Alo Dr. Renate,

Terima kasih atas pertanyaan yg menarik dan cukup sering ditanyakan oleh teman-teman sejawat.

Edukasi pada orang tua dengan cleft lip dapat dilakukan pada beberapa kesempatan: misalnya pada saat bayi masi dalam kandungan dilakukan USG prenatal yang dapat mendeteksi kelainan kongenital wajah, atau saat bayi sudah lahir dan diketahui mempunyai kelainan bawaan sumbing bibir.

Yang perlu diperhatikan pertama adalah psikologis orang tua ketika mengetahui anaknya mengalamai kelainan, proses "breaking bad news" perlu dilakukan secara baik sehingga orang tua tidak merasa disalahkan atas kelainan yang terjadi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjelaskan beberapa poin utama:

1. Kelainan sumbing penyebabnya saat ini masih diteliti, belum ada studi yang menujukan hubungan kausal yang pasti. Sehingga orang tua tidak perlu khawatir apakah mereka harus disalahkan baik pihak ibu atau bapak mengenai kondisi ini.

2. Kelainan sumbing dapat diperbaik dengan teknik bedah plastik rekonstruksi, kemajuan teknik pembedahan sumbing dan manajemennya saat ini sangat baik sehingga luaran baik dari segi estetik maupun fungsi dapat mendekati normal, sehingga anak memiliki masa depan psikososial yang baik.

3. Operasi dan timingnya dilakukan berulang dan bertahap, sekitar 10 tahap untuk mencapai hasil yang maksimal pada anak sejak umur 10 minggu sampai dewasa (21 tahun) saat pertumbuhan wajah selesai. Untuk referensi tindakan dan timingnya dapat merujuk pada link berikut: https://www.chop.edu/treatments/surgical-repair-cleft-lip-and-palate

4. Banyak sekali yayasan atau non profit organization yang beregerak untuk membantu anak dengan kelainan sumbing ini, sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengurangi biaya operasi. Disamping pemerintah Indonesia juga dengan program BPJSnya menanggung penuh tindakan bedah plastik dan rekonstruksi sejak awal sampai dewasa

Terima kasih