Anjuran untuk tirah baring dibandingkan dengan tetap beraktivitas pada pasien low back pain akut sederhana harus dipertimbangan keuntungan dan risikonya. Acute low back pain atau nyeri punggung bawah akut merupakan salah satu penyebab paling sering pasien membutuhkan penanganan medis. Sekitar 80% dari setiap individu akan mengalaminya sepanjang hidupnya. Artikel ini akan secara spesifik membahas mengenai anjuran terhadap low back pain akibat otot punggung yang tegang.[1-3]
Definisi Low Back Pain Akut Sederhana
Low back pain atau nyeri punggung bawah akut sederhana, adalah nyeri di area tulang lumbal akibat tegangnya otot–otot punggung. Nyeri dapat dirasakan menjalar ke kaki dalam durasi kurang dari 4 minggu. Umumnya nyeri ini muncul dan bertambah berat akibat gerakan tertentu, seperti perubahan posisi tubuh bangkit dari tidur atau duduk, mengambil barang terlalu jauh di atas atau di belakang, maupun karena mengangkat barang berat.[1,7]
Sebelum memberikan penanganan kasus low back pain, sebaiknya seorang dokter atau klinisi terlebih dahulu memastikan penyebab nyeri punggung bawah bukanlah suatu kondisi yang serius. Misalnya kondisi infeksi ginjal, pankreatitis, osteomyelitis, fraktur, serta nyeri terkait saraf tulang belakang atau kanker. Apabila disimpulkan penyebab hanya otot punggung yang tegang, maka dapat dikategorikan sebagai nyeri punggung bawah akut sederhana dan dapat diberikan tata laksana konservatif.[1-6]
Tirah Baring Vs Tetap Aktif
Sebuah penelitian metaanalisis oleh Dahm et al. pada tahun 2010, mencakup 1.923 subyek, mempelajari tentang perbandingan tirah baring dan tetap aktif pada penderita nyeri punggung bawah akut akibat otot tegang atau sciatica, disertai atau tidak disertai defisit neurologis. Hasil luaran adalah nyeri, status fungsional, lama proses pemulihan, dan kembali bekerja.[13]
Hasil penelitian menyebutkan bahwa terdapat bukti dengan kualitas moderat pada kasus nyeri punggung bawah akut tanpa defisit neurologis, pasien lebih baik dianjurkan untuk tetap aktif. Hal ini karena dapat mengurangi skala nyeri dengan standar deviasi 0,25 (0,05–0,45), mempercepat pemulihan dengan standar deviasi 0,29 (0,09–0,49), serta mempercepat perbaikan kemampuan fisik fungsional dengan standar deviasi 0,24 (0,04–0,44). Sedangkan pada kasus dengan defisit neurologis, tidak ditemukan adanya perbedaan antara anjuran tirah baring atau tetap aktif.[13]
Anjuran untuk Tetap Aktif
Nyeri punggung bawah sederhana memiliki prognosis yang baik sehingga secara umum pasien akan mengalami perbaikan dalam waktu 4 minggu pertama. Atas dasar ini, maka pasien disarankan untuk tetap aktif dalam aktivitas sehari–hari, disesuaikan dengan toleransi nyeri. Bila kondisi nyeri tidak tertahankan, maka obat antinyeri dan pengurang spasme otot dapat sangat bermanfaat untuk membantu pasien tetap aktif.[1-4,8]
Manfaat bagi penderita dengan mencoba tetap beraktivitas adalah:
- Otot sekitar tulang belakang menjadi lebih lentur dan tetap kuat sehingga pasien akan mengalami pemulihan yang lebih baik
- Mengurangi risiko nyeri berulang dan/atau menjadi kronis
- Mempercepat pasien untuk kembali bekerja dan melakukan hobi olahraga[1-4]
Batasan Aktivitas
Anjuran tetap aktif untuk pasien low back pain akut sederhana adalah pasien mampu melakukan gerakan aktivitas sehari-hari secara aman dan tidak memprovokasi nyeri. Pasien dianjurkan untuk mempertahankan postur tubuh tegak dan menghindari posisi membungkuk saat beraktivitas. Lalu disarankan untuk menghindari posisi duduk atau berdiri statik dalam waktu lama, gerakan membungkuk atau bangkit berdiri yang berulang-ulang, serta kegiatan mengangkat barang terlalu berat. [1-3,5,8]
Kemudian, bila nyeri sudah berkurang atau termasuk kategori nyeri ringan, serta aktivitas sehari-hari sudah dapat dilakukan dengan baik, maka pasien dapat disarankan untuk melakukan olahraga peregangan otot-otot sekitar tulang belakang. Olahraga ini bertujuan untuk meningkatkan kelenturan dan penguatan otot-otot, baik otot punggung serta otot abdomen. Latihan selanjutnya adalah latihan penguatan core muscles (otot punggung dan abdomen) yang akan sangat membantu dalam mengurangi nyeri, mempercepat pemulihan, serta mengurangi risiko kekambuhan.[2,6,7]
Evaluasi Ulang Setelah Aktivitas
Terkadang, sebagian pasien memerlukan evaluasi ulang dan pemeriksaan medis lanjutan apabila keluhan nyeri memburuk atau timbul keluhan baru seperti gangguan sensoris dan/atau motorik. Apabila hal ini terjadi, maka penderita harus segera ke Dokter untuk diperiksa lebih lanjut.[3,4]
Kondisi yang Memerlukan Tirah baring
Pada pasien low back pain yang sangat nyeri dan sulit melakukan aktivitas sehari–hari, dapat disarankan untuk tirah baring sementara dan maksimal 2 hari. Berbagai sumber menyebutkan bahwa yang termasuk tirah baring adalah ketika pasien menghabiskan hampir 12 jam di kasur dalam satu hari. Sehingga pasien hanya bangun dari tempat tidur untuk makan atau ke kamar mandi.[3,5,8]
Posisi tirah baring disarankan untuk tidur terlentang dengan kedua lutut ditekuk dan ditopang dengan bantal. Atau bila tidur menyamping, kedua lutut ditekuk menggunakan bantal di antara kedua lutut. Tirah baring yang lebih dari 2 hari akan berdampak pada berbagai sistem tubuh, dan secara keseluruhan dapat menyebabkan pemulihan yang lebih lama dan meningkatkan risiko kekambuhan.[3,6,7]
Dampak Tirah Baring pada Otot
Massa, diameter, kekuatan otot dan kecepatan reaksi otot terhadap perubahan gerak atau postur tubuh, akan berkurang akibat tirah baring. Secara metabolisme, hal ini terjadi karena peningkatan proteolisis protein otot lurik dan berkurangnya sintesis protein yang meningkatkan perkembangan otot lurik. Semua hal tersebut dapat mengurangi 40% kekuatan otot dalam 7 hari pertama tirah baring.[9,10]
Secara klinis, berkurangnya kekuatan otot tulang belakang berdampak pada berkurangnya stabilitas tulang belakang dan batang tubuh, sehingga rentan terkena cedera yang berulang.[10,11]
Dampak Tirah Baring pada Tulang
Tirah baring kelamaan akan menyebabkan berkurangnya beban mekanik sehingga kepadatan tulang dapat berkurang dan meningkatkan risiko patah tulang. Penelitian mendapatkan berkurangnya 1% kepadatan tulang belakang pasca 7 hari tirah baring.[9,12]
Dampak Tirah Baring pada Sistem Kardiovaskular
Tirah baring lebih dari 3 hari dapat menyebabkan hipotensi ortostatik, atau penurunan tekanan darah akibat perubahan posisi secara vertikal. Tirah baring lebih dari 30 hari berisiko penurunan curah jantung sebanyak 30%. Selain itu, risiko penyumbatan pada pembuluh darah vena (deep vein thrombosis) akan meningkat 13%, akibat dari sirkulasi darah yang statis atau lambat pada tungkai bawah karena berkurangnya aktivitas otot–otot kaki saat tirah baring.[9,12]
Dampak Tirah Baring pada Sistem Respirasi
Tirah baring terlalu lama akan meningkatkan risiko infeksi paru dan dapat mengakibatkan atelektasis. Hal ini terjadi karena saat tirah baring gerakan tulang iga untuk bernapas terhambat kasur dan tubuh, sehingga pengembangan dada dan volume tidal paru berkurang. Kondisi statis saat tirah baring juga menimbulkan akumulasi mukus di saluran pernapasan dan paru–paru. Kombinasi akumulasi mucus dengan berkurangnya volume tidal paru akan meningkatkan risiko pneumonia.[9,12]
Dampak Tirah Baring pada Sistem Pencernaan
Tirah baring akan berdampak pada transit makanan di lambung 66% menjadi lebih lama, mengurangi gerak peristalsis lambung dan usus, serta menurunkan nafsu makan. Hal ini akan mengakibatkan mudah terjadi dispepsia dan konstipasi.[12]
Kesimpulan
Setelah seorang klinisi dengan teliti menentukan diagnosis low back pain akut sederhana, maka pasien dapat diberikan tata laksana konservatif disertai anjuran untuk tetap aktif sesuai toleransi nyeri. Namun, bila nyeri tidak tertahankan maka pasien dapat dianjurkan untuk tirah baring sementara dalam waktu singkat tidak lebih dari 2 hari. Penting bagi pasien untuk memahami bahwa umumnya kondisi low back pain akut sederhana bersifat sementara, kurang dari 4 minggu akan membaik. Dan tetap beraktivitas merupakan cara untuk mempercepat pemulihan dan mengurangi risiko kekambuhan atau nyeri menjadi kronis.