Farmakologi Asparaginase
Farmakologi asparaginase adalah sebagai obat antineoplastik sitotoksik yang digunakan dalam tata laksana leukemia limfositik akut. Asparaginase akan menyebabkan kematian sel leukemia.[1]
Farmakodinamik
Asparaginase mengkatalisis asparagin menjadi L-aspartat dan amonia. Asparagin adalah asam amino nonesensial yang penting dalam perkembangan sel leukemia.
Selain dari diet, asparagin dapat diperoleh dari sintesis asam aspartate dalam sel sehat. Sintesis asparagin tercapai dengan bantuan enzim asparagin sintetase. Jumlah asparagin dalam sel harus memadai agar sel dapat melakukan sintesis DNA, RNA, dan protein. Berkurangnya asparagin mengganggu aktivitas pertumbuhan sel, sehingga mengaktivasi mekanisme apoptosis.[1-3,6-8,11]
Imunogenisitas dan Pembentukan antibodi
Pembentukan antibodi asparaginase dalam tubuh dapat mengurangi aktivitas asparaginase yang akan mempengaruhi efikasi terapi. Asparaginase memiliki potensi untuk mengaktifkan respon imun dalam tubuh karena kandungan protein yang bukan berasal dari manusia.[12]
Hipersensitivitas subklinis atau sering juga disebut dengan silent inactivation adalah keadaan dimana terbentuk antibodi asparaginase namun tidak ditemukan gejala secara klinis. Hipersensitivitas subklinis terjadi pada 29% pasien dengan terapi asparaginase Escherichia coli.[2]
Untuk mengurangi risiko hipersensitivitas, telah disarankan penggunaan glukokortikoid dan antihistamin sebelum asparaginase. Namun, belum ada bukti ilmiah adekuat untuk mendukung tindakan ini.[2,3,12]
Farmakokinetik
Berbagai jenis asparaginase memiliki mekanisme kerja yang sama, tetapi properti farmakokinetiknya berbeda-beda.[2,9]
Tabel 2. Perbedaan Farmakokinetik Asparaginase
Asparaginase dari Erwinia chrysanthemi | Asparaginase dari Escherichia coli | Pegilasi asparaginase Escherichia coli | |
Waktu paruh | 0,65 ± 0,13 hari | 1,28 ± 0,35 hari | 5,73 ± 3,24 hari |
Penurunan Asparagin | 7–15 hari | 14–23 hari | 26–34 hari |
Konsentrasi asparaginase tertinggi (Cmax) | Dalam 24 jam | 24‒48 jam | 72‒96 jam |
Sumber: Agnes, 2020.[2,9]
Absorpsi
Asparaginase tidak diserap secara oral. Bioavailabilitas asparaginase adalah 82% pada pemberian pertama, kemudian menjadi 98% pada pemberian terapi kedua.[10,13]
Distribusi
Volume distribusi asparaginase adalah sebesar 1,5 L/m2 untuk pemberian intramuskular pada anak-anak dan sebesar 2,4 L/m2 intravena pada orang dewasa.[4,5,14]
Metabolisme
Asparaginase dimetabolisme oleh hepar, diekskresikan melalui empedu atau disaring dari plasma oleh RES (reticuloendothelial system).[10,14]
Eliminasi
Administrasi secara intravena memiliki klirens yang lebih cepat dan aktivitas asparaginase yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan intramuskular. Eliminasi obat melalui urine.[10,14]
Resistensi
Beberapa penelitian seperti melaporkan adanya pembentukan antibodi antiasparaginase selama pengobatan pada beberapa pasien. Pembentukan antibodi ini dapat dengan cepat mengurangi konsentrasi asparaginase sirkulasi dan mengakibatkan inaktivasi enzim. Meningkatnya jumlah asparagin sintetase merupakan bentuk resistensi yang paling umum terjadi.[2,11,12]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini