Asam Traneksamat Tidak Bermanfaat untuk Perdarahan Gastrointestinal

Oleh :
dr.Wendy Damar Aprilano

Asam traneksamat telah digunakan secara luas sebagai terapi untuk perdarahan gastrointestinal, tetapi efikasi intervensi ini masih menuai perdebatan. Asam traneksamat diketahui dapat mengurangi perdarahan dengan melakukan inhibisi dari pemecahan fibrin.

Perdarahan gastrointestinal (GI) berat dapat menyebabkan kematian. Perdarahan dapat muncul baik dari saluran GI bagian atas maupun bawah, tetapi perdarahan GI bagian atas merupakan penyebab kematian terbanyak. Penyebab utama dari perdarahan GI bagian atas adalah ulkus peptikum, varises esofagus, hingga keganasan.

Asam Traneksamat Tidak Bermanfaat untuk Perdarahan Gastrointestinal

Angka kematian dari perdarahan GI diperkirakan 10% pada perdarahan GI bagian atas dan 3% pada perdarahan GI bagian bawah. Selain itu, banyak pasien yang mengalami perdarahan berulang setelah dilakukan hemostasis inisial.[1-3]

Hipotesis Efek Asam Traneksamat pada Perdarahan Gastrointestinal

Asam traneksamat menghambat enzim fibrinolitik, sehingga dapat meningkatkan kemampuan pembentukan bekuan darah yang stabil. Fibrinolisis diduga memainkan peran penting dalam perdarahan gastrointestinal (GI) karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa banyak pasien dengan perdarahan GI mengalami peningkatan kadar produk degradasi fibrin. Fibrinolisis juga dapat meningkatkan risiko perdarahan ulang.

Asam traneksamat dianggap dapat mengurangi kehilangan darah dan kebutuhan transfusi, sehingga diharapkan akan meningkatkan kesintasan pada pasien dengan perdarahan GI. Asam traneksamat juga diharapkan akan mencegah terjadinya perdarahan ulang.[2,5,6]

Bukti Ilmiah Terkait Efikasi Asam Traneksamat pada Perdarahan Gastrointestinal

Bukti ilmiah mengenai efikasi asam traneksamat pada perdarahan gastrointestinal masih saling bertentangan. Sebagian bukti terdahulu mendukung efikasinya, tetapi bukti-bukti baru dengan kualitas lebih baik tidak menunjukkan adanya manfaat.[1-4]

Bukti yang Mendukung Efikasi Asam Traneksamat

Sebuah tinjauan sistematik dan meta-analisis terdahulu dari uji klinis acak mengenai penggunaan asam traneksamat pada kasus perdarahan gastrointestinal (GI) bagian atas mencakup 7 penelitian dengan total sampel 1654 pasien. Tinjauan ini menunjukkan penurunan angka mortalitas pada penggunaan asam traneksamat.

Meski demikian, studi yang dievaluasi dalam tinjauan ini merupakan penelitian kecil yang tentunya memiliki bias dan predictive value yang rendah jika dibandingkan dengan penelitian dengan jumlah sampel besar. Oleh sebab itu, hasil penelitian tersebut belum dapat digunakan secara pasti untuk menjadi dasar penggunaan asam traneksamat pada kasus perdarahan GI bagian atas.[2,3]

Tinjauan sistematik lain mengevaluasi hasil dari 8 studi dengan total sampel mencapai 12.994 partisipan. Dalam tinjauan ini, seluruh studi yang dianalisis melaporkan efek asam traneksamat pada perbaikan angka mortalitas. Meski demikian, dengan interval kepercayaan 95% didapatkan hasil risk ratio antara 0,80-1,13, yang mana tidak bermakna secara statistik.[4]

Bukti Ilmiah yang Tidak Mendukung Efikasi Asam Traneksamat

Sebuah uji klinis skala besar mempelajari 12.009 pasien dengan perdarahan GI berat akut dari 164 rumah sakit pada 15 negara. Dalam studi ini, partisipan diberikan yang secara acak diberikan asam traneksamat 1 gram dosis loading diikuti dengan 3 gram dosis rumatan selama 24 jam ataupun diberikan plasebo.

Hasil penelitian menunjukan tidak ada perbedaan yang bermakna secara statistik pada pasien yang mendapatkan terapi asam traneksamat dibandingkan plasebo dalam hal risiko kematian akibat perdarahan GI. Studi ini bahkan mengindikasikan adanya peningkatan risiko thromboemboli vena hingga kejang pada kelompok asam traneksamat. Proporsi kejadian perdarahan berulang adalah sama antara asam traneksamat dengan plasebo.[1-3]

Dalam sebuah tinjauan sistematik, dievaluasi data dari 5 uji klinis yang menggunakan asam traneksamat intravena dosis tinggi pada pasien dengan perdarahan gastrointestinal. Menurut hasil analisis, asam traneksamat tidak mengurangi risiko mortalitas ataupun perdarahan. Di sisi lain, ditemukan sedikit peningkatan risiko kejadian deep vein thrombosis, emboli paru, dan kejang.[7]

Kesimpulan

Berbagai bukti ilmiah dengan kualitas bukti yang kuat mengindikasikan bahwa penggunaan asam traneksamat pada pasien dengan perdarahan gastrointestinal tidak menghasilkan perbaikan terhadap mortalitas ataupun perdarahan. Di lain pihak, terdapat bukti yang mengindikasikan peningkatan kecil risiko kejadian tromboembolisme, seperti deep vein thrombosis dan emboli paru. Meskipun terdapat bukti terdahulu yang menunjukkan efikasi dari asam traneksamat, kualitas bukti dari studi-studi tersebut tidak begitu baik dengan tingkat bias yang tinggi.

Referensi