Indikasi Veneer Gigi
Indikasi veneer gigi adalah abrasi, abfraksi, atau karies yang terjadi di bagian labial gigi, fraktur mahkota, dan mikrodontia. Indikasi lain adalah diastema anterior dan perubahan warna gigi permanen.[3,8,9]
Abrasi, Abfraksi, dan Karies Gigi
Abrasi disebabkan oleh proses fisik dan kimiawi, yang mengakibatkan hilangnya struktur jaringan keras gigi (enamel dan dentin). Abfraksi mirip seperti abrasi, dimana lesi terjadi di bagian servikal gigi. Namun demikian, abfraksi bukan disebabkan oleh proses fisik dan kimiawi, tapi disebabkan oleh gaya fleksural akibat tekanan oklusi yang berlebihan. Sementara itu, karies gigi terjadi akibat destruksi dan demineralisasi gigi akibat produksi asam oleh bakteri.
Lesi abrasi, abfraksi, dan karies yang memerlukan veneer gigi umumnya adalah lesi yang berada di servikal dan biasanya tidak disertai dengan kehilangan struktur jaringan keras yang masif.[2,6,7,10]
Fraktur Gigi
Fraktur gigi dapat terjadi akibat trauma mekanis yang diterima gigi. Trauma mekanis tersebut dapat terjadi akibat kecelakaan, pukulan, dan benturan lainnya.
Fraktur gigi yang masih dapat dilakukan tata laksana dengan veneer adalah fraktur horizontal yang terjadi pada gigi anterior, dengan catatan struktur dentin yang hilang tidak terlalu banyak. Jika terjadi kehilangan struktur dentin yang masif, maka pertimbangkan untuk melakukan perawatan mahkota jaket.[1,11]
Mikrodontia
Mikrodontia adalah sebuah kondisi dimana gigi lebih kecil jika dibandingkan dengan ukuran normal. Selain itu, kondisi mikrodontia seringkali disertai dengan bentuk gigi konus (conical teeth) atau sering disebut juga peg shape.[2,4]
Mikrodontia yang dapat dilakukan perawatan veneer adalah mikrodontia yang terjadi pada gigi anterior, dengan catatan memiliki struktur yang cukup untuk menjadi pegangan bahan veneer. Hal ini mengingat veneer hanya melapisi bagian anterior dari gigi tersebut saja. Sementara itu, pilihan lain dalam perawatan mikrodontia adalah pembuatan mahkota jaket.[12]
Diastema Anterior
Diastema anterior adalah terjadinya celah di antara gigi geligi anterior. Kasus diastema anterior umumnya dapat dilakukan penatalaksanaan dengan veneer. Namun demikian, jika diastema ukurannya terlalu besar dan struktur gigi terlalu kecil, maka pilihan perawatan lain adalah melakukan perawatan mahkota jaket.[3,8]
Perubahan Warna Gigi
Perubahan warna gigi sering disebut sebagai stain gigi, yaitu pewarnaan gigi yang melekat pada permukaan enamel dan dentin. Stain gigi ekstrinsik yang dapat hilang dengan prosedur brushing, scaling, dan bleaching tidak perlu dilakukan perawatan veneer. Namun, pada kasus stain gigi intrinsik dan beberapa kasus stain gigi ekstrinsik yang tidak hilang dengan prosedur tersebut, dapat dilakukan perawatan veneer gigi.[12,13]
Malposisi Gigi
Teknik veneer gigi juga digunakan dalam kombinasi dengan perawatan ortodontik pada kasus malposisi gigi. Dalam kasus dengan malposisi yang signifikan, perawatan kombinasi diperlukan untuk mencapai simetri dengan pendekatan yang paling konservatif.[17]