Pemberian ranitidin pada pasien DBD - Diskusi Dokter

general_alomedika

Alodokter, apakah pemberian rantidin tetap diperkenankan pada pasien DBD? Karena beberapa TS beranggapan pemberian ranitidin dapat memperburuk kondisi...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Pemberian ranitidin pada pasien DBD

    Dibalas 24 Januari 2025, 02:08

    Alodokter, apakah pemberian rantidin tetap diperkenankan pada pasien DBD? Karena beberapa TS beranggapan pemberian ranitidin dapat memperburuk kondisi trombositopenia pada pasien DBD.


    Tapi yang saya baca dari jurnal kondisi ini hanya terjadi pada kasus pasien yang kritis. Terima kasih sebelumnya.

28 Februari 2020, 16:41
dr. Hendra Gunawan SpPD
dr. Hendra Gunawan SpPD
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Alo dokter, penggunaan ranitidine pada DBD pada umumnya masih diperbolehkan, dengan memertimbangkan risk/benefitnya, apakah pada pasien memang ada riwayat dispepsia? bila mual tanpa adanya riwayat dispepsia baik organik maupun fungsional seyogyanya diberikan simtomatis dulu. Penggalian riwayat efek samping obat juga diperlukan walaupun terkesan remeh sehingga kita dapat mengerti apa yang sebenarnya dibutuhkan pasien. Seni anamnesis tersebut yang akan membedakan satu dokter dengan yang lainnya. 
01 Maret 2020, 08:29
Baik dokter terima kasih atas sharingnya🙏
28 Februari 2020, 13:32

Alo Dok, 

Yang saya baca dari pedoman WHO SEARO, justru pada pasien DF atau DHF dengan komplikasi ensefalopati, malah dianjurkan untuk pemberian H2 blocker atau PPI untuk mengurangi perdarahan saluran cerna. Ref: Dengue and - World Health Organizationapps.searo.who.int › pds_docs

28 Februari 2020, 13:39
Baik terima kasih dok atas sharingnya 🙏
28 Februari 2020, 14:11
Terima kasih untuk informasinya dok
28 Februari 2020, 00:08
27 Februari 2020, 21:03
Alo dokter, selamat malam

Kasus drug-induced thrombocytopenia yang spesifik disebabkan oleh antagonis H2 memang dapat terjadi, namun kasus yang dilaporkan sangat jarang. Sehingga, belum bisa menjadi tolok ukur untuk mengkontraindikasikan penggunaan antagonis H2 pada kasus DBD.

Akan tetapi, jika terdapat kecurigaan munculnya trombositopenia imbas obat, maka perlu dipikirkan alternatif lain dalam pemberian obat yang sesuai dengan klinis pasien.

Referensi: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3062128/
Bermanfaat sekali. Terimakasih dok
24 Januari 2025, 02:08
Alo dokter..izin menambahkan dok...
Pemberian ranitidine pada pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi perdebatan. Sebelumnya, ranitidine digunakan untuk mengobati gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, dan diare pada pasien DBD.Namun, beberapa studi telah menunjukkan bahwa ranitidine dapat memperburuk kondisi trombositopenia pada pasien DBD. Trombositopenia adalah kondisi di mana jumlah trombosit dalam darah rendah, yang dapat meningkatkan risiko perdarahan.Alasan Pemberian Ranitidine Dapat Memperburuk Trombositopenia
1. Ranitidine dapat mengganggu fungsi trombosit, sehingga meningkatkan risiko perdarahan.
2. Ranitidine dapat memperburuk kondisi trombositopenia dengan mengurangi produksi trombosit.Rekomendasi
1. Pemberian ranitidine pada pasien DBD harus dilakukan dengan hati-hati dan diawasi oleh dokter.
2. Dokter harus mempertimbangkan manfaat dan risiko pemberian ranitidine pada pasien DBD.
3. Jika memungkinkan, dokter dapat mempertimbangkan penggunaan obat lain yang lebih aman untuk mengobati gejala gastrointestinal pada pasien DBD.Sumber
1. World Health Organization (WHO).
2. Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
3. Kementerian Kesehatan RI.
4. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI).
27 Februari 2020, 21:03
Alo dokter, selamat malam

Kasus drug-induced thrombocytopenia yang spesifik disebabkan oleh antagonis H2 memang dapat terjadi, namun kasus yang dilaporkan sangat jarang. Sehingga, belum bisa menjadi tolok ukur untuk mengkontraindikasikan penggunaan antagonis H2 pada kasus DBD.

Akan tetapi, jika terdapat kecurigaan munculnya trombositopenia imbas obat, maka perlu dipikirkan alternatif lain dalam pemberian obat yang sesuai dengan klinis pasien.

Referensi: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3062128/
28 Februari 2020, 13:39
Baik terima kasih dok atas sharingnya 🙏
28 Februari 2020, 14:50
Sangat bermanfaat sharingnya Dok.
23 Januari 2025, 11:00
Terimakasih sharingnya sangat bermanfaat