Alo dokter, mohon pendapatnyaBanyak masyarakat yang berobat ke tenaga kesehatan non dokter (tanpa menyudutkan satu profesi namun pengalaman pribadi pasien...
Bagaimana menyikapi tenaga kesehatan yang melakukan manajemen kesehatan di luar kompetensi? - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Bagaimana menyikapi tenaga kesehatan yang melakukan manajemen kesehatan di luar kompetensi?
Alo dokter, mohon pendapatnya
Banyak masyarakat yang berobat ke tenaga kesehatan non dokter (tanpa menyudutkan satu profesi namun pengalaman pribadi pasien saya berobat ke bidan) yang memiliki kecakapan yang kurang dalam menganamnesis mendiagnosis menterapi serta konseling.sebagai contoh pada kasus hipertensi penggunaan kontrasepsi hormon bukankah kontraindikasi atau harus dilakukan dengan sangat berhati-hati. Risiko stroke.
Yang lebih sering lagi adalah pada kasus artritis di mana pasien lansia diterapi dengan tidak rasional dengan penggunaan steroid dan NSAID dalam waktu yang bersamaan hingga berefek samping pada sistem pencernaan nya. Yang pada akhirnya merugikan pasien.
Saya kira kompetensi dan izin praktek mereka adalah memberi pelayanan ANC normal dan pengobatan sakit ringan pada ibu dan anak
Untuk kasus ini, mengingat 5star doctor menurut WHO juga adalah community leader, Bagaimana kita harus bersikap? Baik secara pribadi maupun lembaga? Siapa yang harus bersikap?
Btk coll
Tidak bisa dipungkiri bahwa pemerataan dokter dan sepak terjang dokter yang berimbas pada komunitas masyarakat terutama pedalaman mungkin belum sampai terasa di beberapa daerah.
Keberadaan tenaga kesehatan non dokter (bahkan mungkin dukun) yang lebih berperan, dipercaya dan mendapat porsi di hati masyarakat sebagai figur yang dapat membantu mereka memperoleh pengobatan (yang sebenarnya perhatian lebih kepada mereka).
Kepercayaan pada figur tersebut yang perlu di tingkatkan lagi oleh peran pemerintah termasuk dinas kesehatan setempat untuk lebih lagi mensosialisasikan, bersama membantu meningkatkan kesehatan masyarakat dengan mengumpulkan, mengorganisir para tenaga kesehatan semua untuk bersama-sama berbagi pengetahuan, ilmu dan standar pelayanan medis, batasan mana kompetensi daj sistem rujukan yang benar tanpa ada niatan menjatuhkan pihak tenaga kesehatan lain (dokter terhadap non dokter, juga non dokter terhadap dokter sendiri).
Termasuk dengan pemerataan dokter ke pedalaman sesuai program pemerintah.
Dari lubuk hati yang terdalam dari kita semua sebagai tenaga kesehatan pasti akan memberikan pelayanan yang terbaik bagi sesama, lebih baik lagi dengan bekal ilmu standar pelayanan medik yang benar.
Salam.
Alodokter.
Izin urun pendapat, kemungkinan regulasi dan arahan dinkes kemudian sampai di daerah perifer kurang sosialisasi atau bahkan kurang tegas. Tanpa bermaksud untuk merendahkan profesi lainnya. Sudah sepatutnya kita sebagai dokter mampu bersinergis dengan bidan, dukun beranak atau figur tetua adat untuk dirangkul dan diberikan pemahaman mengenai langkah medik dasar.
Tenaga non-dokter masih sangat diperlukan, pertama karena kader kesehatan yang kurang atau kesulitan akses ke RS yang fasilitas nya cukup lengkap.
Terkait kolaborasi dengan kader kesehatan lain, harapan saya yang juga pernah ke perifer untuk dimulainya program-program edukasi dan pelatihan bagi non-dokter dalam medik dasar dan tanggap darurat yang harus disupport langsung oleh pemerintah.
Tetap semangat mengabdi, dok!
Di beberapa daerah (terpencil & sangat terpencil) justru tenaga non medis (dukun dll) lebih dipercaya dibanding medis atau dokter.
Ini menurut saya perlu tindakan dari dinkes maupun pemerintah pusat terkait regulasi pengobatan spt itu.
Sudah hal biasa di tempat saya terjadi demikian.
Contoh sederhana: luka ulkus dirawat berminggu2, uang habis, luka tak kunjung sembuh, begitu kondisi memburuk baru dibawa ke RS sudah dalam kondisi sepsis. Semestinya ada regulasi yg mengatur ketidakpatutan bagi mereka2 utk mengerjakan hal2 demikian.
Sudah hal biasa di tempat saya terjadi demikian.
Contoh sederhana: luka ulkus dirawat berminggu2, uang habis, luka tak kunjung sembuh, begitu kondisi memburuk baru dibawa ke RS sudah dalam kondisi sepsis. Semestinya ada regulasi yg mengatur ketidakpatutan bagi mereka2 utk mengerjakan hal2 demikian.
Alodokter.
Izin urun pendapat, kemungkinan regulasi dan arahan dinkes kemudian sampai di daerah perifer kurang sosialisasi atau bahkan kurang tegas. Tanpa bermaksud untuk merendahkan profesi lainnya. Sudah sepatutnya kita sebagai dokter mampu bersinergis dengan bidan, dukun beranak atau figur tetua adat untuk dirangkul dan diberikan pemahaman mengenai langkah medik dasar.
Tenaga non-dokter masih sangat diperlukan, pertama karena kader kesehatan yang kurang atau kesulitan akses ke RS yang fasilitas nya cukup lengkap.
Terkait kolaborasi dengan kader kesehatan lain, harapan saya yang juga pernah ke perifer untuk dimulainya program-program edukasi dan pelatihan bagi non-dokter dalam medik dasar dan tanggap darurat yang harus disupport langsung oleh pemerintah.
Tetap semangat mengabdi, dok!