Sakit tenggorokan akibat infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) sering diterapi dengan povidone iodine. Hal ini dikarenakan povidone iodine (PVP-I) adalah kompleks yang larut dalam air, di mana povidone bekerja sebagai molekul carrier iodine yang memiliki aktivitas antimikroba. Mayoritas kasus ISPA disebabkan oleh virus, seperti adenovirus, rhinovirus, influenza, respiratory simplex virus, hingga coronavirus sehingga cukup diterapi secara simtomatis.[1-6]
ISPA terjadi karena adanya penempelan dan kolonisasi dari patogen-patogen di mukosa saluran pernapasan. Gejalanya meliputi rhinorrhea, obstruksi nasal, laringitis, batuk, demam, dan sakit tenggorokan. Beberapa cara dikatakan dapat membantu mengurangi infeksi dan mengeradikasi patogen di saluran pernapasan, salah satunya adalah berkumur, baik dengan air putih, maupun dengan povidone iodine.
Penggunaan Povidone Iodine untuk ISPA
Povidone iodine merupakan antimikroba spektrum luas yang umum digunakan untuk pencegahan suatu infeksi. Povidone iodine memiliki mekanisme antimikroba yang efektif secara in vitro untuk melawan bakteri gram positif dan negatif serta virus. Selain efektif melawan Mycobacteria termasuk Mycobacterium tuberculosis, povidone iodine mempunyai efek antimikroba terhadap Clostridium sp. yang menyebabkan infeksi nekrosis.
PVP-I memiliki aktivitas antimikroba dengan spektrum yang lebih luas jika dibandingkan dengan antiseptik lainnya seperti chlorhexidine gluconate, polyhexanide, dan octenidine. Povidone iodine bekerja dengan cara penetrasi ke dalam mikroorganisme, lalu mengoksidasi protein, nukleotida, dan asam lemak yang berperan untuk metabolisme sel, sehingga terjadi kematian pada sel mikroorganisme. [5,7-10]
Efektivitas Povidone Iodine untuk Tata Laksana ISPA
Studi Eggers et al., yang meneliti efek in vitro povidone iodine menunjukkan bahwa PVP-I 7% dalam bentuk kumur memiliki aktivitas bakterisidal dan virusidal yang cepat. Waktu kontak selama 15 detik terbukti cukup efektif melawan patogen. Pada studi ini, PVP-I dalam bentuk kumur dengan konsentrasi 0,23% juga diteliti efektif dapat melawan semua patogen.
Hal ini dikarenakan lepasnya bagian aktif PVP-I kompleks yang kemudian masuk ke dalam dinding sel patogen untuk menginaktivasi kompleks asam amino; akibatnya terjadi gangguan sintesis sel membran. Mekanisme ini mengganggu jalur metabolik dari mikroba sehingga menyebabkan kerusakan yang irreversible.[8]
Barreto et al. meninjau bahwa PVP-I memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan antiseptik lainnya, dimana PVP-I memiliki aktivitas antimikroba dengan spektrum yang lebih luas, serta memiliki risiko resistensi yang rendah. PVP-I juga membantu penyembuhan luka tanpa menyebabkan sitotoksisitas.[9]
Keamanan Povidone Iodine untuk Tata Laksana ISPA
Barreto et al. juga meninjau profil keamanan povidone iodine. Penggunaan PVP-I dikatakan dapat ditoleransi dengan tingkat prevalensi terjadinya alergi sebesar 0.4%. Eggers et al. juga berpendapat hal yang sama; penggunaan povidone iodine dalam bentuk cairan kumur aman dan tidak menyebabkan kerusakan maupun iritasi pada mukosa oral dalam penggunaan jangka panjang. Kanagalingam et al. dan Eggers et al. merekomendasikan penggunaan povidone iodine untuk pencegahan dan perlindungan dari patogen-patogen di mulut dan saluran pernapasan.[5,8,9]
Keamanan dari penggunaan povidone iodine secara umum dapat dikatakan baik. Walau penggunaan jangka panjang povidone iodine berhubungan dengan absorbsi secara sistemik sehingga dikhawatirkan akan mempengaruhi tiroid, kejadian disfungsi tiroid jarang ditemukan. Studi oleh Quek et al. tidak menemukan adanya gangguan fungsi tiroid pada individu yang menyemprotkan povidone iodine tiga kali sehari selama 42 hari.[11]
PVP-I juga dapat ditoleransi dengan baik untuk anak-anak, dengan tingkat toleransi 20 kali lebih baik dibandingkan antiseptik lainnya. Berkumur dengan cairan PVP-I selama minimum 30 detik dikatakan cukup untuk terapi dan pencegahan dari sakit tenggorokan. Berkumur dengan larutan PVP-I dapat digunakan sebagai rutinitas dalam menjaga kebersihan mulut. Povidone iodine dalam bentuk spray juga dapat digunakan pada pasien yang sakit tenggorokan akibat ISPA dan tonsilitis.[5,8,9,12]
Walau belum terdapat studi yang membahas durasi optimal penggunaan povidone iodine untuk terapi ISPA, obat kumur povidone iodine dapat digunakan selama 10-14 hari.[5]
Kesimpulan
Sakit tenggorokan merupakan salah satu gejala yang umum dialami terutama pada kasus-kasus infeksi saluran pernapasan atas. Umumnya ISPA dapat membaik dalam waktu beberapa hari, akan tetapi gejala-gejalanya seperti sakit tenggorokan menimbulkan morbiditas yang cukup mengganggu.
Beberapa cara dikatakan dapat dilakukan untuk mencegah maupun mengatasi ISPA; salah satunya adalah berkumur dengan povidone iodine. Menurut beberapa studi, povidone iodine efek antimikroba dengan spektrum yang lebih luas serta risiko resistansi yang rendah dibandingkan dengan cairan antiseptik lainnya.
Penggunaan cairan kumur povidone iodine dikatakan cukup efektif untuk menangani infeksi virus maupun bakteri. Povidone iodine juga dinilai aman, dapat ditoleransi dengan risiko alergi yang rendah, dan tidak menyebabkan sitotoksisitas.
Penggunaan povidone iodine termasuk dalam bentuk cairan kumur direkomendasikan sebagai bentuk pencegahan infeksi saluran pernapasan dan dapat digunakan rutin untuk menjaga kebersihan oral. Akan tetapi, masih diperlukan penelitian lebih lanjut di masa depan untuk penggunaan jangka panjang dari povidone iodine, serta cara dan waktu penggunaan cairan kumur dan spray povidone iodine yang efektif mencegah dan menangani infeksi saluran pernapasan atas.