Komplikasi Scaling dan Root Planing
Komplikasi akibat prosedur scaling dan root planing termasuk jarang terjadi. Perawatan ini merupakan prosedur yang aman dilakukan. Risiko komplikasi bergantung pada derajat keparahan dan kerusakan jaringan periodontal pasien dan kondisi sistemik yang menyertai.
Nyeri dan Perdarahan
Rasa nyeri dan perdarahan merupakan risiko efek samping yang paling umum terjadi pasca scaling dan root planing. Rasa nyeri dan perdarahan yang terjadi bergantung pada derajat inflamasi jaringan gingiva sebelum tindakan dan lama durasi tindakan yang dilakukan. Nyeri dan perdarahan pasca tindakan biasanya berlangsung hanya beberapa saat setelah tindakan selesai. Analgesik dapat diberikan untuk membantu mengurangi nyeri.
Perdarahan yang terjadi bersifat minor sebagai respon dari pembersihan poket dan jaringan gingiva yang terinflamasi. Perdarahan yang persisten jarang terjadi. Anamnesis pasien yang detail terkait riwayat medis sebelum tindakan sangat penting untuk menghindari perdarahan yang berkepanjangan dan nyeri akibat infeksi atau penyembuhan jaringan yang terlambat.
Pasien dengan kondisi sistemik, seperti imunokompromais, konsumsi rutin obat antikoagulan, konsumsi kortikosteroid jangka panjang, atau sedang menjalani kemoterapi berisiko lebih tinggi. Konsultasi dengan dokter yang menangani kondisi sistemik pasien penting.[13-17]
Hipersensitivitas Dentin dan Akar
Hipersensitivitas dentin dan akar minimal dianggap normal pasca tindakan scaling dan root planing. Derajat hipersensitivitas yang terjadi rendah hingga sedang bergantung pada kasus pasien, serta bersifat sementara. Prosedur scaling dan root planing meliputi denudasi permukaan akar dan menghilangkan lapisan luar dentin yang mengalami hipermineralisasi, sehingga meninggalkan permukaan yang terekspos
Umumnya, hipersensitivitas akan berkurang dan berangsur hilang dalam waktu 2 minggu. Beberapa agen desensitisasi yang digunakan untuk menangani sensitivitas antara lain seperti sodium fluoride, stannous fluoride, calcium sodium phosphosilicate bioactive glass, resin, varnish, pasta gigi, terapi laser, dan gingival graft. Namun, jika hipersensitivitas terus berlanjut, bahkan hingga mengganggu aktivitas, maka perlu pemeriksaan lebih lanjut.
Resesi Gingiva
Kerusakan jaringan akibat penyakit periodontal meliputi kehilangan tulang secara bertahap yang dapat menyebabkan migrasi jaringan gingiva ke apikal dan terpaparnya permukaan akar. Hilangnya dukungan jaringan gingiva sebagai akibat pencernaan enzimatik bakteri dan disorganisasi jaringan ikat, disertai resorpsi tulang yang disebabkan proses inflamasi yang berdampak ke puncak tulang alveolar.
Saat terapi periodontal seperti scaling dan root planing dilakukan, maka penyebab inflamasi dihilangkan dan terjadilah proses penyembuhan. Eksudat inflamasi akan mengalami resorpsi dan sel inflamasi akan bermigrasi, terjadi penurunan dan retraksi volume jaringan gingiva, sehingga permukaan akar menjadi terekspos (resesi gingiva).
Bakteremia
Prosedur dental invasif yang berpotensi menyebabkan perdarahan memiliki risiko masuknya bakteri dari mulut ke sirkulasi darah. Bakteremia sering terjadi pasca tindakan gigi seperti ekstraksi gigi, scaling dan root planing, dan periodontal probing. Selain itu, penyakit periodontal dan gigi juga meningkatkan risiko terjadinya bakteremia.[4-7]