Farmakologi Pirantel Pamoat
Farmakologi obat Pirantel Pamoat memiliki mekanisme kerja utama dengan melumpuhkan otot-otot tubuh cacing dewasa, kemudian terjadi ekspulsi cacing.
Farmakodinamik
Farmakodinamik pirantel pamoat bekerja sebagai penghambat depolarisasi neuromuskular, yang menginhibisi enzim asetil kolinesterase. Akibatnya, akan terjadi paralisis otot-otot tubuh cacing secara spastik, kemudian berlanjut dengan kontraktur otot. Cacing yang mengalami paralisis akan melepaskan cengkramannya pada dinding mukosa usus, kemudian akan dikeluarkan dari tubuh, melalui proses alami.[1,3,8,21,22]
Farmakokinetik
Farmakokinetik pirantel pamoat utamanya bekerja di traktus gastrointestinal, namun hanya sedikit obat ini yang diabsorpsi.
Absorpsi
Obat ini absorpsinya buruk di gastrointestinal. Sejumlah kecil obat yang diserap oleh intestinal memberikan konsentrasi dalam serum sekitar 0,11 µg/mL (pada uji coba hewan), terjadi sekitar 1‒3 jam setelah konsumsi suatu dosis obat.[8,12,13,21,22]
Distribusi
Diperkirakan distribusi obat ke organ-organ dan jaringan tubuh kadarnya sangat sedikit karena absorpsinya yang buruk.[8,12,13,21,22]
Metabolisme
Metabolisme pirantel pamoat terjadi di hepar secara parsial. Waktu paruh terjadi sekitar 2 jam setelah konsumsi per oral pada uji coba dengan hewan.[8,12,13,21,22]
Eliminasi
Sekitar 50% dari dosis obat per oral diekskresikan di feses dalam bentuk tidak berubah.Sekitar 7% diekskresikan di urine, dalam bentuk tidak berubah dan sebagai metabolit obat.[8,12,13,21,22]
Resistensi
Adanya laporan resistensi cacing Ancylostoma duodenale dan Necator americanus terhadap pirantel pamoat pada sebagian kecil penderita yang menjalani pengobatan berulang dengan obat ini.[23]