Alo dr Dessy SpPD, izin bertanya, bagaimana penanganan pasien dengan hasil pemeriksaan lab Hba1c prediabet namun GDP normal. tanpa gejala mengarah ke diabet....
Penanganan pasien prediabet - Penyakit Dalam Ask the Expert - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Penanganan pasien prediabet - Penyakit Dalam Ask the Expert
Dibalas 07 April 2022, 12:12
Anonymous
Dokter Umum
Alo dr Dessy SpPD, izin bertanya, bagaimana penanganan pasien dengan hasil pemeriksaan lab Hba1c prediabet namun GDP normal. tanpa gejala mengarah ke diabet. Apasaja yang dapat menyebabkan kondisi hbac meningkat? Apakah stress berperan? Kemudian informasi apa saja yang perlu disampaikan pada pasien prediabet tanpa gejala? Apakah pemberian profilaksis metformin terbukti lebih baik sebagai pencegahan diabetes pada kondisi tersebut?
Dibuat 07 April 2022, 11:21
07 April 2022, 12:12
dr.Desy Puspa Putri, Sp.PD.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
ALO Dokter, terimakasih atas pertanyaannya.Kadar HbA1c dapat meningkat pada kondisi anemia defisiensi besi, hiperbilirubinemia, diet tinggi glukosa, kekurangan vitamin B12 dan alkoholisme. Sedangkan prediabetes sendiri ditegakkan jika kadar HbA1c berada di rentang 5,7-6,4. Jika ingin memastikan, boleh dilakukan pemeriksaan ulang dalam 3 bulan jika memang ada faktor risiko seperti riwayat DM pada keluarga, kegemukan.Menurut Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Prediabetes tahun 2019, disarankan yang pertama tetap modifikasi gaya hidup, meliputi:
1. Pengaturan asupan diet yang diatur secara individual
2. Aktivitas fisik dengan metode FITTSelain itu, bisa diberikan tatalaksana farmakologis, yakni dengan metformin, tiazolidinedion, acarbose, DPP4 inhibitor, GLP-1 RA ataupun orlistat.Untuk Metformin, bermanfaat meningkatkan sensitivitas insulin, memperbaiki ambilan glukosa Perifer, membantu metabolisme lemak, namun ada efek samping kekurangan vitamin B12. ADA menyarankan pemakaian Metformin bagi individu di bawah 60 tahun dg BMI lebih dari 35 dengan dosis awal 500 mg per hari tablet lepas lambat.
Semoga informasi ini membantu, Dokter!
1. Pengaturan asupan diet yang diatur secara individual
2. Aktivitas fisik dengan metode FITTSelain itu, bisa diberikan tatalaksana farmakologis, yakni dengan metformin, tiazolidinedion, acarbose, DPP4 inhibitor, GLP-1 RA ataupun orlistat.Untuk Metformin, bermanfaat meningkatkan sensitivitas insulin, memperbaiki ambilan glukosa Perifer, membantu metabolisme lemak, namun ada efek samping kekurangan vitamin B12. ADA menyarankan pemakaian Metformin bagi individu di bawah 60 tahun dg BMI lebih dari 35 dengan dosis awal 500 mg per hari tablet lepas lambat.
Semoga informasi ini membantu, Dokter!