Vaksin Respiratory Syncytial Virus di Masa Kehamilan untuk Mencegah Infeksi Saluran Pernapasan pada Infant

Oleh :
dr. Virly Isella

Vaksin Respiratory Syncytial Virus atau vaksin RSV yang diberikan selama masa kehamilan diduga dapat memberikan perlindungan kepada bayi. Hal ini diharapkan akan mengurangi infeksi RSV yang merupakan penyebab utama bronkiolitis atau infeksi saluran pernapasan pada anak di bawah usia 2 tahun.

Berdasarkan data CDC, sekitar 2 dari 100 anak di bawah usia 6 bulan dengan infeksi RSV perlu menjalani rawat inap, utamanya akibat bronkiolitis. Anak yang dirawat inap tersebut mungkin memerlukan suplementasi oksigen, intubasi, hingga pemasangan ventilator. Sayangnya, pencegahan infeksi RSV melalui vaksinasi belum tersedia untuk anak di bawah usia 6 bulan. Oleh karena itu, pemberian vaksinasi pada ibu hamil di trimester ketiga diharapkan dapat memberikan kekebalan pasif pada bayi melalui sirkulasi transplasental.[1-3]

Vaksin Respiratory Syncytial Virus di Masa Kehamilan, RSV

Efek Vaksin Respiratory Syncytial Virus pada Masa Kehamilan Terhadap Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan

Koivisto et al (2022) melakukan penelitian terhadap 224 sampel maternal. Studi ini mendapatkan bahwa kadar titer antibodi RSV pre-F maternal berpengaruh signifikan terhadap kejadian infeksi RSV pada anak. Pada penelitian ini, kadar titer antibodi pre-F maternal ditemukan lebih tinggi pada kelompok bayi kontrol (yang tidak dirawat inap) dibandingkan pada kelompok bayi yang dirawat akibat infeksi RSV. Hal ini menandakan adanya peran kekebalan pasif terhadap sirkulasi transplasental.[5]

Efikasi Vaksin Respiratory Syncytial Virus pada Masa Kehamilan Terhadap Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan

Dalam suatu randomized controlled trial (2020) yang melibatkan 4626 ibu hamil berusia 18-40 tahun, didapatkan bahwa pemberian vaksinasi RSV pada usia kehamilan 28-36 minggu memiliki efikasi vaksin sebesar 39,4% dalam menurunkan kejadian infeksi saluran pernapasan bawah pada neonatus hingga usia 90 hari.  Dalam uji klinis ini, infeksi saluran napas yang diukur adalah yang bermakna secara klinis, didefinisikan sebagai adanya gejala infeksi saluran pernapasan bawah, retraksi, hipoksemia, dan takipnea. Selain itu, studi ini juga menemukan bahwa pemberian vaksin RSV pada ibu hamil dapat menurunkan kebutuhan rawat inap akibat infeksi saluran pernapasan bawah yang disebabkan oleh RSV.[1,4]

Studi lain (2020) menunjukkan hasil serupa, dimana pemberian vaksin RSV pada ibu dilaporkan dapat menurunkan kejadian infeksi RSV pada anak di bawah usia 3 bulan sebesar 16,6%, namun efek proteksi ini ditemukan menurun menjadi 3,6%, pada anak usia 3-6 bulan. Pada penelitian ini disimpulkan bahwa kejadian infeksi RSV didapatkan 1,26 kali lebih besar pada kelompok anak yang lahir dari ibu yang tidak mendapat vaksin.[2]

Hasil ini juga didukung oleh studi lain (2022) yang dilakukan pada 406 wanita hamil usia gestasi 24-36 minggu. Studi ini melaporkan efikasi vaksin sebesar 91,5% terhadap infeksi saluran pernapasan bawah berat yang disebabkan oleh infeksi RSV.[6,7]

Aspek Keamanan Vaksin Respiratory Syncytial Virus

Uji klinis oleh Madhi et al melaporkan bahwa efek samping pada kelompok yang mendapatkan vaksin RSV ataupun plasebo tidak berbeda bermakna. Potensi efek samping pemberian vaksin RSV pada ibu dari waktu pemberian vaksinasi hingga 180 hari pasca melahirkan antara lain reaksi injeksi lokal, demam, dan reaksi sistemik. Penelitian ini juga melaporkan bahwa anak usia 180-364 hari yang lahir dari ibu yang mendapatkan vaksin RSV tidak mengalami efek samping serius.[4]

Hasil serupa juga didapatkan pada studi Simoes et al. Efek samping pemberian vaksin RSV yang didapatkan dalam studi ini antara lain nyeri lokal pada lokasi suntikan dan tidak dijumpai efek samping serius. Tidak didapatkan efek samping akibat pemberian vaksin RSV pada bayi hingga pengamatan sampai usia 5 bulan.[6,7]

Kesimpulan

Bukti ilmiah yang ada mengindikasikan bahwa vaksin Respiratory Syncytial Virus atau vaksin RSV yang diberikan pada kehamilan trimester ketiga bermanfaat dalam mengurangi kejadian infeksi saluran pernapasan bawah pada bayi. Data yang tersedia juga menunjukkan aspek keamanan yang baik pada ibu maupun janin. Meski demikian, perlu diketahui bahwa masih belum ada vaksin RSV yang disetujui penggunaannya pada ibu hamil, baik itu oleh FDA Amerika Serikat maupun BPOM Indonesia.

Referensi