Penentuan pilihan jenis dan dosis antipsikotik untuk mencegah kekambuhan pada pasien schizophrenia stabil masih menjadi perdebatan. Dosis yang optimal diperlukan untuk menyeimbangkan antara risiko efek samping obat dan risiko kekambuhan schizophrenia.[1]
Kondisi stabil, yang disebut juga fase remisi, ditandai dengan penurunan gejala positif (halusinasi, waham, perilaku dan pembicaraan kacau), gejala negatif (menarik diri, isolasi afek, hilang minat), serta munculnya perbaikan dalam fungsi pekerjaan, sosial, harian, dan fungsi penting lainnya. Pasien schizophrenia yang stabil diharapkan mampu mempertahankan kondisi tersebut. Salah satu caranya adalah dengan penggunaan antipsikotik.[2,3]
Umumnya, pemilihan antipsikotik untuk mencegah kekambuhan didasarkan pada gejala dominan yang muncul. Akan tetapi, tingkat kepatuhan pasien terhadap pengobatan akan dipengaruhi oleh efek samping yang dialami. Efek samping yang mengganggu dapat menyebabkan pasien menghentikan pengobatan. Penghentian secara mendadak ini akan memicu relaps.[2]
Efek Samping Antipsikotik Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Efek samping jangka pendek antipsikotik yang sering muncul adalah gejala ekstrapiramidal. Gejala ekstrapiramidal meliputi tardive dyskinesia, parkinsonisme, akinesia, akathisia, and neuroleptic malignant syndrome (sindrom neuroleptik maligna). Selain itu, efek samping jangka pendek lain yang dapat muncul adalah bibir kering, pandangan kabur, konstipasi, hingga penurunan fungsi kognitif.
Efek jangka panjang penggunaan antipsikotik umumnya berhubungan dengan metabolic highway. Hal ini dimulai dengan peningkatan nafsu makan dan berat badan, obesitas, resistensi insulin, dislipidemia, diabetes, hingga risiko kejadian kardiovaskular.[4]
Dosis Optimal Antipsikotik Untuk Mencegah Kekambuhan Pasien Schizophrenia
Sebuah meta analisis yang melibatkan 26 studi dengan total 4.776 pasien menunjukkan bahwa risiko kekambuhan schizophrenia menurun pada pemberian obat antipsikotik dengan dosis ekuivalen risperidone 5 mg/hari. Pada hasil studi, risperidone dosis >5 mg/hari (ekuivalen) tidak terlalu memberikan manfaat dalam mencegah kekambuhan tetapi berisiko meningkatkan efek samping. Pada pasien remisi parsial atau yang mendapatkan antipsikotik generasi I, ekuivalen dosis risperidone di bawah 2,5 mg/hari lebih bermanfaat.[1]
Hal ini sesuai dengan rekomendasi dalam Guidelines for the Pharmacotherapy of Schizophrenia in Adults (2017) yang menganjurkan dosis rumatan ekuivalen chlorpromazine 300–400 mg/hari atau risperidone 4–6 mg/hari. Dosis ini bisa disetarakan terhadap obat antipsikotik jenis lain sesuai yang digunakan pasien.[5,10,12]
Tabel 1. Dosis Ekuivalen Risperidone 1 mg/hari
Nama obat | Dosis ekuivalen |
Risperidone | 1 mg |
Aripiprazole | 5 mg |
Clozapine | 150 mg |
Haloperidol | 2 mg |
Olanzapine | 3,75 mg |
Paliperidone | 1,5 mg |
Quetiapine | 75 mg |
Sumber: dr. Zuhrotun Ulya, Sp.KJ, M.H, 2021[6,10,12]
Upaya untuk Menyeimbangkan Efek Samping Antipsikotik Sambil Mencegah Kekambuhan Schizophrenia
Upaya klinis mencari tepat dosis diawali dengan tepat diagnosis. Pemilihan obat tetap memerlukan komunikasi bersama dengan pasien dan keluarga yang ditujukan untuk mempertahankan perbaikan klinis, menghindari efek samping, dan mencegah kekambuhan.[7]
Selain memperhatikan jenis dan dosis obat yang diberikan untuk mencegah kekambuhan schizophrenia, klinisi juga perlu mengevaluasi berapa lama antipsikotik diberikan. Setelah resolusi gejala positif dari episode akut, terapi rumatan yang direkomendasikan adalah selama 2 tahun, tetapi dapat dipertimbangkan hingga 5 tahun atau lebih.[5,11]
Periode waktu tersebut dipengaruhi oleh ketidakpatuhan pengobatan, tidak adanya perubahan klinis signifikan, efek samping, serta bentuk ketidaknyamanan lain terkait pengobatan. Untuk mengatasi hal tersebut, dapat digunakan antipsikotik injeksi (long-acting antipsychotics injection/ LAI) seperti aripiprazole.[8,9,11,12]
Kesimpulan
Pemberian antipsikotik untuk mencegah kekambuhan schizophrenia harus diimbangi dengan rendahnya risiko efek samping. Hal ini penting untuk meningkatkan kepatuhan pasien terhadap pengobatan.
Secara umum, dosis yang disarankan adalah ekuivalen dengan risperidone 4–6 mg/hari atau chlorpromazine 300–400 mg/hari. Durasi terapi rumatan yang direkomendasikan adalah selama 2 tahun, atau dapat diperpanjang hingga 5 tahun maupun lebih, sesuai kondisi masing-masing pasien. Apabila terdapat kendala terkait kepatuhan pasien akibat durasi terapi yang panjang, pemberian injeksi long-acting antipsychotics (LAI) dapat dipertimbangkan.
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli