Patofisiologi Lipoma
Patofisiologi lipoma adalah melalui peningkatan adipogenesis. Regulasi mRNA leptin mengalami peningkatan sedangkan adiponektin, TNF-α, dan glucose transporter 1 mengalami penurunan. [5]
Faktor genetik diduga juga berperan dalam meningkatkan kerentanan terhadap lipoma. Studi sitogenetik menunjukkan abnormalitas genetik berupa aberasi kromosom pada segmen 12q13-15, 9p22-24 dengan keterlibatan gen NFIB dan HMGA2. [6,7].
Proliferasi sel adiposit pada lipoma dapat terjadi pada hampir seluruh regio tubuh. Selain pada jaringan subkutan, lipoma dapat ditemukan pada saluran cerna, rongga mediastinum, jantung, intra kranial, intramuskular, maupun ekstremitas.[1,8-10]
Patofisiologi bergantung pada lokasi dan ukuran lipoma. Sebagian besar kasus lipoma tidak menimbulkan gangguan fungsi organ. Lipoma pada regio abdomen dapat mengalami protrusi ke lumen. Misalnya, lipoma ukuran besar pada regio kolorektal dapat protrusi ke lumen kolon atau mengakibatkan intususepsi.[9] Lipoma pada mediastinum maupun saluran pernapasan dapat mengganggu pernapasan. Lipoma ukuran besar di intrakranial dapat menimbulkan efek desak ruang. [10]