Efek Samping dan Interaksi Obat Flucloxacillin
Efek samping flucloxacillin yang fatal dapat berupa anafilaksis, kolitis pseudomembran, dan reaksi Jarisch-Herxheimer. Interaksi obat bisa terjadi pada pemberian flucloxacillin bersama beberapa antibiotik lain, probenecid, paracetamol, dan methotrexate.[4,6]
Efek Samping
Efek samping yang jarang terjadi tetapi berpotensi fatal adalah reaksi anafilaksis, kolitis pseudomembran, dan reaksi Jarisch-Herxheimer (pada pasien terinfeksi spirochaeta). Efek samping lain yang mungkin terjadi adalah hepatitis dan dan kolestasis.[6]
Berikut adalah efek samping berdasarkan sistem organ:
- Gangguan sistem darah dan limfatik: leukopenia sementara, trombositopenia, anemia hemolitik, agranulositosis, neutropenia
- Gangguan sistem imun: reaksi seperti serum sickness, reaksi hipersensitivitas (urtikaria, ruam makulopapular, pruritus, demam, nyeri sendi, angioedema), dan gangguan renal (nefritis interstitial akut, nefropati, gangguan elektrolit)
- Gangguan sistem saraf: halusinasi, kejang
- Gangguan respiratori: dyspnea, bronkospasme
- Gangguan gastrointestinal: mual, muntah
- Gangguan kulit dan mukosa: kandidiasis, eritema multiforme, sindrom Stevens-Johnson, nekrolisis epidermal toksik, eritema nodosum, reaksi pemfigoid, purpura
- Gangguan vaskular: vaskulitis, phlebitis[6,10]
Interaksi Obat
Penggunaan bersama probenecid akan meningkatkan konsentrasi plasma flucloxacillin karena probenecid menurunkan ekskresi flucloxacillin di tubulus ginjal. Penggunaan bersama methotrexate meningkatkan risiko toksisitas karena ekskresi methotrexate menurun. Penggunaan bersama paracetamol dihubungkan dengan asidosis metabolik dengan anion gap yang tinggi, terutama pada pasien dengan faktor risiko.[6,10]
Penggunaan bersama obat bakteriostatik seperti chloramphenicol dan tetracyclin akan mengganggu efek bakterisidal dari flucloxacillin. Penggunaan bersama antikoagulan oral akan memperpanjang waktu perdarahan.[6,10]