Diagnosis Eritema Multiforme
Diagnosis eritema multiforme cukup mudah ditegakkan secara klinis di mana pasien biasanya mengeluhkan munculnya lesi makula kemerahan berbatas tegas yang kemudian berubah menjadi lesi papular. Penyakit ini adalah erupsi yang bersifat self-limited dan umumnya memiliki manifestasi ringan tanpa gejala prodromal.[7]
Anamnesis
Keluhan pasien umumnya berupa lesi akut yang muncul berupa makula kemerahan dengan batas tegas yang kemudian berubah menjadi lesi papular. Papul ini dapat membesar secara perlahan menjadi plak. Bagian tengah plak akan perlahan berubah warna menjadi merah gelap, kecoklatan, atau purpurik. Krusta atau lepuh juga bisa muncul di tengah lesi.
Keluhan lesi kulit umumnya bersifat simetris pada ekstremitas distal dan akan berkembang ke arah proksimal. Telapak tangan dan kaki juga bisa mengalami lesi. Selain itu, pasien juga bisa mengeluhkan lesi pada mukosa, tetapi umumnya hanya terbatas pada area oral. Eritema multiforme akan menghilang sendiri dalam 3-5 minggu tanpa sekuele, tetapi dapat mengalami rekurensi. Rerata rekurensi terjadi sebanyak 6 kali per tahun.[7]
Selain gejala yang muncul pada pasien, perlu diketahui pula riwayat penyakit yang dialami dalam 1-2 bulan terakhir seperti riwayat penyakit yang sama sebelumnya, infeksi virus herpes simpleks (HSV), penggunaan obat-obatan, radiasi dan kemoterapi, gangguan hormon, gangguan imunologis, dan komorbiditas lain yang dimiliki.[1,2]
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik eritema multiforme dapat ditemukan kelainan kulit di dua tempat yaitu di area kulit dan membran mukosa, tergantung derajat keparahannya. Bentuk lesi di dua tempat ini adalah sebagai berikut
Kulit
Lesi eritema multiforme berupa erupsi polimorfik yang terdiri dari makula, papula, dan lesi target. Lesi umumnya terdistribusi secara simetris dengan penyebaran bersifat sentripetal.
Awalnya lesi akan berbentuk makula atau papula bulat dengan dasar eritema selama 1-2 hari. Nantinya, lesi ini akan membentuk lesi target. Lesi target memiliki 3 zona. Zona pertama adalah zona tengah yang ditandai dengan adanya erosi, berwarna pucat, dan dapat berbentuk bula.
Zona kedua adalah zona inflamasi berwarna merah tua dengan edema di bagian bawahnya. Zona ketiga adalah zona perifer berbentuk halo dengan dasar eritema. Lesi target ini berukuran kurang dari diameter 3 cm. Selain itu, juga terdapat lesi target yang atipikal, yaitu lesi yang hanya terdiri dari dua zona yang berbentuk plak dengan dasar eritema dan batas yang tidak tegas.[4,5]
Lesi pada kulit seringkali muncul secara simetris pada permukaan ekstensor dari ekstremitas dan menyebar secara sentripetal. Lesi juga dapat ditemukan pada area wajah, leher, telapak tangan dan kaki, daerah kuku, ekstremitas, dan punggung atau area depan tubuh. Eritema multiforme juga dapat muncul di lokasi kulit yang pernah mengalami trauma, terkena paparan sinar matahari, dan membentuk fenomena Koebner.[3,6]
Membran Mukosa
Keterlibatan mukosa dapat terjadi pada eritema multiforme walaupun jarang dan umumnya hanya terbatas pada regio oral. [16] Lesi mukosa juga bisa ditemukan di mata dan daerah genital. Lesi dapat berupa bula atau tanpa bula, dengan dasar eritema yang tersebar difus dan nyeri.[2,9]
Diagnosis Banding
Eritema multiforme dapat didiagnosis banding dengan sindrom Stevens Johnson atau Toxic Epidermal Necrolysis, urtikaria, dan pemfigus.
Sindroms Stevens-Johnson/Toxic Epidermal Necrolysis (SJS/TEN)
Eritema multiforme bisa memiliki ujud kelainan kulit yang serupa dengan Sindroma Stevens Johnson/Toxic Epidermal Necrolysis (SJS/TEN) erosi membran mukosa dan lesi target atipikal. Namun, ujud kelainan kulit pada SJS/TEN biasanya berupa makula, sementara eritema multiforme lebih berupa papul eritema. Penyebaran SJS/TEN bersifat sentrifugal, berkebalikan dengan penyebaran eritema multiforme yang bersifat sentripetal.
Urtikaria
Gambaran urtikaria dan eritema multiforme memang mirip, namun pada urtikaria, ujud kelainan kulit hanya terjadi selama 24 jam dan setelah itu akan hilang. Pada urtikaria, luka yang sembuh tidak akan menimbulkan bekas. Pemeriksaan histopatologi juga dapat dilakukan untuk membedakan keduanya. Pada urtikaria akan ditemukan infiltrasi daerah interstisial oleh sel eosinofil, limfosit, sel mast, dan neutrofil.
Pemfigus Bulosa
Pemfigus bulosa merupakan penyakit kulit yang bersifat autoimun. Gambaran ujud kelainan kulitnya berupa bula dengan dasar eritema pada daerah kulit dengan atau tanpa keterlibatan membran mukosa. Lesi target biasanya tidak muncul pada pemfigus bulosa. Pemeriksaan biopsi dapat dilakukan untuk membedakan pemfigus bulosa dan eritema multiforme.
Sindrom Rowell
Sindrom Rowell merupakan ujud kelainan kulit yang terdapat pada pasien lupus eritematosus sistemik (SLE). Ujud kelainan kulit ini mirip seperti eritema multiforme. Pemeriksaan antinuclear antibody dan histopatologi dapat dilakukan untuk membedakan sindrom Rowell dengan eritema multiforme.[5,6,8]
Pemeriksaan Penunjang
Pada beberapa kasus, terutama kasus yang berat, pemeriksaan penunjang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis dan mengetahui penyebab yang mendasari eritema multiforme.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan sesuai indikasi. Pemeriksaan yang mungkin perlu dilakukan antara lain darah lengkap, fungsi ginjal, fungsi hati, kadar elektrolit, serologi HSV, serologi M. pneumoniae, dan apusan tenggorokan.
Pada pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan hasil leukositosis, anemia ringan, trombositopenia, limfopenia, dan neutropenia. Pada pasien dengan asupan kurang, dapat ditemukan ketidakseimbangan elektrolit, peningkatan fungsi hati, dan gangguan ginjal.
Sementara pemeriksaan lain dilakukan untuk mengetahui penyebab utama munculnya eritema multiforme yang berkaitan dengan infeksi HSV dan M. pneumonia Pemeriksaan imunofluoresensi indirek dapat dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan kelainan kulit akibat penyakit autoimun.
Radiologi
Pemeriksaan rontgen thorax biasanya dilakukan apabila ada kecurigaan eritema multiforme akibat M. pneumonia. Gambaran rontgen yang didapatkan berupa gambaran pneumonia.
Biopsi Kulit
Biopsi kulit dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis. Hasil biopsi dapat berbeda antara lesi yang berada di pinggir dengan di tengah lesi. Bila lesi diambil di bagian tengah maka didapatkan gambaran berupa edema dermis, nekrosis keratinosit, dan perubahan epidermis. Bila lesi diambil di bagian pinggir, maka didapatkan gambaran edema papil dermis, dilatasi vaskuler, dan infiltrasi sel mononuklear perivaskular.
Pemeriksaan Lain
Pemeriksaan ini dilakukan terutama pada kasus yang berulang. Pemeriksaan dipilih sesuai indikasi klinis, misalnya berupa polymerase chain reaction (PCR) dan serologi khusus untuk penyakit yang berkaitan dengan autoimun dan keganasan.[2,5,6]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri