Alo dokter, izin konsultasi dok,Pasien laki laki 55thn dengan HT urgensi pada ckd on hd DM tipe 2Tekanan darah saat datang 220/100mmHgObat hipertensi rutin...
Pemberian Obat Hipertensi pada Pasien CKD on HD - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Pemberian Obat Hipertensi pada Pasien CKD on HD
Alo dokter, izin konsultasi dok,
Pasien laki laki 55thn dengan HT urgensi pada ckd on hd DM tipe 2
Tekanan darah saat datang 220/100mmHg
Obat hipertensi rutin saat ini clonidin dan micardis
Untuk penanganan awal HT urgensi apakah sama dok dengan algoritma pada umumnya?
Mengingat pasien sudah konsumsi clonidin 0,15mg dan micardis 80mg, tapi tensi tetap tinggi
Saat ini saya sudah memberikan captopril SL amlodipin 10mg, TD saat ini masih 220/80
Untuk penanganan selanjutnya bagaimana ya dok?ย
Mohon sarannya dok ๐
Alo Dok,
CMIIW clonidin adalah obat hipertensi urgensi/emergensi sedangkan pengobatan hipertensi rutin adalah dengan CCB, ARB, diuretik, ACEI, alfa/beta bloker. Untuk saat ini bisa dicoba dulu dengan kombinasi 3 obat. Jika masih resisten boleh ditambahkan diuretik atau beta/alfa bloker (saya SS algoritmenya ya Dok). Setuju dgn dr. Puri, anjurkan juga HD rutin dok.
Pada kasus dengan hemodialisis rutin, adanya hipertensi stage III merujuk kepada peningkatan risiko komplikasi kardiovaskular yang signifikan, sehingga diperlukan inisiasi obat dengan segera. Perhimpunan Hipertensi Indonesia telah mengeluarkan rekomendasi terapi HT Stage III dengan Penyakit ginjal kronis yaitu dengan intervensi gaya hidup dan kombinasi terapi inisial dengan ACE/ARB CCB/Diuretik, yang dapat ditingkatkan menjadi kombinasi 3 obat dengan ACE/ARB CCB diuretik dan bila resisten dapat ditambahkan kombinasi 3 obat tersebut spironolakton atau diuretik lain, penyakat alfa, maupun beta. Semoga dapat membantu ya
Hati2 pemberian ACEI atau ARB karena ada risiko hiperkalemia pd pasien CKD stadium akhir, selain itu pemberian captopril SL sudah tidak disarankan untuk dilakukan
Hati2 pemberian ACEI atau ARB karena ada risiko hiperkalemia pd pasien CKD stadium akhir, selain itu pemberian captopril SL sudah tidak disarankan untuk dilakukan
Pada kasus dengan hemodialisis rutin, adanya hipertensi stage III merujuk kepada peningkatan risiko komplikasi kardiovaskular yang signifikan, sehingga diperlukan inisiasi obat dengan segera. Perhimpunan Hipertensi Indonesia telah mengeluarkan rekomendasi terapi HT Stage III dengan Penyakit ginjal kronis yaitu dengan intervensi gaya hidup dan kombinasi terapi inisial dengan ACE/ARB CCB/Diuretik, yang dapat ditingkatkan menjadi kombinasi 3 obat dengan ACE/ARB CCB diuretik dan bila resisten dapat ditambahkan kombinasi 3 obat tersebut spironolakton atau diuretik lain, penyakat alfa, maupun beta. Semoga dapat membantu ya
Pada kasus dengan hemodialisis rutin, adanya hipertensi stage III merujuk kepada peningkatan risiko komplikasi kardiovaskular yang signifikan, sehingga diperlukan inisiasi obat dengan segera. Perhimpunan Hipertensi Indonesia telah mengeluarkan rekomendasi terapi HT Stage III dengan Penyakit ginjal kronis yaitu dengan intervensi gaya hidup dan kombinasi terapi inisial dengan ACE/ARB CCB/Diuretik, yang dapat ditingkatkan menjadi kombinasi 3 obat dengan ACE/ARB CCB diuretik dan bila resisten dapat ditambahkan kombinasi 3 obat tersebut spironolakton atau diuretik lain, penyakat alfa, maupun beta. Semoga dapat membantu ya
Pada kasus dengan hemodialisis rutin, adanya hipertensi stage III merujuk kepada peningkatan risiko komplikasi kardiovaskular yang signifikan, sehingga diperlukan inisiasi obat dengan segera. Perhimpunan Hipertensi Indonesia telah mengeluarkan rekomendasi terapi HT Stage III dengan Penyakit ginjal kronis yaitu dengan intervensi gaya hidup dan kombinasi terapi inisial dengan ACE/ARB CCB/Diuretik, yang dapat ditingkatkan menjadi kombinasi 3 obat dengan ACE/ARB CCB diuretik dan bila resisten dapat ditambahkan kombinasi 3 obat tersebut spironolakton atau diuretik lain, penyakat alfa, maupun beta. Semoga dapat membantu ya
Pada kasus dengan hemodialisis rutin, adanya hipertensi stage III merujuk kepada peningkatan risiko komplikasi kardiovaskular yang signifikan, sehingga diperlukan inisiasi obat dengan segera. Perhimpunan Hipertensi Indonesia telah mengeluarkan rekomendasi terapi HT Stage III dengan Penyakit ginjal kronis yaitu dengan intervensi gaya hidup dan kombinasi terapi inisial dengan ACE/ARB CCB/Diuretik, yang dapat ditingkatkan menjadi kombinasi 3 obat dengan ACE/ARB CCB diuretik dan bila resisten dapat ditambahkan kombinasi 3 obat tersebut spironolakton atau diuretik lain, penyakat alfa, maupun beta. Semoga dapat membantu ya
Hipertensi pada penderita CKD on HD sering terjadi, bahkan salah satu penyebab terjadi CKD karena tekanan darah yg tidak terkontrol.
Proses adaptasi kronis yg terjadi karena meningkatnya tekanan darah pada penderita CKD menyebabkan sering tidak adanya keluhan dan juga sulit mengontrol tekanan darah tersebut dikarenakan terjadinya kegagalan seluruh mekanisme pengaturan tekanan darah normal kita.
Seluruh golongan obat hipertensi bisa diberikan dengan kehati-hatian karena setiap obat memiliki efek untung dan ruginya.
Untuk kasus ini, disamping data tekanan darah, frekuensi nadi juga diperlukan, ini juga akan mempengaruhi pemilihan obat hipertensi serta riwayat2 penyakit lainnya seperti asma.
Usahakan tetap kita dapat mencapai atau mendekati tekanan darah senormal mungkin atau kita menjaga fluktuasi tekanan darah psn tdk terlalu berbeda jauh untuk mencegah pecahnya pembuluh darah karena terlampauinya elastisitas pembuluh darah pasien.
Segala modalitas non farmakologi juga harus diusahakan diet, olahraga sebisa mungkin, dan emosi yg terkontrol diusahan seoptimal mungkin.
Dengan mengusahakan tekanan darah terkontrol atau mendekatinya, itu berarti intervensi yg kita berikan membantu mekanisme pengaturan tekanan darah dalam tubuh pasien dibiasakan mendekati normal.
Usahakan tetap kita dapat mencapai atau mendekati tekanan darah senormal mungkin atau kita menjaga fluktuasi tekanan darah psn tdk terlalu berbeda jauh untuk mencegah pecahnya pembuluh darah karena terlampauinya elastisitas pembuluh darah pasien.
Segala modalitas non farmakologi juga harus diusahakan diet, olahraga sebisa mungkin, dan emosi yg terkontrol diusahan seoptimal mungkin.
Dengan mengusahakan tekanan darah terkontrol atau mendekatinya, itu berarti intervensi yg kita berikan membantu mekanisme pengaturan tekanan darah dalam tubuh pasien dibiasakan mendekati normal.