Indikasi Replantasi Avulsi Gigi
Indikasi replantasi avulsi gigi adalah pada gigi permanen yang avulsi yang asepsis dan masih terjaga vitalitasnya. Golden hour perawatan gigi avulsi dengan replantasi adalah 60 menit.[1,2]
Avulsi Gigi
Kondisi avulsi gigi pada orang dewasa sering dijumpai pada kasus-kasus trauma sedang hingga berat, seperti kecelakaan lalu lintas, perkelahian, dan terjatuh. Gigi yang paling sering mengalami avulsi adalah gigi anterior maksila, karena letaknya yang paling depan dan rawan terhadap trauma. Replantasi bisa dilakukan jika gigi bersih dan vital, serta tidak ada kerusakan pada gigi yang avulsi seperti karies profunda.[1,2]
Syarat Replantasi Bisa Dilakukan
Dalam melakukan replantasi, dokter gigi harus melihat apakah kondisi asepsis dan vitalitas terpenuhi pada gigi yang avulsi. Gigi harus direndam dalam larutan fisiologis selama berpindah dari lokasi kecelakaan ke klinik, dan gigi tidak boleh berada di lingkungan yang kering dan kotor selama lebih dari 15 menit.[6,11]
Media Penyimpanan Gigi
Media penyimpanan gigi avulsi yang digunakan pasien sebelum datang ke klinik juga memiliki peran penting dalam menentukan indikasi perawatan replantasi. Fase ini merupakan fase krusial dalam mendapatkan hasil replantasi yang optimal. Karena jika gigi tidak disimpan dalam larutan fisiologis yang adekuat, maka sel-sel ligamen periodontal akan mengalami nekrosis dan kerusakan yang masif, sehingga proses replantasi tidak akan berhasil.[6,11]
Media penyimpanan yang baik hendaknya merupakan sebuah larutan fisiologis yang mendekati atau merupakan replika dari lingkungan rongga mulut. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan viabilitas ligamen periodontal.[8,11]
Gigi susu (decidui) tidak memerlukan tindakan replantasi karena kemungkinan untuk mengalami ankilosis lebih besar pada gigi susu dibandingkan pada gigi permanen. Ankilosis ini akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan gigi permanen. Sehingga, replantasi gigi avulsi pada gigi decidui tidak dilakukan.[1,2,5,6,12]
Penulisan pertama oleh: dr. Edwin Wijaya
Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta