Etiologi Sindrom Nefrotik
Etiologi sindrom nefrotik adalah gangguan filtrasi glomerulus. Hal ini dapat didasari oleh etiologi primer pada ginjal itu sendiri ataupun etiologi sekunder seperti lupus eritematosus sistemik dan konsumsi obat-obatan.
Sindrom Nefrotik Primer
Etiologi primer sindrom nefrotik, antara lain:
Minimal change disease (MCD): MCD atau minimal change nephropathy merupakan penyebab tersering sindrom nefrotik pada anak.
- Membranous nephropathy
Focal segmental glomerulosclerosis[1,2,5-7]
Sindrom Nefrotik Sekunder
Etiologi sekunder sindrom nefrotik, antara lain:
- Metabolik: diabetes mellitus, amiloidosis
- Imunologi: cryoglobulinemia, eritema multiforme, Henoch Schonlein purpura, microscopic polyangiitis, poliarteritis nodosa, sindrom Sjogren, lupus eritematosus sistemik
- Neoplasma: karsinoma, limfoma, leukemia, melanoma, multiple myeloma
- Penggunaan obat: heroin, interferon alfa, lithium, dan pamidronate
- Alergi: antitoksin, sengatan serangga, gigitan ular, poison ivy
- Genetik: familial focal segmental glomerulosclerosis, sindrom Alport
- Lainnya: infeksi, preeklampsia, hipertensi maligna, sarkoidosis, Castleman disease, dan chronic allograft nephropathy[1,2,5-7]
Faktor Risiko
Risiko sindrom nefrotik akan meningkat pada penyakit tertentu, penggunaan obat, dan penyalahgunaan narkoba.[1,2]
Penyakit
Risiko sindrom nefrotik akan meningkat setelah pajanan infeksi tertentu, termasuk sifilis, HIV, hepatitis B, hepatitis C, dan cytomegalovirus. Penyakit lain yang merupakan faktor risiko sindrom nefrotik adalah diabetes mellitus, lupus eritematosus sistemik, amiloidosis, dan preeklampsia.[1,2]
Obat
Konsumsi obat berikut telah dikaitkan dengan peningkatan risiko sindrom nefrotik:
- Interferon
- Lithium
- Antikanker, seperti bevacizumab
- Pamidronate
Disease-modifying antirheumatic drug (DMARD), seperti bucillamine dan penisilamin[1,2]
Penyalahgunaan Narkoba
Pengguna heroin dilaporkan lebih berisiko mengalami sindrom nefrotik.[1]
Penulisan pertama oleh: dr. Karina Sutanto