Kapsul vibrasi merupakan tata laksana non-farmakologis yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi gejala konstipasi. Kapsul ini dinilai dapat membantu proses defekasi, mengurangi keparahan dari konstipasi, mengurangi penggunaan medikamentosa, dan juga dapat ditoleransi dengan baik oleh pengguna, sehingga secara keseluruhan mampu meningkatkan kualitas hidup penderita konstipasi.[1]
Penderita konstipasi atau sembelit dapat mengalami gejala sulit berdefekasi, frekuensi defekasi yang sedikit, dan rasa defekasi yang tidak tuntas. Gejala tersebut dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Meskipun sudah banyak pengobatan farmakologis yang ada untuk membantu meredakan gejala konstipasi, 40-50% pasien masih tidak puas akan hasil pengobatan.[1,2]
Penggunaan Kapsul Vibrasi
Kapsul vibrasi merupakan salah satu jenis fisioterapi non-farmakologis yang dinilai aman dan efektif untuk menginduksi gerakan usus besar secara spontan untuk membantu proses defekasi pada pasien konstipasi. Stimulasi mekanis yang ditimbulkan diharapkan dapat menginduksi terjadinya pergerakan usus besar secara alami tanpa mengubah konsistensi dari feses.
Mekanisme stimulasi fisik yang dihasilkan masih belum terlalu jelas, namun diduga proses ini berhubungan dengan reaksi parasimpatetik yang meningkatkan motilitas usus dan juga merelaksasi sfingter. Konsumsi kapsul ini diharapkan dapat mengurangi gejala dari konstipasi, memiliki efek terapi jangka panjang, sehingga secara keseluruhan meningkatkan kualitas hidup dari penderitanya.[1-3]
Cara Penggunaan
Kapsul vibrasi dibuat dari plastik dan tidak mengandung komponen lateks atau disebut latex-free sehingga dapat ditelan sama dengan jenis pil lainnya dan dapat melewati gastrointestinal secara alami. Kapsul dapat ditelan dengan makanan ataupun dengan air hingga akhirnya dikeluarkan secara alami dari tubuh. Kapsul dapat ditelan kapan saja sesuai dengan kenyamanan pengguna. Kapsul hanya untuk sekali pakai dan tidak untuk digunakan kembali.[1-4]
Kapsul ini dikontrol dengan menggunakan smartphone dan kapsul dilengkapi dengan chip komputer yang dapat diprogram untuk membuat kapsul bergetar dalam beberapa siklus. Kapsul ini bekerja 8-15 jam setelah dikonsumsi pasien untuk memastikan kapsul sudah memasuki usus besar dimana ia ditargetkan untuk bekerja. Vibrasi ditetapkan kurang lebih sebanyak 12 siklus/menit dengan frekuensi getaran 3-9 Hz. Selama tata laksana dengan kapsul vibrasi, pasien diharuskan untuk mengonsumsi 1 kapsul setiap 3-4 hari hingga total 12 kapsul.[1,5]
Peringatan Penggunaan
Hal yang perlu diperhatikan sebagai tanda-tanda kegawatdaruratan sehabis mengonsumsi kapsul vibrasi adalah warna feses yang berubah menjadi hitam, berdarah, nyeri abdomen, mual dan muntah. Kapsul vibrasi juga harus diletakkan jauh dari jangkauan anak-anak karena efikasi dan keamanan pada anak belum ditetapkan.[1-5]
Keuntungan Penggunaan Kapsul Vibrasi
Menurut serangkaian uji klinis yang dipublikasikan oleh Rao et al, proporsi pasien yang mengalami peningkatan pergerakkan usus didapatkan lebih banyak pada kelompok kapsul vibrasi dibandingkan plasebo. Kelompok penelitian ini berpostulasi bahwa dorongan usus besar untuk bergerak dapat dideteksi oleh otak dan seiring waktu akan membantu usus mendapat kembali fungsi normal tanpa perlu bantuan tambahan lagi.[3,5]
Efek samping pada penggunaan kapsul vibrasi juga dinilai rendah sehingga dapat ditoleransi dengan baik oleh para pengguna. Tidak ada perbedaan mengenai kejadian kembung antara pengguna plasebo dan pengguna kapsul vibrasi. Beberapa dari pengguna melaporkan efek samping berupa sensasi getaran namun tetap melanjutkan penggunaan.
Kapsul vibrasi juga tidak mengubah konsistensi dari feses dan hanya meningkatkan motilitas usus untuk membantu pergerakkan dari feses. Kapsul vibrasi juga tidak mengganggu mikrobioma usus besar sehingga tidak menimbulkan efek samping seperti yang terjadi pada penggunaan laksatif.[1,3,5,6]
Limitasi Penggunaan Kapsul Vibrasi
Retensi kapsul vibrasi di dalam tubuh merupakan salah satu risiko yang perlu dipertimbangkan. Jika terjadi retensi kapsul di dalam tubuh, yakni kapsul berada di dalam tubuh selama lebih dari 14 hari, endoskopi harus segera dilakukan untuk mengeluarkan kapsul. Kapsul juga harus diaktivasi terlebih dahulu sebelum dikonsumsi dengan menggunakan alat kontrolnya atau smartphone.[1]
Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan Kapsul Vibrasi
Penggunaan kapsul vibrasi diperuntukan untuk pasien dewasa yang mengalami konstipasi fungsional yang sudah kronis, terutama yang tidak berespon dengan pengobatan farmakologis, seperti penggunaan laksatif dosis adekuat selama setidaknya 1 bulan.
Penggunaan kapsul vibrasi perlu dihindari pada pasien dengan alarm sign gastrointestinal seperti:
- Penurunan berat badan yang tidak diketahui sebabnya atau penurunan berat badan lebih dari 10% dalam 3 bulan terakhir
- Adanya darah pada feses, kecuali darah yang disebabkan hemoroid
- Alergi pada materi polimerik
- Penggunaan pacemaker atau alat medis tanam lain yang dikontrol mesin, atau memiliki magnet dan elektronik
- Kesulitan dalam menelan kapsul
- Memiliki lesi organik seperti Zenker’s diverticulum
- Gangguan organik gastrointestinal seperti obstruksi usus, perforasi usus, dan Crohn’s Disease
- Pasien hamil serta menyusui[1-3,6-9]
Pasien dengan gangguan otot pelvis juga diduga tidak akan merasakan manfaat dari penggunaan kapsul vibrasi ini karena penyebab konstipasi bukanlah masalah motilitas usus. Kapsul vibrasi juga tidak kompatibel dengan magnetic resonance (MR), termasuk penggunaan mesin MRI (Magnetic Resonance Imaging).[1,3,5,6-9]
Kesimpulan
Kapsul vibrasi merupakan modalitas non-farmakologis baru yang diteliti untuk mengatasi keluhan konstipasi. Beberapa studi telah menunjukkan efikasi dan keamanannya dalam mengatasi konstipasi fungsional. Meski begitu, obat ini tidak digunakan pada kasus konstipasi yang berkaitan dengan penyakit organik pada gastrointestinal, misalnya keganasan, obstruksi usus, atau Crohn’s disease. Perlu diperhatikan pula bahwa kapsul ini tidak kompatibel dengan mesin medis yang menggunakan elektromagnetik, termasuk MRI dan pacemaker.