Indikasi Appendectomy
Indikasi appendectomy atau operasi usus buntu secara umum adalah tindakan untuk semua kelainan pada appendix vermiformis, terutama appendicitis akut. Pasien appendicitis hampir selalu membutuhkan terapi operatif, terutama pada pasien dengan riwayat nyeri perut menetap, demam, dan peritonitis lokal maupun difusa.[5,6]
Indikasi appendectomy antara lain:
- Suspek apendisitis, baik non komplikata maupun komplikata
- Diverticulosis appendix
Crohn’s disease pada apendiks
- Tumor apendiks[5,6]
Indikasi Appendectomy Segera Vs Elektif
Indikasi appendectomy dilakukan segera atau elektif tergantung pada derajat keparahan apendisitis, yaitu apendisitis nonkomplikata dan komplikata. Tindakan appendectomy perlu segera dilakukan apabila dalam pemeriksaan sudah dicurigai ada apendisitis komplikata, yaitu terjadi perforasi atau gangrenosa.[1-3,5]
Tindakan appendectomy elektif dapat dilakukan pada pasien dengan apendisitis nonkomplikata dengan batasan waktu tidak melebihi 24 jam setelah penegakkan diagnosis. Tindakan appendectomy elektif juga dapat dilakukan pada pasien apendisitis yang dicurigai telah terbentuk phlegmon atau kantong abses apendiks, yang dapat terjadi pada pasien telah diberikan terapi antibiotik selama beberapa minggu.[1-3,5]
Indikasi Appendectomy Terbuka Vs Laparoskopi
Metode appendectomy telah berkembang dari teknik terbuka sampai teknik minimal invasif laparoskopi. Bahkan saat ini, appendectomy laparoskopi telah berkembang dari metode konvensional dengan 3 port menjadi metode dengan insisi tunggal (single incision laparoscopy surgery).[3-5]
Metode appendectomy terbuka (laparotomi) telah secara luas diterima sebagai gold standar untuk penanganan apendisitis komplikata. Appendectomy terbuka juga selalu dipersiapkan sebagai rencana cadangan bila terjadi kesulitan dalam appendectomy laparoskopi, akibat inflamasi berat atau adhesi berat yang didapatkan intra operasi.[1,4]
Metode appendectomy laparoskopi telah banyak berkembang dan diindikasikan untuk penanganan apendisitis, baik nonkomplikata maupun komplikata. Metode laparoskopi diutamakan untuk kelompok pasien ibu hamil dan lansia.[1,3,5]