Indikasi dan Dosis Clopidogrel
Indikasi clopidogrel adalah untuk mencegah kejadian aterotrombosis pada penyakit jantung koroner terutama pada sindrom koroner akut, pada stroke, dan pada penyakit arteri perifer. Dosis clopidogrel yang digunakan dapat bervariasi tergantung indikasi dan usia masing-masing pasien.
Sindrom Koroner Akut
Clopidogrel dapat digunakan pada sindrom koroner akut bersama terapi reperfusi, aspirin, dan antikoagulan parenteral sesuai kebutuhan pasien. Aspirin yang digunakan bersama clopidogrel sebagai dual antiplatelet therapy umumnya memiliki dosis 75–325 mg/hari. Namun, terapi ganda ini tidak dianjurkan untuk orang berusia ≥ 75 tahun.
Clopidogrel Bersama Reperfusi dengan Fibrinolitik
Pemberian dosis clopidogrel bersama fibrinolitik dapat dibedakan menjadi pemberian akut dan maintenance, serta dibedakan berdasarkan usia pasien.
Pasien berusia < 75 tahun diberikan loading dose 300 mg sebelum dosis maintenance, sedangkan pasien usia ≥ 75 tahun tidak diberikan loading dose dan hanya diberikan dosis maintenance. Dosis maintenance adalah 75 mg sekali sehari selama minimal 14 hari hingga 1 tahun, dengan syarat tidak ada perdarahan.[3,4,7,9,10]
Clopidogrel Bersama Delayed Percutaneous Coronary Intervention setelah Fibrinolitik
Dosis clopidogrel akan tergantung pada jeda waktu antara pemberian fibrinolitik dan tindakan percutaneous coronary intervention (PCI). Bila jeda waktu ≤ 24 jam, loading dose yang diberikan adalah 300 mg. Bila jeda waktu > 24 jam, loading dose yang diberikan adalah 600 mg. Setelah itu, dosis maintenance adalah 75 mg sekali sehari.
Bila pasien telah mendapatkan loading dose clopidogrel saat fibrinolitik atau sebelum fibrinolitik, pemberian clopidogrel dilanjutkan dengan dosis maintenance setelah PCI.[9]
Clopidogrel Bersama Reperfusi dengan Primary PCI
Pemberian clopidogrel bersama primary PCI, khususnya tindakan PCI dengan stenting (bare-metal stent atau drug-eluting stent), memerlukan loading dose 600 mg yang diberikan segera atau bersamaan dengan tindakan PCI. Setelah itu, pemberian dilanjutkan dengan dosis maintenance 75 mg satu kali per hari selama minimal 1 tahun bersama aspirin.
Bila pasien menjalani coronary artery bypass graft (CABG) setelah pemasangan stent, pemberian clopidogrel dilanjutkan pasca operasi hingga minimal 12 bulan.[3,6,9,10]
Durasi pemberian akan tergantung pada jenis stent, lokasi stent, dan besarnya risiko perdarahan. Bila tidak ada perdarahan selama dual therapy bersama aspirin, obat dapat dilanjutkan hingga > 12 bulan. Namun, bila ada risiko perdarahan yang tinggi atau muncul komplikasi perdarahan, obat sebaiknya dihentikan setelah 6 bulan.[7,10]
Riwayat Infark Miokard, Stroke, atau Penyakit Arteri Perifer
Clopidogrel juga dapat digunakan sebagai profilaksis kejadian tromboemboli sekunder pada pasien dengan riwayat infark miokard, stroke (termasuk stroke iskemik minor dan transient ischemic attack), atau penyakit arteri perifer. Dosis yang digunakan adalah 75 mg satu kali per hari tanpa loading dose.[1,3]
Clopidogrel dapat digunakan sebagai profilaksis stroke kardioemboli serta menjadi pilihan pada pasien atrial fibrilasi yang memiliki minimal satu faktor risiko vaskular, yang tidak dapat menggunakan terapi antagonis vitamin K, dan yang memiliki risiko perdarahan rendah. Dosis clopidogrel yang digunakan adalah 75 mg sekali per hari, dapat dikombinasi aspirin.[3,7,11]
Clopidogrel dapat digunakan pada pasien penyakit arteri perifer yang telah menjalani percutaneous angioplasty atau peripheral artery bypass grafting, serta pada pasien dengan stenosis karotis simptomatik dengan dosis 75 mg sekali per hari.[7]