Indikasi Rontgen Ankle dan Kaki
Indikasi rontgen ankle dan kaki atau “ankle and foot X-ray” adalah untuk mengevaluasi penyebab nyeri di pergelangan kaki ataupun kaki, yang terjadi setelah trauma maupun terjadi tanpa trauma. Rontgen ankle dan kaki dengan weight-bearing bermanfaat untuk identifikasi fraktur tulang maupun cedera ligamen.[3]
Karena struktur di pergelangan kaki dan kaki saling tumpang tindih, rontgen sebaiknya dilakukan dengan proyeksi multipel agar dokter dapat mengevaluasi struktur secara keseluruhan. Seri rontgen ankle terdiri dari proyeksi anteroposterior (AP), mortise, dan lateral. Sementara itu, seri rontgen kaki terdiri dari proyeksi dorsoplantar (DP), oblik, dan lateral.[3]
Fraktur pada tulang metatarsal dan dan phalanges (kaki bagian depan atau forefoot) dapat dengan mudah dideteksi pada rontgen. Kasus fraktur tulang metatarsal V sering kali hanya membutuhkan rontgen dalam penegakan diagnosis.[3]
Namun, visualisasi fraktur pada kaki bagian tengah (midfoot) atau belakang (hindfoot) seperti tulang kuboid, kuneiform, navikulare, talus, dan kalkaneus kadang tidak cukup hanya menggunakan rontgen. Oleh karena itu, fraktur pada bagian-bagian ini kadang membutuhkan pencitraan lebih lanjut seperti CT dan MRI.[3]
Rontgen Ankle dan Kaki pada Kasus Trauma
Pada kasus trauma, Ottawa Ankle and Foot Rule dapat digunakan untuk menentukan apakah rontgen perlu dilakukan.[4]
Seri rontgen ankle dilakukan jika ada nyeri di area malleolar yang disertai dengan salah satu temuan berikut:
- Nyeri tekan pada tepi posterior atau ujung malleolus lateral
- Nyeri tekan pada tepi posterior atau ujung malleolus medial
- Ketidakmampuan untuk menopang berat badan sejauh empat langkah, baik segera setelah cedera maupun saat berada di UGD[4]
Seri rontgen kaki dilakukan jika ada nyeri pada daerah kaki bagian tengah (midfoot) yang disertai salah satu dari temuan berikut:
- Nyeri tulang (bone tenderness) pada basis tulang metatarsal V
- Nyeri tulang (bone tenderness) pada tulang navikulare
- Ketidakmampuan untuk menopang berat badan sejauh empat langkah, baik segera setelah cedera maupun saat berada di UGD[4]
Rontgen dapat dilakukan tanpa mempertimbangkan Ottawa Ankle and Foot Rule bila ada situasi tertentu, yakni: trauma tembus, luka kulit dalam bentuk apa pun, politrauma, waktu >10 hari pascatrauma, dan kunjungan berulang karena nyeri kaki berkelanjutan pascatrauma. Adanya penurunan kesadaran, kelainan neurologis yang mempengaruhi kaki, atau underlying disease pada tulang juga menjadi pengecualian. Selain itu, Ottawa Ankle and Foot Rule tidak meliputi trauma pada kaput metatarsal dan jari-jari kaki.[5]
Rontgen Ankle dan Kaki pada Kasus Tanpa Trauma
Rontgen juga dapat dilakukan pada kasus nontrauma. Rontgen dapat memperlihatkan berbagai kelainan pada persendian seperti penyempitan celah sendi, pembengkakan jaringan lunak, kalsifikasi jaringan lunak, erosi tulang, pembentukan tulang baru, dan penyimpangan sudut artikular.[6]
Radiografi konvensional seperti rontgen masih menjadi pemeriksaan yang paling hemat biaya (cost-effective) dalam penegakan diagnosis arthritis. Rontgen juga merupakan pemeriksaan inisial dalam mengevaluasi neoplasma pada tulang. Gambaran radiografi pada kecurigaan neoplasma dapat berupa destruksi tulang, peningkatan kepadatan tulang, pembentukan tulang baru di periosteum, dan kalsifikasi matriks tulang.[6]
Pada anak-anak, rontgen kaki dapat dilakukan pada kasus trauma yang tidak disengaja maupun disengaja (kecurigaan korban penganiayaan anak), displasia rangka (skeletal dysplasia), kelainan metabolik (rickets and rickets-like disorders), dan neoplasia.[7]