Farmakologi Coal Tar
Farmakologi coal tar adalah sebagai keratolitik, sehingga sisik dan krusta pada kulit menjadi lunak. Coal tar juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri.[1,4]
Farmakodinamik
Coal tar memiliki efek antibakterial, antiparasitik, antifungal, dan antipruritik. Coal tar juga memiliki efek keratoplastik, antiakantotik, photosensitizing, dan vasokonstriksi. Cara kerja coal tar masih terus diteliti hingga saat ini.[1,4]
Carbazole diduga merupakan bagan aktif coal tar. Carbazole memiliki efek antiangiogenik, menurunkan sintesis IL-15, menurunkan aktivitas inducible nitric oxide synthase (iNOS), serta menghambat signal transducer and activator of transcription 3 (STAT3). Kombinasi efek-efek tersebut membuat coal tar sesuai untuk digunakan pada tata laksana psoriasis.[11]
Dalam sebuah studi pada 27 pasien psoriasis, sel T didapatkan lebih tinggi pada pasien yang telah mendapatkan terapi coal tar dalam Goeckerman Regimen. Pada studi lain dengan 55 pasien psoriasis, level serum IL-12 didapatkan lebih rendah setelah terapi dibandingkan pasien yang belum menerima terapi. Hasil ini mengindikasikan adanya efek antiinflamasi dari coal tar.[12]
Studi lain menggunakan keratinosit dari pasien dermatitis atopik. Coal tar diketahiu dapat mengaktifkan reseptor reseptor aryl hidrokarbon, sehingga dapat merangsang terjadinya diferensiasi epidermis.[11]
Farmakokinetik
Aspek farmakokinetik coal tar belum banyak diketahui karena penelitian terkait hal ini masih terbatas. Namun, penggunaan coal tar hanya secara eksternal dan terlokalisir, sehingga tidak terjadi absorpsi sistemik.
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra