Nebulisasi cairan salin hipertonik telah dilaporkan efektif dalam penanganan serangan asma. Cairan salin hipertonik dilaporkan dapat memperbaiki hidrasi mukus dan viskositas mukus saluran napas, sehingga nebulisasi cairan salin hipertonik diharapkan akan meringankan gejala pada pasien asma, terutama pada kasus serangan asma.[1,2]
Efek Salin Hipertonik pada Saluran Napas
Nebulisasi salin hipertonik telah dilaporkan berperan dalam meningkatkan hidrasi mukus dan memperbaiki klirens mukosilier pada penyakit saluran napas. Hal ini dilaporkan membantu mengencerkan mukus yang kental dan meningkatkan transportasi mukus.
Selama ini, salin hipertonik 3% telah digunakan di praktik untuk tes provokasi bronkus dan induksi sputum pada penyakit-penyakit saluran napas, seperti penyakit paru obstruktif kronik, fibrosis kistik, dan bronkiolitis. Studi yang ada menunjukkan bahwa cairan salin hipertonik mampu meningkatkan pertahanan saluran napas terhadap iritan dan pathogen.[1,2]
Efek Salin Hipertonik dalam Kasus Asma
Mekanisme pasti terkait manfaat salin hipertonik dalam tata laksana asma dewasa masih belum diketahui. Salin hipertonik diduga mampu menginduksi aliran osmotik air ke lapisan mukus, sehingga merehidrasi permukaan saluran napas dan meningkatkan bersihan mukus. Salin hipertonik juga diduga mampu memecahkan ikatan ionik dalam gel mukus, sehingga menurunkan derajat ikatan silang, kekentalan, dan elastisitas sekret mukus.
Selain itu, salin hipertonik juga dianggap mampu menstimulasi gerakan silia dengan melepaskan prostaglandin E2. Salin hipertonik juga diduga mampu menginduksi sputum dan batuk yang akan mengurangi obstruksi pada saluran napas.[2,3]
Efikasi Nebulisasi Salin Hipertonik pada Pasien Asma Dewasa
Pemberian inhalasi agonis-β kerja singkat, seperti salbutamol, melalui nebulizer, spray, dan spacer masih menjadi penatalaksanaan standar untuk serangan asma. Sementara itu, nebulisasi dengan cairan salin hipertonik secara rutin, masih belum dimasukkan ke dalam pedoman tata laksana asma.[4]
Cairan salin hipertonik memiliki berbagai kelebihan, di antaranya adalah mudah didapat, harga terjangkau, relatif jarang menimbulkan efek samping, dan dapat menjadi alternatif pengobatan pada pasien yang memiliki kontraindikasi terhadap pengobatan standar. Meski demikian, basis bukti mengenai efikasinya dalam penanganan asma masih sangat terbatas.[2,3,5]
Ulasan Basis Bukti Ilmiah Terkait Efikasi Salin Hipertonik dalam Penanganan Asma
Sebuah uji klinis melibatkan 340 pasien dengan serangan asma akut yang datang ke instalasi gawat darurat. Pasien dirandomisasi untuk masuk ke dalam kelompok perlakuan dan kontrol. Kelompok perlakuan mendapatkan 2,5 mg salbutamol dan cairan salin hipertonik 3% selama 20 menit berturut-turut. Sementara itu, kelompok kontrol mendapatkan 2,5 mg salbutamol saja.
Hasil studi ini menunjukkan bahwa pasien dalam kelompok perlakuan memiliki peak expiratory flow rate (PEFR) di menit ke-40 dan ke-60 yang lebih baik secara signifikan dibandingkan pasien pada kelompok kontrol. Studi ini menunjukkan potensi cairan salin hipertonik dalam tata laksana serangan asma pasien dewasa.[3]
Studi lain meneliti efek inhalasi salin hipertonik 7% terhadap klirens mukosilier pada 8 pasien asma sedang-berat dan 19 pasien non-asma sebagai kontrol. Hasil studi menunjukkan peningkatan klirens mukosilier signifikan selama inhalasi salin hipertonik, tetapi efek ini tidak bertahan setelah 4 jam. Spirometri tidak menunjukkan penurunan fungsi paru dalam 30 menit pasca-terapi.[2]
Kesimpulan
Cairan salin hipertonik telah digunakan untuk penanganan berbagai kondisi pada saluran napas. Pada pasien asma, cairan salin hipertonik diduga mampu meningkatkan klirens mukosilier, menurunkan kekentalan sekret mukus, dan mengurangi obstruksi saluran napas. Meski demikian, efikasi nebulisasi salin hipertonik dalam tata laksana asma belum didukung oleh basis bukti ilmiah yang cukup. Studi yang ada masih memiliki jumlah sampel yang kecil dan metodologi penelitian yang rawan bias. Oleh sebab itu, uji klinis lebih lanjut masih diperlukan sebelum kesimpulan yang lebih meyakinkan bisa ditarik.
Direvisi oleh: dr. Bedry Qintha