Edukasi Pasien Test Pack
Edukasi utama pada pasien yang akan menjalani test pack mencakup tujuan pemeriksaan ini dilakukan, yaitu sebagai skrining kehamilan. Pasien perlu diinformasikan sebelumnya mengenai persiapan yang perlu dilakukan. Test pack umumnya memiliki akurasi yang tinggi dengan kemungkinan negatif palsu yang rendah.
Interpretasi Hasil Test Pack
Bila hasil tes positif, maka anjurkan pasien untuk memeriksakan diri ke spesialis obstetri dan ginekologi untuk memastikan normal tidaknya kehamilan, perencanaan perawatan antenatal, dan untuk memperkirakan usia kehamilan.[1,3,7,9]
Pasien dengan hasil test pack positif dan mengalami tanda-tanda kegawatan harus segera dirujuk ke fasilitas kesehatan sekunder atau tersier di bawah pengawasan dokter spesialis obstetri dan ginekologi untuk evaluasi dan tindakan lebih lanjut. Kegawatan tersebut dapat berupa kehamilan ektopik, abortus dengan perdarahan masif, atau ketidakstabilan hemodinamik lain.[3,7,9]
Waktu yang Tepat untuk Test Pack
Jelaskan kepada pasien bahwa waktu yang dianjurkan untuk pengambilan sampel urine adalah pagi hari dan idealnya dalam 7 hari setelah berhubungan seksual yang mungkin menyebabkan kehamilan. Bila test pack menunjukkan hasil negatif tetapi kehamilan masih dicurigai, tes dapat diulangi 7 hari kemudian. Edukasi pada Kehamilan yang Terkonfirmasi
Saat anamnesis, komunikasi yang efektif perlu dicapai dan mempertimbangkan aspek psikologis pasien. Beberapa poin yang perlu tanyakan adalah apakah kehamilan tersebut diinginkan, apakah keluarga atau lingkungan terdekat pasien mendukung kehamilan, serta rasa keamanan pasien dalam menjalani kehamilan baik secara mental, fisik, maupun finansial.[3,7,9]
Jelaskan juga alasan yang mendasari pemilihan tes kehamilan rumahan, seperti adanya tanda-tanda kehamilan dari keluhan pasien. Tanda awal kehamilan tersebut dapat berupa frekuensi buang air kecil yang lebih sering, rasa mual, muntah, mudah lelah, kualitas tidur yang terganggu, dan nyeri punggung.[1,3,7,9]
Pasien dengan kehamilan risiko tinggi seperti ibu usia lanjut, autoimun, diabetes, riwayat keguguran sebelumnya, dan/atau penyalahgunaan zat sebaiknya dirujuk ke dokter spesialis obstetri dan ginekologi agar dapat terpantau lebih ketat lagi. Rujukan juga diperlukan pada pasien dengan masalah medis atau mengonsumsi obat yang berbahaya untuk kehamilannya. Biasanya konsultasi antardepartemen dibutuhkan untuk mencapai perawatan kondisi medis yang maksimal dan kehamilan yang sehat.[3,7,9]
Kehamilan dengan IUD Terpasang
Meski jarang, kehamilan juga dapat terjadi pada wanita dengan intrauterine device (IUD). Pada kondisi ini, konfirmasi kehamilan menggunakan USG harus dilakukan untuk melihat apakah kehamilan bersifat intrauterin atau ekstrauterin. Risiko kehamilan ektopik dilaporkan lebih tinggi pada wanita dengan terpasang IUD dibandingkan dengan tanpa terpasang IUD.[3,7,9]
Jika kehamilan dengan IUD terpasang terletak intrauterin maka IUD harus dilepas karena risiko komplikasi kehamilan lebih tinggi bila IUD dipertahankan dibandingkan dengan IUD dilepaskan.[3,7,9]
Perubahan Pola Hidup selama Kehamilan
Semua pasien yang terkonfirmasi hamil perlu diedukasi tentang tanda kehamilan yang dapat dialami kemudian hari. Pasien juga harus didorong untuk mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang dan vitamin prenatal, terutama asam folat 400 μg.
Pasien diimbau untuk menghindari konsumsi alkohol, paparan rokok, dan paparan radiasi. Pasien juga perlu menghindari konsumsi makanan mentah atau yang tidak matang, serta menjaga higienitas agar terhindar dari infeksi selama masa kehamilan.[3,6,8]