Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) sering digunakan sebagai analgesik dan antiinflamasi pada berbagai infeksi di bidang THT (telinga, hidung, tenggorokan), seperti otitis eksterna dan otitis media. OAINS bekerja dengan cara menghambat Cyclooxygenase (COX) yang berperan dalam sintesis mediator inflamasi, seperti prostaglandin dan tromboksan. [1,2]
OAINS sering digunakan di bidang THT, misalnya pada otitis eksterna, otitis media, sinusitis, dan tonsilitis. Contoh dari OAINS adalah ibuprofen, celecoxib, dan piroxicam.
Dasar Penggunaan OAINS pada Infeksi di Bidang THT
Meskipun terkesan merugikan, inflamasi diperlukan sebagai bagian dari pertahanan tubuh. Inflamasi merupakan respon alamiah terhadap penyakit, baik itu infeksi, trauma, ataupun tumor. Namun, inflamasi yang berlebihan dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada pasien ataupun malah menimbulkan efek merugikan pada tubuh. [1,3,4]
Inflamasi dan infeksi akut yang terjadi di bidang THT sering disertai gejala nyeri yang mengganggu penderita. Pada kondisi tersebut, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dapat digunakan. Pada kondisi yang sifatnya kronis, OAINS selain mengurangi gejala nyeri juga digunakan untuk mendapatkan efek antiinflamasi. [1,5]
Jenis OAINS yang Digunakan untuk Infeksi THT
Efek obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang diinginkan pada bidang THT, termasuk pada pasien pediatrik, adalah antipiretik, analgesik, dan antiinflamasi. Efek samping yang timbul akibat OAINS umumnya ringan, seperti mual, muntah, dan diare. Namun, pada beberapa keadaan, OAINS dapat menyebabkan efek samping yang lebih berat seperti gangguan ginjal dan stroke. OAINS juga dapat menimbulkan reaksi hipersensitivitas seperti Exacerbated Respiratory Disease (NERD), Exacerbated Cutaneous Disease (NECD), dan Induced Urticarial Angioedema (NIUA). [1,2,4,6]
Berikut ini adalah beberapa jenis OAINS yang dapat digunakan pada infeksi THT :
Carcoxylic acid : termasuk di dalamnya asam salisilat, asam asetat (phenylacetic acid, diklofenak, dan ketorolac), serta asam propionat (ketoprofen, ibuprofen, naproxen, dan fenoprofen)
Enolic acid : termasuk di dalamnya pyrazolone (seperti phenylbutazone) dan oxycams (seperti piroxicam)
Cox II inhibitor : seperti celecoxib dan valdecoxib [1,6]
Ibuprofen adalah salah satu jenis OAINS yang paling sering digunakan. Apabila dikombinasikan dengan paracetamol, efek analgesik dilaporkan lebih baik meskipun tanpa penambahan dosis. Ibuprofen sendiri merupakan OAINS kerja pendek dengan efek analgesik yang baik dan efek antiinflamasi yang kurang kuat.
Jenis OAINS lain yang sering digunakan adalah diklofenak. Diklofenak merupakan OAINS yang diabsorpsi dan dieliminasi dengan cepat. Diklofenak merupakan derivat dari phenylacetic acid. Obat ini menghambat COX relatif kuat dan bersifat nonselektif. [1,3,6]
Ketorolac hanya digunakan untuk pengobatan jangka pendek nyeri akut yang berat ketika penggunaan opioid tidak memungkinkan. Pada praktiknya, ketorolac paling sering digunakan pada kasus post operatif THT, bukan pada kasus infeksi. [2,3]
Tabel 1. Beberapa Jenis dan Dosis OAINS yang Dapat Digunakan pada Bidang THT
Jenis Obat | Dosis |
Ibuprofen | 20-30 mg/kgBB per hari untuk anak 200-400 mg per kali untuk dewasa |
Diklofenak | 2-3 mg/kgBB per hari untuk anak 25-50 mg per kali untuk dewasa |
Naproxen | 250-275 mg per kali untuk dewasa dan anak di atas usia 6 tahun atau berat badan di atas 25 kg |
Ketoprofen | 25-50 mg untuk individu usia di atas 15 tahun |
Rekomendasi Terkait Penggunaan OAINS pada Infeksi THT
Pada kasus infeksi THT, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) umumnya digunakan bersamaan dengan antibiotik spesifik. Penggunaan OAINS juga dapat dikombinasikan dengan paracetamol atau dengan OAINS jenis lain untuk mendapatkan efek analgesik dan antiinflamasi yang lebih baik. Otitis media dan otitis eksterna adalah contoh infeksi THT yang banyak ditemukan pada pasien dewasa dan anak-anak. Kedua penyakit ini dapat menyebabkan nyeri yang signifikan sehingga mengganggu tidur, istirahat, dan aktivitas harian. [6,7]
Guidelines of the French Society of Otorhinolaryngology (SFORL) merekomendasikan penggunaan OAINS dalam dosis analgesik dikombinasikan dengan paracetamol pada kasus infeksi THT pediatrik, seperti otitis media akut, tonsilitis, faringitis, infeksi saluran pernapasan atas, dan sinusitis maksila. Pada kasus ini, OAINS diindikasikan jika :
- Nyeri intensitas ringan (visual analog score 3-5) dan tidak mereda dengan pemberian paracetamol saja
- Nyeri intensitas sedang hingga berat (visual analog score 5-7)
Pedoman ini menyatakan bahwa OAINS tidak direkomendasikan untuk digunakan pada kasus infeksi THT komplikata seperti mastoiditis akut dan abses retrofaring. OAINS juga sebaiknya ditunda pemberiannya pada kasus dengan presentasi klinis yang tidak biasa (misalnya gejala atau durasi penyakit yang meragukan). Selain itu, pedoman ini menyarankan agar penggunaan OAINS tidak melebihi 72 jam.
Perlu pula dicatat bahwa pedoman ini menyatakan demam bukan merupakan prioritas pengobatan. Demam adalah suatu gejala yang tidak perlu menyebabkan kepanikan, dan jarang menimbulkan komplikasi yang berat. Penggunaan antipiretik dilaporkan tidak berperan menurunkan risiko kejang demam. [2]
Kontraindikasi Penggunaan OAINS pada Infeksi THT
Penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dikontraindikasikan pada kasus infeksi THT dengan kondisi berikut :
- Penyerta infeksi varicella aktif karena dilaporkan akan meningkatkan risiko infeksi Streptococcus beta hemolytic group A
- Infeksi bakteri yang berat di telinga, hidung, dan tenggorokan : misalnya abses retrofaring, abses retro atau prestiloid, mastoiditis akut, sinusitis akut nonmaksila, dan selulitis fasial. Beberapa studi menunjukkan bahwa penggunaan OAINS dapat memperparah kondisi tersebut, terutama pada pasien anak
- Adanya infeksi bakteri yang berat di tempat lain (non THT), terutama di pleuropulmonal, kutaneus, dan jaringan lunak. Studi yang ada menunjukkan peningkatan risiko infeksi bakteri jika OAINS digunakan pada keadaan tersebut [2,3]
Kesimpulan
Keluhan nyeri sering ditemukan pada kasus infeksi di bidang THT. Oleh karena itu, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) kerap digunakan. Pedoman dan studi yang ada merekomendasikan penggunaan OAINS pada infeksi THT akut dengan nyeri derajat ringan yang tidak mereda dengan pemberian paracetamol, atau pada nyeri derajat sedang hingga berat. Penggunaan OAINS sebaiknya tidak melebihi 72 jam.
OAINS tidak disarankan pada kasus infeksi THT yang komplikata, dan sebaiknya ditunda pada kasus dengan klinis yang meragukan. Penggunaan OAINS kontraindikasi pada pasien dengan infeksi varicella aktif, infeksi THT derajat berat akibat bakteri, dan infeksi bakteri derajat berat di pleuropulmonal, kutaneus, dan jaringan lunak.