Kebanyakan kasus hemangioma pada anak dapat ditangani dengan pendekatan non-intervensi aktif. Hal ini karena mayoritas kasus hemangioma pada anak berukuran kecil, tidak berbahaya, dan dapat swasirna.[1,2]
Hemangioma merupakan suatu hamartoma vaskuler jinak yang biasanya ditemukan di kepala dan leher bayi. Hemangioma dapat memiliki lokasi, ukuran, kedalaman tumor, serta tingkat pertumbuhan sel tumor bervariasi. Walaupun hemangioma infantil berpotensi menimbulkan sejumlah komplikasi yang memerlukan intervensi khusus, sebagian besar kasus hemangioma infantil akan mengalami involusi sebelum anak berusia 5 tahun.[1-3]
Strategi non-intervensi aktif adalah pendekatan penanganan hemangioma tanpa intervensi apapun sembari tetap memantau perkembangan penyakit. Pendekatan ini adalah langkah yang dianggap aman dilakukan dalam penanganan kasus hemangioma infantil tanpa komplikasi mengingat tingginya angka resolusi spontan. Meski demikian, pendekatan ini tidak dapat dilakukan pada semua kasus hemangioma infantil, karena ada beberapa kasus hemangioma yang berpotensi menimbulkan komplikasi seperti ambliopia, perdarahan, dan infeksi yang memerlukan intervensi lebih spesifik.[1,2]
Tujuan Terapi Hemangioma pada Anak
Terapi hemangioma bertujuan untuk mencegah komplikasi yang mengancam nyawa dan kecacatan permanen, mengurangi tekanan psikososial dan menghindari intervensi yang tidak diperlukan. Risiko mengalami perubahan bentuk permanen dan adanya jaringan parut merupakan alasan tersering dilakukan intervensi pada anak dengan hemangioma. Intervensi dini pada hemangioma risiko tinggi telah dilaporkan sangat efektif untuk mengurangi risiko komplikasi.[3]
Tabel 1. Kriteria Hemangioma Risiko Tinggi
Kriteria | Risiko |
Mengancam Nyawa: | |
Pada area dagu | Hemangioma dapat menyumbat saluran napas |
Jumlah hemangioma lebih dari 5 | Hemangioma pada liver, jantung, hipotiroid |
Gangguan Fungsional: | |
Hemangioma periokular (>1 cm) | Astigmatisme, anisometropia, proptosis, amblyopia |
Hemangioma pada area bibir dan rongga mulut | Gangguan proses makan |
Ulserasi: | |
Hemangioma segmental , pada salah satu dari area berikut: bibir, kolumela, heliks superior telinga,area perineum, perianal, pada area lipatan (leher, aksila, inguinal) | Risiko ulserasi |
Berkaitan dengan Kelainan Struktur: | |
Hemangioma segmental pada kulit kepala dan wajah | PHACE |
Hemangioma segmental pada area lumbosacral dan perianal | Sindrom lumbar |
Disfigurement: | |
Hemangioma segmental pada kulit kepala dan wajah | Risiko jaringan parut permanen |
Hemangioma pada area wajah, pada puncak hidung atau bibir atau pada area wajah mana pun dengan ukuran >2 cm (>1 cm pada usia <3 bulan) | Risiko jaringan parut permanen atau perubahan kulit yang permanen |
Hemangioma pada kulit kepala dengan ukuran >2 cm | Alopesia permanen dan perdarahan masif jika terjadi ulserasi |
Hemangioma pada leher, pusat atau ekstremitas dengan ukuran lebih dari 2 cm, hemangioma tebal (ketebalan lebih dari 2 mm) | Risiko jaringan parut permanen atau perubahan kulit yang permanen |
Hemangioma pada payudara (bayi perempuan) | Perubahan permanen pada payudara atau kontur pada puting |
Sumber: dr. Lina Ninditya, Sp.A, Alomedika, 2022.[1,5]
Tipe Pendekatan Penanganan Hemangioma pada Anak
Penanganan hemangioma pada anak dapat dibagi menjadi intervensi aktif dan strategi non-intervensi aktif. Strategi intervensi aktif dilakukan untuk kasus hemangioma yang berisiko menyebabkan komplikasi lokal atau sistemik. Strategi ini dilakukan dengan penggunaan terapi topikal, sistemik, ataupun pembedahan. Terapi yang banyak diberikan adalah propranolol dan terapi laser.
Di sisi lain, strategi non-intervensi aktif digunakan pada kasus hemangioma dengan lesi berukuran kecil, tidak ada gangguan fungsional, tidak ada ulserasi, dan jika lesi kemungkinan besar akan mengalami resolusi spontan tanpa sekuele. Dalam strategi ini, dilakukan pemantauan berkala kondisi lesi anak dan tidak diberikan intervensi apapun. Apabila lesi berkembang menjadi potensi risiko tinggi, maka baru dilakukan terapi.[1,2,4]
Strategi Non-Intervensi Aktif untuk Penanganan Hemangioma pada Anak
Pada tahap awal hemangioma, orang tua akan sangat khawatir dengan aspek estetika. Oleh karena itu, edukasi merupakan komponen penting dalam pendekatan penanganan non-intervensi aktif untuk hemangioma. Jelaskan pada orang tua secara lengkap mengenai perjalanan alamiah hemangioma infantil. Yakinkan bahwa mayoritas kasus hemangioma tidak memerlukan terapi dan akan hilang dengan sendirinya tanpa intervensi apapun.[4]
Orang tua perlu diberikan informasi bahwa pertumbuhan hemangioma akan mencapai laju pertumbuhan yang sangat pesat pada usia 1-3 bulan, tetapi kebanyakan kasus akan melambat atau berhenti pada usia 5 bulan. Sebagian kasus hemangioma low risk akan berhenti tumbuh pada usia 5 hingga 12 bulan, kemudian mulai mengalami involusi. 90% kasus hemangioma akan mengalami involusi total pada usia 4 tahun.[2]
Meskipun pasien tidak diberikan obat atau tindakan apapun, pendekatan non-intervensi aktif menitikberatkan pada pemantauan lesi. Selama fase proliferasi, yakni pada usia di bawah 1 tahun, pemantauan perkembangan lesi perlu dilakukan setiap 1-2 bulan. Selanjutnya, pemantauan dapat dilakukan setiap 1-2 tahun sekali. Pemantauan dapat dilakukan secara klinis, tetapi dokumentasi dengan menggunakan foto umumnya lebih disukai.[2,4]
Kesimpulan
Kebanyakan kasus hemangioma pada anak akan mengalami involusi spontan sebelum usia 5 tahun. Oleh sebab itu, mayoritas kasus hemangioma tidak memerlukan terapi apapun, termasuk propranolol dan terapi laser.
Pendekatan penanganan hemangioma dengan strategi non-intervensi aktif menitikberatkan pada pemantauan perkembangan lesi dan risiko pada pasien. Pemantauan dilakukan setiap 1-2 bulan dalam 1 tahun pertama kehidupan, kemudian dapat dilakukan setiap tahun hingga lesi hilang spontan. Apabila dalam pemantauan lesi didapatkan berisiko tinggi menyebabkan gangguan fungsi, estetika, atau menyebabkan komplikasi bermakna, maka intervensi dapat dilakukan sesuai pedoman penanganan hemangioma. Apabila tidak, maka pemantauan diteruskan dan pasien tidak perlu mendapat intervensi apapun.
Penulisan pertama oleh: dr. Sunita