Prognosis Herpes Genital
Prognosis herpes genital bervariasi, tergantung dari organ dan tingkat kekambuhannya. Komplikasi dengan tingkat mortalitas tertinggi adalah disseminated herpes diikuti oleh ensefalitis yang terjadi pada neonatus. Konsumsi obat yang teratur mampu mengurangi frekuensi kekambuhan serta munculnya manifestasi klinis.
Komplikasi
Pasien dengan HSV-2 mempunyai risiko 3 kali terinfeksi HIV oleh sebab ulserasi pada hubungan seksual.
Beberapa penyakit yang dapat ditimbulkan antara lain :
- Retensi urine akut
Meningitis aseptik
- Disseminated herpes
- Encephalitis
- Infeksi neonatal
- Penyakit inflamasi pelvis atau penyakit radang panggul (PID)[2,20]
Prognosis
Mayoritas kasus infeksi HSV bersifat asimtomatik, sekitar 74% pada kasus HSV 1 dam 63% pada kasus HSV 2. Tingkat keparahan manifestasi klinik yang muncul bergantung keberadaan antibodi terhadap virus HSV 1.
Virus HSV akan berada pada kondisi dorman di dalam tubuh pasien dan memungkinkan untuk reaktivasi secara kronis dengan frekuensi bervariasi. Umumnya reaktivasi HSV 1 terjadi 0–1 kali dalam setahun sedangkan HSV 2 sebanyak 4–5 kali dalam setahun.[1,2]
Pada kasus ensefalitis herpes simpleks ketepatan dan kecepatan pemberian terapi mempengaruhi prognosis. Pada pasien yang tidak tertangani, 70% mengalami kematian. Hal ini serupa dengan neonatus ensefalitis herpes simpleks (sebab tertinggi oleh HSV-2 yang ditularkan oleh ibu asimptomatik), 85% kasus ini berujung kepada kematian.[18,19]
Pasien neonatus ensefalitis herpes simpleks pada pasien yang diberikan pengobatan pun dapat terjadi sequelae. Sequelae yang dapat ditimbulkan adalah kejang dan keterlambatan tumbuh kembang. Kasus relaps juga lebih sering terjadi pada anak dibanding dengan dewasa.[18,19]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli