Alo dokter, izin bertanya, saat ini apa saja ya dok regimen terapi insomnia yang boleh diresepkan oleh dokter umum? Dan boleh diterapi berapa lama ya dok..
Regimen terapi insomnia oleh dokter umum - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Regimen terapi insomnia oleh dokter umum
Dibalas 09 November 2021, 06:50
dr. Reren Ramanda
Dokter Umum
Alo dokter, izin bertanya, saat ini apa saja ya dok regimen terapi insomnia yang boleh diresepkan oleh dokter umum? Dan boleh diterapi berapa lama ya dok..
Dibuat 05 November 2021, 08:55
05 November 2021, 09:18
dr. Leonita Ariesti Putri, Sp.KJ., MSc
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa
Izin berbagi sedikit dok. Sepengetahuan saya, insomnia merupakan kompetensi 4a bagi dokter umum, sehingga dokter umum perlu dapat memastikan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang apakah insomnia organik atau non-organik, kemudian memberikan tatalaksana sesuai etiologinya. Untuk lini pertama tatalaksana insomnia adalah non-medikamentosa, yaitu dengan sleep hygiene. Berikut beberapa artikel mengenai sleep hygiene:
https://www.alodokter.com/kesulitan-tidur-coba-terapkan-sleep-hygiene
https://www.cdc.gov/sleep/about_sleep/sleep_hygiene.html
https://www.sleepfoundation.org/sleep-hygieneKemudian apabila memang terindikasi dan perlu meresepkan medikamentosa berupa benzodiazepine, pilihlah yang long-acting (contoh: diazepam) atau intermediate acting (contoh: lorazepam). Hindari pemberian short-acting benzodiazepine (contoh: alprazolam) karena potensi risiko toleransi dan withdrawal effectnya. Semoga sedikit membantu. Mohon pencerahan dan sharing pengalaman dari TS lainnya.
https://www.alodokter.com/kesulitan-tidur-coba-terapkan-sleep-hygiene
https://www.cdc.gov/sleep/about_sleep/sleep_hygiene.html
https://www.sleepfoundation.org/sleep-hygieneKemudian apabila memang terindikasi dan perlu meresepkan medikamentosa berupa benzodiazepine, pilihlah yang long-acting (contoh: diazepam) atau intermediate acting (contoh: lorazepam). Hindari pemberian short-acting benzodiazepine (contoh: alprazolam) karena potensi risiko toleransi dan withdrawal effectnya. Semoga sedikit membantu. Mohon pencerahan dan sharing pengalaman dari TS lainnya.
06 November 2021, 21:38
dr. Reren Ramanda
Dokter Umum
Terima kasih banyak dokter, sangat membantu
09 November 2021, 06:50
dr. Pika Novriani Lubis
Dokter Umum
Alo Dokter,
Setuju dok boleh menangani kasus sampai memberikan resep pada kasus insomnia krn komprtensinya 4A. Untuk peresepan di faskes pelayanan primer bisa dengan memberikan diazepam atau lorazepam 1 tablet sebelum tidur (biasanya yg ada di puskesmas diazepam oral). Tapi alangkah lebih baik jika sambil diedukasi melakukan sleep hygiene atau melakukan re-evaluasi penyebab insomnianya kenapa mengingat masalah tidur ini biasanya berferk jangka panjang atau sering berulang.utk alprazolam selain krn efek sampingnya, secara regulasi juga tdk diperbolehkan diresepkan oleh dokter umum dok. CMIIW hanya boleh diresepkan oleh psikiater atau internis subspesialis psikosomatis.
Setuju dok boleh menangani kasus sampai memberikan resep pada kasus insomnia krn komprtensinya 4A. Untuk peresepan di faskes pelayanan primer bisa dengan memberikan diazepam atau lorazepam 1 tablet sebelum tidur (biasanya yg ada di puskesmas diazepam oral). Tapi alangkah lebih baik jika sambil diedukasi melakukan sleep hygiene atau melakukan re-evaluasi penyebab insomnianya kenapa mengingat masalah tidur ini biasanya berferk jangka panjang atau sering berulang.utk alprazolam selain krn efek sampingnya, secara regulasi juga tdk diperbolehkan diresepkan oleh dokter umum dok. CMIIW hanya boleh diresepkan oleh psikiater atau internis subspesialis psikosomatis.