Kesiapan Faskes I dalam Pelayanan Rawat Inap - Diskusi Dokter

general_alomedika

Alo dokter.Saya baru mengetahui fakta bahwa tidak semua di IGD Puskesmas ada dokter standby 24 jam. Dulu ketika internship saya mengetahui kalau memang ada...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Kesiapan Faskes I dalam Pelayanan Rawat Inap

    Dibalas 16 Februari 2025, 07:16
    Anonymous
    Anonymous
    Dokter Umum

    Alo dokter.

    Saya baru mengetahui fakta bahwa tidak semua di IGD Puskesmas ada dokter standby 24 jam. Dulu ketika internship saya mengetahui kalau memang ada sistem on call dimana jika ada pasien baru dokter jaga datang ke IGD Puskesmas. Tapi yang saya temui di lapangan ternyata ketika ada pasien konsultasi hanya via telfon, dan karena pelayanan oleh dokter hanya melalui telfon dokter jadi tidak mengetahui kondisi pasien.

    Saya pernah menemui pasien rujukan dengan keluhan sesak sudah rawat inap di Puskesmas 4 jam, dirujuk ke RS dengan Dyspneu susp. PPOK. Tapi ketika saya tanya apakah ada rhonki wheezing dari pihak perujuk tidak tau karna dokter tidak melakukan pemeriksaan fisik langsung. Terapi yang diberikan Inf RL, O2 NK 3 lpm, dan PO Antasida. Ketika saya tanya kenapa tidak diberikan nebulizer jika memang kecurigaan mengarah ke PPOK Eksaserbasi Akut, pihak perujuk mengatakan jika nebulizer habis di Puskesmas dan dari dokter Puskesmas hanya memberikan advice terapi di atas.

    Selain itu, saya juga menemui pihak Puskesmas yang terkesan sangat menghemat obat. Saya pernah mendapatkan pasien rujukan anak demam di Puskesmas dirawatinapkan namun tidak diberikan obat penurun demam hanya infus saja padahal kondisi anak saat itu sedang demam, kemudian pasien dirujuk ke RS karena demam tidak kunjung turun. Kasus lain saya pernah mendapatkan rujukan pasien Colic Abdomen nyeri di epigastrik, di Puskesmas mendapatkan terapi infus dan obat-obatan per oral seperti Antasida dan Domperidone. Saya tanya apakah di Puskesmas tidak ada obat injeksi, oleh pihak perujuk dijawab ada tapi memang dokter tidak memberikan advice injeksi.

    Dengan kasus-kasus yang saya temui di atas saya jadi mempertanyakan kesiapan beberapa faskes I rawat inap dalam pelayanannya. Kemudian apakah memang obat-obatan ini terkendala birokrasi obat sehingga terkesan dihemat di Puskesmas atau bagaimana. Kemudian apakah hal seperti di atas misalnya terkait ketersediaan obat, bisa dilaporkan ke Dinas Kesehatan kota misalnya untuk perbaikan sehingga pelayanan yang dilakukan dapat sesuai dengan ketentuan BPJS terkait penyakit-penyakit yang memang harus ditangani di faskes I.

16 Februari 2025, 07:16
Ijin saya menjawab dokter, berdasarkan pengalaman saya
Mohon maaf jika ada salah kata
Mungkin pasien yg dirujuk oleh puskesmas terkait merupakan PKM Rawat Jalan, yg dimana pelayanannya ditutup jam 14.00, tpi biasanya biarpun itu PKM rajal, UGD tetap dibuka tapi untuk pasien bersalin, jadi mungkin saat itu pasien datang dengan kondisi gawat darurat, tidak bisa dirawat dan tatalaksana lebih lengkap jadi pasien dirujuk, dengan advis by konsul.
Atau bisa saja terjadi dokter di puskesmas tsb, sementara tidak ada tempat atau sementara cuti, itu biasa terjadi jika puskesmasnya hanya memiliki 1 dokterSetahu saya dokter, pengadaan obat di puskesmas itu melalui dua cara yaitu melalui Dinkes atau Pengadaan Sendiri, dan itu diatur melalui Fornas dokter dan tergantung lagi kemampuan APBD kabupaten tersebut.
Jadi ada obat-obat injeksi yang memang sesuai Fornas tidak boleh ada di Puskesmas kecuali pengadaan mandiri.
Kebanyakan puskesmas mengandalkan dinkes dokter, karena kalau mau mengandalkan pengadaan sendiri, kebanyakan puskesmas tidak bisa melakukan itu, karena biasanya dana kapitasi yang digunakan, tidak semua puskesmas, memiliki dana kapitasi yang besar.
Pengadaan mandiri juga dokter, tidak bisa dilakukan dalam jumlah besar kecuali puskesmasnya punya apoteker dan dana kapitasi yang besar.
Obat di puskesmas dokter, kebanyakan tidak ada, saya bahkan pernah mendapat pasien vomitus profuse saya terapi dengan vitamin b complex karena domperidon tidak ada dok, itu hanya sebagian kecil dari berbagai masalah yang berkaitan dengan ketersediaan obat.Dan apakah hal tersebut bisa dilaporkan ke dinas kesehatan, sangat bisa dokter, hanya masalahnya, hal ini bukan baru terjadi dokter, hal ini sudah terjadi selama bertahun-tahun, dimana itu merupakan salah satu kesulitan di puskesmas, karena biarpun puskesmas tersebut adalah PKM Rawat Inap, tidak semua puskesmas memiliki ketersediaan obat dan fasilitas yang lengkap.
Tapi masalah itu pasti tetap dilaporkan, hanya penyelesaiannya yg lama, dan pasti akan berulang, apalagi terkait dengan ketersediaan obat
Dimana hal ini sangat kompleks dan tidak bisa dilihat hanya dari satu sisi
Apalagi kalau PKMnya jauh dari kota atau di kabupaten yang jauh dri provinsi🙏
14 Februari 2025, 16:27
Alo dokter
Sebelumnya dokter bekerja di kabupaten atau di ibu kota provinsi dokter? Dan dokter bekerja di PKM atau RS?
15 Februari 2025, 13:58
saya menunggu jawaban atas pertanyaan ini.
15 Februari 2025, 21:22
Anonymous
Anonymous
Dokter Umum
Di kabupaten di Pulau Jawa, kebetulan bukan termasuk daerah 3T. Jarak dari Puskesmas ke fasyankes lain seperti RS tipe B dan tipe A hanya 40 menit-1 jam.
Saya bekerja di RS