Penegakan diagnosis Insomnia dan etiologinya - Diskusi Dokter

general_alomedika

Alodokter! Selamat malam dok, ijin bertanya, laki-laki 29 tahun datang bersama ibunya dengan keluhan tidak bisa tidur sejak 2 minggu, pasien mengatakan sulit...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Penegakan diagnosis Insomnia dan etiologinya

    Dibalas 16 Juni 2019, 01:21

    Alodokter! 

    Selamat malam dok, ijin bertanya, laki-laki 29 tahun datang bersama ibunya dengan keluhan tidak bisa tidur sejak 2 minggu, pasien mengatakan sulit memulai tidur. Ketika bisa tidur, pasien mengatakan sering terbangun. Keesokan harinya pasien merasa lemas. Pasien juga mengeluh sesak yang tidak tentu munculnya. Namun sesak dikatakan hanya sedikit dan tidak sampai mengganggu aktivitas. Kesemutan pada tangan dan kaki juga dirasakan oleh pasien. Terkadang pasien juga merasakan nyeri di daerah penisnya. 2 tahun yang lalu pasien sempat mengalami kencing nanah namun dikatakan sudah sembuh setelah berobat ke dokter. Pasien adalah seorang duda dan saat ini tidak bekerja. Pasien menyangkal ada sesuatu yang membebani pikirannya saat ini. Di puskemas hanya diberikan vitamin b komplek dan dikie mengenai sleep hygiene. 1 minggu kemudian pasien datang untuk meminta rujukan insomnianya. Pasien mengatakan mendapat alprazolam dari dokter umum dan hanya bisa tidur setelah minum obat.

    St.present : ku tampak baik, TNSR : dbn

    St.general: dbn 

    St.neurologis: motorik dan sensorik di manus dan pedis dbn

    St.psikiatri: blm dievaluasi 

    Yang ingin saya tanyakan: 

    1. Apakah insomnia pada pasien ini sudah boleh ditegakkan dan sudah boleh diterapi dengan medikamentosa dok? karena setau saya insomnia bisa ditegakkan bila keluhan menetap selama 1 bulan. 

    2. Kira-kira apa saja yang bisa menjadi penyebab insomnia pada pasien ini, lalu apa workup diagnostic yang bisa dilakukan?

    Mohon sharingnya dokter, terimakasih 🙏

15 Juni 2019, 09:18
Selamat pagi dr. Wulan,

1. Kalau merujuk Kriteria PPDGJ III tentang durasi insomnia : gangguan terjadi minimal tiga kali dalam seminggu selama minimal 1 bulan, jika pada pasien ini sudah terjadi 2 minggu dalam asumsi saya 14 kali maka saya pikir diagnosa sudah dapat ditegakkan. 

2. Untuk membedakan insomnia primer ataupun sekunder butuh anamnesa yang mendalam (hingga wawancara psikiatri) yang sulit dilakukan dalam setting puskesmas. Terlebih pasien juga mengeluh sesak dan nyeri penis (kecurigaan somatisasi karena dr katakan hasil pemeriksaan fisik normal) dan riwayat stress ditinggal pasangan (meninggal atau bercerai?) .

Jika ingin ditangani di puskesmas mungkin bisa digali lagi lebih dalam selain waktu tidur, kebiasaan sebelum tidur (sleep higiene), dan ada atau tidaknya gejala lain yang berhubungan dengan insomnia pasien (nafsu makan, gairah hidup, suasana hati), riwayat mengkonsumsi obat-obatan, dan riwayat penyakit sebelumnya. 

Agar tepat diagnosis dan tepat terapi. 

Penggunaan Alprazolam dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan gangguan depresi. 
15 Juni 2019, 09:19
Bila perlu menggunakan instrumen psikiatri agar obyektif menggunakan skor. Dan ada dasar yang kuat terapi yang kita berikan sesuai guideline.

Demikian pendapat saya, semoga membantu. 

15 Juni 2019, 20:14
Terimakasih sharingnya dokter 🙏 
Pada pasien ini baru 2 minggu mengalami keluhan, sedangkan minimal 1 bulan keluhan persisten baru dapat didiagnosis dan diterapi, jadi pada pasien ini tetap didiagnosis walaupun belum 1 bulan ya dok?
Sebaiknya pasien dirujuk ke psikiater atau neurologist dok? 
15 Juni 2019, 21:48
dr. Ade Wijaya SpN
dr. Ade Wijaya SpN
Dokter Spesialis Saraf

1. Menurut International Classification of Sleep Disorders (ICSD-3) Insomnia dapat diklasifikasikan menjadi insomnia kronik, insomnia jangka pendek, dan gangguan insomnia lainnya. Pasien Anda bisa didiagnosis sebagai insomnia jangka pendek. Terapi medikamentosa boleh saja diberikan tetapi pada prinsipnya penatalaksanaan insomnia tetap mengutamakan terapi non medikamentosa, serta mengatasi kondisi penyebab.

2. Insomnia jangka pendek paling sering disebabkan oleh adanya stressor atau perubahan rutinitas atau jadwal tidur. Workup diagnostik bisa menggunakan sleep diary and sleep disorders questionnare, workup diagnostik lainnya tentunya tergantung dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik yang sejawat lakukan, apakah terdapat kecurigaan insomnia disebabkan oleh kondisi tertentu.

Demikian. Semoga membantu.

Sumber: Pedoman Tatalaksana Gangguan Tidur PERDOSSI. 

16 Juni 2019, 01:21
15 Juni 2019, 20:14
Terimakasih sharingnya dokter 🙏 
Pada pasien ini baru 2 minggu mengalami keluhan, sedangkan minimal 1 bulan keluhan persisten baru dapat didiagnosis dan diterapi, jadi pada pasien ini tetap didiagnosis walaupun belum 1 bulan ya dok?
Sebaiknya pasien dirujuk ke psikiater atau neurologist dok?