Indikator Keberhasilan Terapi. Sumber: dr SK Sulistyaningrum, Sp.KK, IFAAD, 2022[9]
Kesimpulan
Psoriasis merupakan penyakit kulit kronik yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi dan morbiditas apabila tidak ditatalaksana dengan baik. Sebelum menginisiasi terapi, hendaknya dokter menentukan tingkat keparahan psoriasis yang diderita setiap pasien dinilai terlebih dahulu terutama menggunakan PASI.[3,4]
Penatalaksanaan psoriasis dapat diberikan sesuai dengan tingkat keparahan setiap pasien dan evaluasi keberhasilan terapi dapat ditinjau melalui penurunan tingkat keparahan psoriasis.[3,4]