Heparin gel merupakan obat topikal yang dijual bebas dan sering digunakan dalam kasus cedera benturan untuk menghilangkan memar ataupun mengatasi gejala nyeri dan pembengkakan.[1-3]
Benturan dapat menyebabkan kerusakan kapiler, sehingga terjadi ekstravasasi darah ke jaringan subkutan. Oleh karena hal tersebut, dapat terjadi diskolorasi pada kulit (ekimosis) serta terkumpulnya darah dalam jumlah yang cukup banyak pada jaringan di bawah kulit (hematoma subkutan). Ekstravasasi darah dan kerusakan kapiler ini seringkali diikuti reaksi inflamasi yang bermanifestasi sebagai nyeri, eritema, dan edema pada jaringan sekitar.[4,5]
Beberapa bukti ilmiah telah menyatakan heparin topikal bermanfaat untuk mengatasi inflamasi lokal akibat gangguan vena perifer. Namun, bukti ilmiah terkait penggunaan heparin topikal pada kasus cedera benturan atau impact injury masih dipertanyakan.[1-3]
Sekilas Tentang Mekanisme Kerja Heparin Topikal
Heparin merupakan antikoagulan yang secara alami diproduksi oleh sel mast dan basofil. Heparin bekerja dengan menghambat aktivasi thrombin, faktor Xa, dan molekul lain yang berperan dalam kaskade koagulasi. Selain kegunaannya sebagai antikoagulan, heparin juga memberikan efek antiinflamasi dengan menghambat berbagai mediator inflamasi dan adhesi leukosit.[6-9]
Heparin yang diaplikasikan secara topikal diyakini mampu meningkatkan trombolisis dan reabsorpsi dari hematoma yang terbentuk akibat trauma. Beberapa efek lain dari heparin yang diaplikasikan pada kulit adalah antiinflamasi, analgetik, serta mempromosikan angiongenesis, epitelialisasi, dan restorasi kolagen.
Heparin juga memodulasi kontrol terhadap mikrosirkulasi lokal, dan meningkatkan permeabilitas kulit, sehingga meningkatkan absorpsi dari zat aktif lain yang diberikan bersamaan. Mekanisme tersebut menjadi dasar penggunaan heparin pada kasus trauma superfisial, luka bakar, thrombosis superfisial, dan penyakit akibat gangguan permeabilitas.[6,10,11]
Studi Terkait Efikasi Heparin Topikal pada Cedera Benturan
Meskipun telah banyak digunakan dan diyakini manfaatnya dalam mengurangi memar akibat cedera benturan atau impact injury, bukti ilmiah efikasi heparin topikal untuk tujuan ini masih sangat terbatas. Sebuah uji klinis mencoba mengevaluasi efikasi dan keamanan low molecular weight heparin (LMWH) topikal dalam kasus ankle sprain.
Pada studi ini, 47 pasien diterapi dengan salep LMWH 250 U.-aPTT/g atau plasebo. Hasil studi menunjukkan bahwa pemberian LMWH berkaitan dengan penurunan bengkak yang signifikan sejak hari pertama pemberian dibandingkan dengan plasebo. Pemberian LMWH juga bermakna dalam mengurangi nyeri saat pergerakan maupun nyeri saat istirahat.[12]
Uji klinis acak terkontrol lain oleh Rostami et al mencoba mengevaluasi efikasi hirudoid, sebuah krim mukopolisakarida heparinoid, dalam mengurangi edema periorbital dan ekimosis pasca rinoplasti. Studi ini melibatkan 60 pasien yang dibagi ke dalam 3 kelompok, yaitu yang mendapat krim hirudoid 3 kali sehari selama 5 hari, kelompok yang mendapat dexamethasone 10 mg IV segera sebelum operasi, dan kelompok kontrol. Hasil analisis menunjukkan bahwa krim hirudoid efektif dalam mengurangi edema dan ekimosis pascarinoplasti.[2]
Studi lain yang ada umumnya menggunakan sediaan heparin yang dikombinasikan dengan zat aktif lain, misalnya epolamin diklofenak. Meskipun terdapat bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan plester transdermal kombinasi heparin-epolamin diklofenak lebih superior dibandingkan epolamin diklofenak tunggal dalam mengatasi nyeri pada kasus memar otot, tetap sulit menyimpulkan efikasi heparin topikal saja berdasarkan hasil studi ini.[13]
Ada pula penelitian lain yang menggunakan sediaan topikal kombinasi heparin 5000 IU, escin, dan dietilamin salisilat (DEAS). Hasil studi menunjukkan bahwa sediaan kombinasi ini secara signifikan mampu menghasilkan kontrol nyeri lebih cepat dibandingkan plasebo pada kasus cedera benturan. Akan tetapi, beberapa penelitian terdahulu telah membuktikan efikasi dari kombinasi escin dan DEAS saja, sehingga diperlukan studi lanjutan untuk mengonfirmasi peran heparin dalam sediaan kombinasi ini.[1,13]
Kesimpulan
Efek antiinflamasi dari heparin sering dimanfaatkan untuk menangani gejala lokal akibat cedera benturan, misalnya memar, nyeri, dan bengkak. Heparin topikal telah dilaporkan bermanfaat dalam tata laksana post operasi bedah plastik, terutama rinoplasti. Hal ini yang mungkin meyakinkan dokter untuk menggunakannya dalam terapi cedera benturan walaupun tidak ada bukti ilmiah adekuat yang mendukung.
Studi yang menunjukkan efikasi heparin topikal dalam tata laksana cedera benturan masih menggunakan sediaan kombinasi dengan zat aktif lain seperti epolamin diklofenak dan sediaan kombinasi escin dengan dietilamin salisilat (DEAS). Walaupun bukti ilmiah yang tersedia telah menunjukkan potensi manfaat heparin topikal untuk tata laksana gejala lokal cedera benturan, masih diperlukan studi lanjutan dengan sampel lebih besar dan metode penelitian lebih baik untuk memastikan efikasi dan keamanannya.