Propranolol adalah obat yang masih menjadi pilihan dalam tata laksana hemangioma infantil. Namun, efek samping yang ditimbulkannya menyebabkan banyak peneliti berusaha mencari alternatif tata laksana yang lain, salah satunya captopril.
Hemangioma infantil adalah suatu tumor mikrovaskular, dengan karakteristik proliferasi berawal saat bayi dan dapat mengalami involusi spontan. Di dunia, terdapat sekitar 4-10% bayi dengan hemangioma infantil. Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada wanita, etnis Kaukasia, bayi berat badan lahir rendah, serta bayi yang lahir prematur. Insidensi yang lebih tinggi juga ditemukan pada kehamilan yang memerlukan amniocentesis, chorionic villus sampling (CVS), dan preeklampsia.
Penyakit ini jarang menimbulkan komplikasi. Tetapi 12% dapat menjadi kasus kompleks yang membutuhkan rujukan, misalnya karena menyebabkan obstruksi saluran napas atau mengganggu penglihatan. [1-3]
Peran Propranolol dan Captopril pada Hemangioma Infantil
Hemangioma infantil dapat ditatalaksana tanpa tindakan bedah atau pengobatan khusus. Metode tata laksana ini disebut sebagai strategi non-intervensi aktif. Namun, berbagai uji klinis menyatakan bahwa penggunaan beta blocker dan angiotensin-converting enzyme inhibitor dapat mempercepat involusi hemangioma.
Mekanisme terbentuknya hemangioma infantil diduga berkaitan dengan defek angiogenesis dan sistem renin-angiotensin. Propanolol diduga bermanfaat dalam tata laksana hemangioma dengan melakukan down regulation terhadap faktor pertumbuhan angiogenik (termasuk vascular endothelial growth factor dan fibroblast growth factor), menurunkan ekspresi matriks metalloproteinase, dan menginduksi apoptosis pembuluh darah. Captopril diduga bermanfaat dalam tata laksana hemangioma karena dapat menginhibisi sistem renin-angiotensin. [4,5]
Propranolol pada Tata Laksana Hemangioma Infantil
Propranolol merupakan agen pemblok reseptor beta adrenergik yang diklasifikasikan dalam kelompok nonselektif karena bekerja dengan memblokade reseptor beta-1 dan beta-2 adrenergik. Obat ini dapat bekerja sebagai agen kronotropik, inotropik, dan vasodilator yang menyebabkan penurunan denyut jantung dan tekanan darah. Propranolol bersifat lipofilik dan dimetabolisme pertama kali di hati melalui jalur sitokrom P450.
Pemberian propranolol oral dilaporkan mampu mempercepat involusi hemangioma. Dosis dapat dimulai dari 1,5 mg/kgBB/hari dan dinaikkan secara bertahap. Durasi pemberian terapi berkisar antara 2-12 bulan, tergantung pada respon pasien.
Hingga kini, propanolol masih menjadi obat pilihan dalam tata laksana hemangioma, namun obat ini berkaitan dengan timbulnya berbagai efek samping. Efek samping yang seringkali muncul pada penggunaan propranolol 2-3 mg/kgBB/hari pada populasi bayi dan anak-anak adalah bradikardia, hipotensi, hipoglikemia, bronkospasme, dan hiperkalemia. [2,3,6-9]
Captopril pada Tata Laksana Hemangioma Infantil
Peran sistem renin angiotensin pada hemangioma infantil baru-baru ini ditemukan. Dalam penelitian didapatkan bahwa pada hemangioma infantil yang sedang berproliferasi, terdapat angiotensin converting enzyme (ACE) dan isoform reseptor 2 angiotensin II (ATIIR2). Melalui penelitian ini pula diketahui efek angiotensin II dalam menginduksi proliferasi sel blast dan aktivasi ATIIR2 in vitro pada hemangioma infantil. [1,10]
Kadar serum renin dalam 3 bulan pertama kehidupan dapat mencapai 5 kali lipat dewasa, menurun menjadi 3 kali lipat pada usia 3-12 bulan, dan terus menurun menjadi 2 kali lipat saat berusia 1-4 tahun, hingga secara gradual mencapai kadar normal dewasa. Penurunan kadar renin manusia memiliki kesamaan dengan pola pertumbuhan hemangioma infantil yang akan mengalami involusi seiring bertambahnya usia. [1] Penemuan ini menyebabkan terbukanya peluang bagi obat-obatan yang memodulasi sistem renin angiotensin, seperti golongan ACE inhibitor, dalam tata laksana hemangioma.
Studi klinis yang dilakukan Tan et al menyatakan bahwa pemberian captopril dosis rendah 1,5 mg/kgBB/hari mampu mempercepat involusi hemangioma infantil pada 7 dari 8 subjek. Efek samping yang ditemukan berupa peningkatan kadar kreatinin ringan, tetapi tidak ditemukan hipotensi ataupun bradikardia. [4]
Perbandingan Propranolol dan Captopril dalam Tatalaksana Hemangioma
Belum ada banyak studi yang membandingkan efektivitas propranolol dengan captopril dalam tatalaksana hemangioma infantil. Sebuah uji klinis yang dilakukan Zaher et al membandingkan 30 orang pasien hemangioma infantil yang dirandomisasi untuk mendapat propranolol 2 mg/kgBB/hari dan captopril 0,5-1 mg/kgBB/hari. Hasil studi ini menunjukkan perbaikan klinis yang lebih baik dan lebih cepat pada kelompok yang diterapi dengan propranolol.
Kedua grup menunjukkan penurunan kadar VEGF dan AT II setelah terapi, namun persentase penurunan lebih banyak didapatkan pada kelompok yang diterapi dengan propranolol. Dilaporkan pula bahwa efek samping kardiovaskular lebih banyak ditemukan pada kelompok captopril. Namun, perlu diingat bahwa studi ini menggunakan jumlah sampel yang kecil, sehingga studi lanjutan dengan jumlah sampel yang lebih besar masih dibutuhkan untuk membandingkan efektivitas propranolol dan captopril dalam tatalaksana hemangioma infantil. [5]
Kesimpulan
Propranolol masih menjadi obat pilihan dalam tatalaksana hemangioma infantil, namun obat ini dapat menimbulkan berbagai efek samping seperti bradikardia, hipotensi, hipoglikemia, bronkospasme, dan hiperkalemia. Adanya studi yang menunjukkan peran sistem renin-angiotensin dalam patogenesis hemangioma, memunculkan dugaan bahwa ACE inhibitor seperti captopril dapat dijadikan alternatif terapi hemangioma.
Studi yang membandingkan efektivitas propranolol dengan captopril dalam tatalaksana hemangioma masih sangat terbatas. Sebuah uji klinis dengan jumlah sampel yang kecil menunjukkan bahwa propranolol lebih superior dibandingkan captopril, dan berkaitan dengan efek samping kardiovaskular yang lebih sedikit. Namun, studi lanjutan terkait hal ini masih diperlukan.