Vitamin B12 sering diberikan sebagai salah satu tata laksana neuropati diabetik tetapi bukti tentang efektivitasnya sebenarnya masih lemah. Neuropati diabetik merupakan salah satu komplikasi mikrovaskular diabetes mellitus. Bentuk yang umum ditemukan adalah neuropati diabetik perifer, neuropati diabetik otonom berupa neuropati otonom kardiovaskular, dan neuropati diabetik yang disertai nyeri.[1,2]
Neuropati diabetik dikaitkan dengan mortalitas dan morbiditas karena 2 konsekuensi klinis utama, yaitu ulkus diabetikum dan nyeri neuropatik. Selain itu, neuropati diabetik juga dikaitkan dengan artropati Charcot, fraktur, dan amputasi.[1-3]
Vitamin B12 merupakan suplemen yang sering diberikan pada pasien neuropati diabetik karena defisiensi vitamin B12 umum ditemukan pada pasien diabetes mellitus tipe 2. Defisiensi vitamin B12 sendiri dihubungkan dengan terjadinya neuropati perifer. Namun, bukti klinis yang ada tentang efektivitas pemberian vitamin B12 dalam mengurangi gejala neuropati diabetik sebenarnya masih tidak konklusif.[1-3]
Defisiensi Vitamin B12 pada Pasien Neuropati Diabetik
Defisiensi vitamin B12 pada pasien diabetes mellitus tipe 2 diduga terjadi karena obat metformin. Studi cross-sectional yang meneliti prevalensi defisiensi vitamin B12 pada pasien diabetes mellitus tipe 2 yang menggunakan metformin dalam jangka panjang melaporkan kadar vitamin B12 yang rendah, yang terjadi pada 64% pasien dengan neuropati diabetik dan 17% pasien tanpa neuropati diabetik.[1]
Dalam studi tersebut, pasien yang mengonsumsi metformin berdosis lebih tinggi juga memiliki kadar vitamin B12 yang lebih rendah. Temuan studi seperti ini menyebabkan American Diabetes Association (ADA) merekomendasikan evaluasi defisiensi vitamin B12 berkala pada pasien diabetes mellitus tipe 2 yang menggunakan metformin.[1]
Studi lain juga menyatakan bahwa penggunaan metformin selama minimal 4–5 tahun dapat menyebabkan defisiensi vitamin B12, yang tergantung pada dosis dan durasi. Metformin dapat mengurangi serapan vitamin B12 di ileum pada sekitar 30% individu. Namun, mekanisme di balik hal ini masih belum diketahui dengan pasti.[4]
Suatu meta analisis menunjukkan bahwa pasien dengan terapi metformin berisiko 2,45 kali lebih tinggi untuk mengalami defisiensi vitamin B12 dibandingkan dengan pasien yang tidak menggunakan metformin. Rata-rata kadar vitamin B12 menurun 65,8 pmol/L pada pengguna metformin.[5]
Temuan-temuan ini memunculkan hipotesis bahwa pemberian vitamin B12 mungkin bermanfaat untuk pasien neuropati diabetik. Vitamin B12 bisa berupa cyanocobalamin dan methylcobalamin. Cyanocobalamin adalah bentuk sintetik yang ditemukan dalam suplemen, sedangkan methylcobalamin adalah bentuk koenzim yang dapat diperoleh dari makanan maupun suplemen.[2]
Bukti Klinis tentang Ada Tidaknya Manfaat Pemberian Suplemen Vitamin B12 pada Pasien Neuropati Diabetik
Meskipun beberapa studi telah melaporkan peningkatan prevalensi defisiensi vitamin B12 pada pasien diabetes mellitus, studi klinis yang langsung mempelajari efektivitas suplemen vitamin B12 dalam mengurangi gejala neuropati diabetik sebenarnya masih menunjukkan bukti yang tidak konklusif dan lemah.[1,2]
Suatu uji klinis terhadap 90 pasien neuropati diabetik di Yunani yang menggunakan metformin selama minimal 4 tahun menemukan perbaikan parameter neurofisiologis, fungsi sudomotor, tingkat nyeri, dan kualitas hidup pada kelompok pasien yang diberi methylcobalamin 1000 µg/hari selama 1 tahun (P<0,001) bila dibandingkan dengan kelompok pasien yang hanya diberi plasebo. Tidak ada efek samping yang bermakna akibat vitamin B12. Namun, jumlah sampel dalam studi ini sangat kecil.[4]
Suatu tinjauan sistematik terhadap 4 studi dengan total 363 pasien neuropati diabetik mempelajari perubahan thresholds persepsi getaran, gejala neuropati, dan kecepatan konduksi saraf. Hasil tidak menemukan bukti bahwa pemberian suplemen vitamin B12 oral bisa memperbaiki gejala klinis neuropati diabetik maupun konduksi saraf.[2]
Hasil tersebut berbeda dengan suatu meta analisis terhadap 6 studi dengan total 689 pasien neuropati diabetik yang melaporkan bahwa vitamin B12 bisa mengurangi gejala neuropati dan nyeri neuropati diabetik.[6]
Tinjauan sistematik terbaru pada tahun 2022 yang dilakukan terhadap 7 studi dengan total 506 pasien menyatakan bahwa pemberian suplemen vitamin B12 bisa menaikkan kadar vitamin B12 pada pengguna metformin tetapi efektivitasnya untuk mengurangi gejala neuropati masih belum jelas karena hasil studi saling berlawanan.[7]
Tinjauan tersebut menyimpulkan bahwa suplemen vitamin B12 dapat dipertimbangkan pada pengguna metformin karena adanya risiko defisiensi vitamin B12, tetapi uji klinis berkualitas lebih baik masih diperlukan sebelum vitamin B12 bisa dimasukkan dalam pedoman penatalaksanaan neuropati diabetik.[7]
Kesimpulan
Defisiensi vitamin B12 sering terjadi pada pasien diabetes mellitus yang menggunakan metformin selama minimal 4 tahun. Prevalensi defisiensi ini juga dilaporkan tinggi pada pasien neuropati diabetik. Pemberian suplemen vitamin B12 dapat menaikkan kadar vitamin B12 dan memiliki efek samping minimal, sehingga mungkin dipertimbangkan pada pengguna metformin yang mengalami defisiensi vitamin B12.[1-7]
Namun, bukti klinis tentang efektivitas suplemen vitamin B12 dalam memperbaiki gejala neuropati diabetik sebenarnya masih lemah. Beberapa studi menemukan manfaat, sedangkan beberapa studi tidak menemukan manfaat vitamin B12 terhadap perbaikan gejala klinis maupun konduksi saraf. Mayoritas studi yang ada saat ini juga memiliki jumlah sampel terlalu kecil. Uji klinis berskala lebih besar masih diperlukan mengingat angka kejadian diabetes mellitus yang tinggi.[1-7]
Untuk saat ini, penatalaksanaan neuropati diabetik tetap berfokus pada kontrol glikemik, modifikasi gaya hidup, dan manajemen nyeri neuropatik. Belum ada bukti klinis yang cukup kuat untuk memasukkan vitamin B12 ke dalam pedoman terapi.[3,7]