Pendahuluan Replantasi Avulsi Gigi
Replantasi avulsi gigi adalah serangkaian prosedur medis untuk menyelamatkan gigi yang telah lepas dari soketnya untuk dipasang kembali ke dalam soket. Avulsi gigi dapat terjadi sebagian besar karena trauma. Gigi seharusnya menempel cekat pada ligamen periodontal, tetapi trauma dapat menyebabkan ligamen tersebut rusak dan robek sehingga gigi dapat keluar dari soketnya.[1,2]
Indikasi dari replantasi gigi adalah avulsi pada gigi permanen yang asepsis dan masih terjaga vitalitasnya. Sementara itu, kontraindikasi replantasi avulsi gigi meliputi pasien dengan kondisi sistemik imunodefisiensi, pasien dengan risiko tinggi endokarditis, dan terjadi kelainan pada gigi yang avulsi, misalnya karies profunda atau kelainan periodontal.[3,4]
Teknik replantasi avulsi gigi diawali dengan perendaman gigi yang avulsi menggunakan larutan yang dapat menjaga vitalitas dan kondisi asepsis gigi. Selanjutnya, dapat dilakukan replantasi dan splinting selama 2 minggu. Pasien perlu diresepkan antibiotik dan gigi yang sudah menjalani replantasi diobservasi selama 7-10 hari. Khusus gigi yang sudah berada di luar rongga mulut lebih dari 60 menit, dapat dipertimbangkan untuk melakukan Perawatan Saluran Akar (PSA) ekstra oral, baru kemudian dilakukan replantasi.[5,6]
Komplikasi prosedur replantasi avulsi gigi meliputi ankilosis, rasa nyeri yang persisten, infeksi lokal, infeksi sistemik seperti endokarditis, dan resorpsi akar.[7,8]
Penulisan pertama oleh: dr. Edwin Wijaya
Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta