Pedoman Klinis Episiotomi
Pedoman klinis episiotomi meliputi seluruh tahap mulai dari pertimbangan indikasi, persiapan pasien, pemilihan teknik prosedural, dan pemberian edukasi kepada pasien. Hal-hal penting yang perlu diingat terkait prosedur episiotomi adalah:
- Hindari melakukan episiotomi secara rutin pada semua persalinan karena tidak ada manfaat terbukti dari tindakan ini. Episiotomi disarankan untuk dilakukan hanya secara selektif, misalnya pada kasus distosia bahu, malpresentasi, partus kala dua lama, makrosomia, atau adanya fetal compromise.
- Hindari melakukan episiotomi pada pasien dengan inflammatory bowel disease, malformasi perineum berat, pasien multipara, dan pasien yang menjalani persalinan pervaginam operatif dengan forceps atau vakum.
- Sebelum melakukan tindakan, dokter perlu mendapatkan informed consent dari pasien. Pasien diberikan anestesi dan dibiarkan berbaring dalam posisi litotomi.
- Episiotomi medial dikaitkan dengan perbaikan yang lebih mudah dibandingkan episiotomi mediolateral, tetapi memiliki tingkat risiko kerusakan sphincter anal yang lebih tinggi jika dibandingkan episiotomi mediolateral. Karena itu, teknik insisi mediolateral lebih direkomendasikan.
- Setelah tindakan, berikan edukasi pada pasien mengenai cara merawat luka dan cara mengenal tanda-tanda komplikasi.[3,4,15]