Kontraindikasi dan Peringatan Reserpin
Kontraindikasi dari reserpin meliputi depresi, penyakit ulkus peptikum, dan penyakit parkinson. Kontraindikasi penggunaan reserpin dihubungkan dengan mekanisme kerja berefek pada berkurangnya simpanan katekolamin dan 5-hidroksitriptamin di banyak organ, termasuk otak dan sumsum adrenal. Sebagian besar efek farmakologis dan efek sampingnya dikaitkan dengan hal tersebut dimana dapat terjadi depresi fungsi saraf simpatik mengakibatkan penurunan denyut jantung dan penurunan tekanan darah arteri.[2,10,12]
Kontraindikasi
Pemberian reserpin pada pasien depresi tidak direkomendasikan, karena sifat sedatif dan penenang reserpin diduga terkait dengan penipisan katekolamin dan 5-hidroksitriptamin dari otak. Pengamatan ini juga merupakan salah satu dasar hipotesis monoamine depresi, menunjukkan kekurangan monoamina terkait dengan depresi.[2,10,12]
Kontraindikasi Absolut
Pemberian reserpin pada penyakit di bawah ini dilarang karena akan meningkatkan efek samping dari reserpin, meningkatkan efektivitas dari obat lain, atau distribusinya bisa melewati plasenta. Berikut kontraindikasi absolut dari pemberian reserpin:
Ulkus peptikum aktif
- Kolitis ulseratif
- Terapi elektrokonvulsif
- Kehamilan
- Parkinson
- Hipersensitivitas alkaloid Rauwolfia
- Depresi psikiatrik
- Feokromositoma
Kontraindikasi Relatif
Untuk meminimalisir efek samping dari kontraindikasi relatif, penggunaan reserpin harus hati-hati dan dimulai dengan dosis yang lebih rendah. Berikut kontraindikasi relatif yang dapat terjadi:
- Aritmia jantung
- Infark miokard
- Gagal ginjal
- Asma
- Pasien lanjut usia[1,4,7,10,12]
Peringatan
Peringatan pada pemberian reserpin kepada pasien dengan riwayat tukak lambung atau penyakit refluks gastroesofageal (GERD) perlu diperhatikan karena kemungkinan efek samping berupa peningkatan sekresi asam lambung. Pada dosis yang lebih tinggi, reserpin dapat menyebabkan kejadian depresi mental, kecemasan, atau psikosis yang signifikan.
Penggunaan reserpin juga harus hati-hati pada penderita asma, batu empedu, penyakit Parkinson, gangguan ginjal dan penyakit radang usus. Penggunaan reserpin pada pasien yang berisiko hipotensi harus hati-hati. Pasien dengan riwayat batu empedu, perdarahan uterus disfungsional (PUD), kolitis ulseratif, dan menyusui juga harus menjadi perhatian pada pasien yang diberikan reserpin.
Keamanan dan efektivitas penggunaan reserpin pada anak-anak belum ditetapkan melalui uji klinis terkontrol, meskipun terdapat pengalaman dengan penggunaan reserpin pada anak-anak. Efek samping seperti depresi dan labilitas emosional, sedasi, dan hidung tersumbat yang terjadi pada penggunaan reserpin, maka reserpin biasanya tidak direkomendasikan sebagai pengobatan hipertensi pada anak-anak.[1,2,10,12,13]