Alo dok, sy ada px wanita 18th dgn urtikaria sudah hampir 2 bulan terakhir. Muncul pertama kali mendadak setelah px post ranap di RS dgn demam tifoid. Kambuh...
Manajemen pasien dengan urtikaria kronik durasi sudah 2 bulan - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Manajemen pasien dengan urtikaria kronik durasi sudah 2 bulan
Alo dok, sy ada px wanita 18th dgn urtikaria sudah hampir 2 bulan terakhir. Muncul pertama kali mendadak setelah px post ranap di RS dgn demam tifoid. Kambuh hampir setiap hari dgn pemicu yg tidak jelas. Px juga mengatakan jika digaruk atau kena pukul/terbentur kulitnya memerah dan timbul (seperti dermatografisme ya dok?). Px bahkan rutin konsumsi cetirizin 2x sehari tp masi tidak ada perbaikan. Px memang ada riw alergi seafood, namun jarang konsumsi dan jarang kambuh jg
Px sdh sy kie utk menghindari hal2 apa saja yg bisa jadi pencetus. Apakah ada terapi tambahan yg bisa sy berikan nggih? Atau apakah urtikaria kronis indikasi utk rujukan? jika iya apakah bisa dirujuk dgn bpjs atau tacc ya dok?
Alo Dokter,
Urtikaria kronis adalah urtikaria yang sudah berlangsung >6 minggu. Kondisi ini bisa terjadi akibat reaksi pascainfeksi, penyakit autoimun (biasanya akibat hipotiroidisme), alergi makanan (sangat jarang), atau keganasan (meskipun hubungan sebab akibatnya masih belum jelas).
Pemeriksaan fungsi tiroid dan tes darah lengkap diperlukan untuk mengeliminasi kemungkinan adanya hipotiroidisme, peradangan, atau sel darah yang imatur (keganasan). Tes alergi seperti skin prick test tidak diperlukan untuk urtikaria kronis.
Untuk penanganan:
1. Hindari pemicu urtikaria atau faktor lain yang bisa memicu eksaserbasi
2. Antihistamin generasi kedua, seperti cetirizine yang sudah digunakan pada kasus ini, dapat ditingkatkan dosisnya hingga 4 kali dosis normal (4 tablet per hari). Hindari menggunakan antihistamin generasi pertama.
3. Terapi lini kedua, seperti antibodi monoklonal atau ciclosporin, bisa diberikan setelah merujuk pasien ke subspesialis rheumatologi.
Berikut referensi lebih lanjutnya Dok:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK555910/