Indikasi Penilaian Posisi Mata
Indikasi penilaian posisi mata adalah untuk membantu mendiagnosis berbagai keadaan patologis seperti adanya strabismus, kelainan saraf kranial yang mempersarafi otot-otot ekstraokular, diplopia, exophthalmos, enophthalmos, dan kasus trauma yang melibatkan cedera orbital maupun periorbital dan intrakranial. Adanya kelainan pada pemeriksaan ini tidak hanya mengindikasikan adanya kelainan intraokular, namun dapat pula mengindikasikan adanya kelainan neurologis.[1,7,8]
Pada anak dengan gangguan penglihatan binokular, pemeriksaan ini sangat penting dilakukan, dan semakin awal dilakukan maka anak akan lebih cepat mendapatkan terapi, sehingga prognosisnya juga semakin baik.
Selain itu, pemeriksaan ini juga dilakukan pada mereka yang dicurigai strabismus. Strabismus adalah keadaan dimana kedua mata memiliki posisi yang tidak selaras. Pada keadaan ini, penilaian posisi mata sangat diperlukan.[9]
Penilaian posisi mata terdiri dari corneal light reflex, cover-uncover test, pemeriksaan gerakan bola mata, dan penilaian penglihatan binokular.
Corneal Light Reflex
Pemeriksaan corneal light reflex merupakan salah satu pemeriksaan sederhana yang sangat berguna untuk mengidentifikasi adanya strabismus dan membedakan strabismus dengan pseudostrabismus. Strabismus pada neonatus dan bayi di bawah usia 4 bulan bukan merupakan suatu kelainan, namun apabila bertahan sampai lebih dari usia 4 bulan, maka bayi/anak harus dievaluasi lebih lanjut.[1,10]
Pseudostrabismus adalah adanya manifestasi mirip esotropia yang bukan murni karena kelainan posisi mata namun karena adanya lipatan kulit epikantus yang lebih menonjol sehingga menutupi bagian medial sklera pada salah satu atau kedua mata. Cara membedakannya dengan strabismus adalah dengan melihat pantulan cahaya pada pemeriksaan corneal light reflex. Apabila cahaya jatuh di tengah pupil, maka dapat dikatakan pseudostrabismus.[1,9-11]
Hirschberg test dan Krimsky test
Penilaian posisi mata dengan corneal light reflex dapat dilakukan dengan Hirschberg test dan Brückner’s test. Hirschberg test merupakan tes yang cepat dan sederhana, namun sayangnya pemeriksaan ini tidak cukup akurat. Hasil pemeriksaan tergantung dari jatuhnya pantulan cahaya (pinpoint) pada mata, normalnya berada di tengah pupil. Apabila pada pemeriksaan Hirschberg test didapatkan kelainan, maka pemeriksaan dapat dilanjutkan dengan Krimsky test.
Krimsky test dilakukan dengan menggunakan bar prisma atau prisma satuan yang tujuannya menentukan sudut deviasi yang ditemukan pada pemeriksaan corneal light reflex pada mata yang deviasi. Untuk menentukan sudut yang pasti, diperlukan orthoptist yang berpengalaman di bidangnya. Pemeriksaan ini dilakukan pada anak-anak atau orang dewasa yang tidak kooperatif atau memiliki ketajaman visual yang buruk sehingga pasien tidak mampu menggerakkan mata untuk melakukan fiksasi.[7,12]
Brückner’s test
Brückner’s test merupakan pemeriksaan yang cepat, sederhana, dan lebih sensitif daripada Hirschberg test. Tes ini sangat mudah dan akurat dilakukan pada bayi atau anak berusia ≤5 tahun. Dari usia 4-5 bulan, fiksasi fovea sudah terbentuk, sehingga adanya deviasi sudah dapat diketahui. Selain itu, pemeriksaan ini juga dapat mengidentifikasi adanya anisometropia dan ambliopia, hipermetropia dan miopia, katarak pada anak kecil yang tidak kooperatif.
Tujuan Brückner’s test adalah untuk melakukan screening strabismus, gangguan refraksi (anisometropia), gangguan opasitas media refraksi, dan ukuran pupil. Pada tes ini, ruangan dipersiapkan dalam keadaan redup, dengan jarak kurang lebih 70 cm dari pasien.[7,13]
Pada Brückner’s test, mata dengan refleks fundus yang lebih terang kemungkinan besar mengalami strabismus. Hal ini terjadi karena struktur anatomis fovea. Fovea memiliki cekungan, sehingga cahaya yang jatuh pada fovea (foveola) tidak dipantulkan kembali ke oftalmoskop, namun direfleksikan ke arah lain pada bagian mata pasien, sehingga refleks fundus pada fovea normal lebih gelap. Tes ini dapat mendeteksi deviasi dengan sudut yang kecil, karena deviasi 1-2 derajat sudah memberikan perbedaan pada refleks fundus.
Selain untuk mendeteksi strabismus, tes ini juga membantu mendeteksi gangguan refraksi ametropia dan anisometropia dengan cara melihat distribusi cahaya pada pupil. Apabila refleks fundus tidak terlihat, maka dapat disebabkan karena salah satu media refraksi. Apabila refleks yang dihasilkan berwarna keputihan atau sangat terang, kemungkinan terdapat perubahan patologis seperti coloboma dan retinoblastoma.[7]
Cover-uncover Test
Pasien dengan heterophoria akan memiliki gejala berupa rasa lelah, pusing atau penglihatan ganda (diplopia). Pemeriksaan cover-uncover test dilakukan untuk membantu memastikan adanya heterophoria. Terdapat tiga macam pemeriksaan untuk cover-uncover test, yaitu:
Cover-uncover test dilakukan untuk melihat apakah pasien memiliki heterophoria
Alternate cover test dilakukan untuk membedakan antara heterophoria dan heterotropia
Prism and cover test dilakukan untuk melihat total deviasi dengan menggunakan prism bar atau prisma satuan yang dinyatakan dengan prism diopters (PD). Tes ini tidak dapat membedakan antara heterophoria dan heterotropia, hanya melihat derajat deviasi[14]
Ketika didapatkan adanya strabismus, besarnya sudut deviasi ditentukan dengan prisma untuk mengeliminasi pergerakan mata ketika penutup dipindahkan dari satu mata ke mata sebelahnya. Prisma dapat diletakkan secara vertikal maupun horizontal. Kekuatan prisma dinyatakan dengan angka prism diopters (PD) yang mana pada angka tersebut sudah tidak terjadi pergerakan deviasi mata.[9,15]
Pemeriksaan pada strabismus akan terlihat lebih jelas manifestasi klinisnya pada saat pasien merasa lelah. Gejala dapat bervariasi seiring dengan perkembangan waktu. Adanya gangguan alignment yang tidak terlihat pada masa kanak-kanak dapat terlihat dengan lebih jelas saat pasien lebih tua, sehingga pada pasien yang dicurigai strabismus harus dilakukan evaluasi yang berkelanjutan.[14]
Penilaian Penglihatan Binokular
Penglihatan binokular adalah hasil kerjasama kedua mata secara simultan sehingga objek yang dilihat dengan kedua mata secara terpisah dapat membentuk suatu persepsi bayangan tunggal lewat proses fusi. Penglihatan binokular dinyatakan normal apabila terdapat fusi bifoveal, Normal Retinal Correspondence (NRC), dan tidak terdapat deviasi yang manifes.
Penglihatan binokular mulai berkembang saat bayi berusia 3 bulan dan mencapai puncaknya pada usia 1-3 tahun, berkembang sempurna pada usia 4 tahun, dan perlahan menurun dan penurunan ini berhenti pada usia 9 tahun.
Penilaian penglihatan binokular dinyatakan normal apabila bifoveal dan tidak ada deviasi manifes. Dinyatakan abnormal apabila bayangan objek yang difiksasi, pada satu mata diproyeksikan di fovea, sedangkan pada mata yang lain diproyeksikan di luar fovea. Pada keadaan tersebut, penglihatan binokular dinyatakan abnormal.[16]
Pemeriksaan Pergerakan Bola Mata
Otot bola mata berfungsi untuk mempertahankan bola mata pada posisi anatominya dan menggerakkan bola mata. Pergerakan bola mata terjadi karena adanya koordinasi antara otot-otot ekstraokular dan saraf kranialis III, IV, dan VI, sehingga pemeriksaan pergerakan bola mata sekaligus memeriksa fungsi saraf kranialis tersebut. Hubungannya adalah sebagai berikut:
- Saraf kranial no. III mempersarafi m. rectus superior, inferior, dan medial serta m. obliquus inferior
- Saraf kranial no. IV mempersarafi m. obliquus superior
- Saraf kranial no. VI mempersarafi m. rectus lateralis
Pergerakan ini diobservasi dengan mengarahkan pasien untuk menggerakkan bola mata mengikuti six cardinal movement (seperti huruf “H”). Selain menilai posisi mata, pemeriksaan ini juga dapat memberikan penilaian mengenai adanya otot ekstraokular yang paresis.[8]