Teknik Ventilation-Perfusion Lung Scan
Teknik ventilation-perfusion lung scan (V/Q scan) atau lung scintigraphy terdiri atas dua bagian, yaitu skintigrafi ventilasi dan perfusi. Umumnya, skintigrafi ventilasi dilakukan terlebih dahulu dengan inhalasi radiotracer, lalu diikuti dengan skintigrafi perfusi dengan pemberian radiotracer secara intravena. Keseluruhan prosedur ini biasanya membutuhkan waktu sekitar 1 jam.[1,3]
Persiapan Pasien
Sebelum pemeriksaan V/Q scan, pasien diharuskan untuk menjalani rontgen toraks posterior-anterior (PA) dan lateral. Pasien yang tidak dapat menjalani rontgen toraks dapat disiasati dengan pemeriksaan rontgen toraks portable atau pemeriksaan alternatif seperti CT scan.
Rontgen toraks digunakan untuk mengeksklusi patologi lain. Pada pasien yang dicurigai tromboembolisme, pemeriksaan D-dimer dan evaluasi skor Wells dapat dilakukan sebelum V/Q scan.[1-3]
Peralatan
Radiotracer dan kamera gamma merupakan peralatan utama untuk pemeriksaan V/Q scan. Radiotracer yang dapat digunakan untuk skintigrafi ventilasi adalah Tc-diethylenetriaminepentaacetic acid (DTPA) terlabel dengan Tc-99m, Tc-99m label mikrokoloid, Tc-99m label partikel karbon pada gas karier argon, Xenon-133 (Xe-133), Xenon-127 (Xe-127), dan Krypton-81m (Kr-81m).[1-3]
Sementara itu, untuk skintigrafi perfusi, dapat digunakan 99mTc macro aggregated albumin (Tc-99m MMA). Pencitraan kamera gamma pada V/Q scan memiliki beberapa pilihan, yaitu pencitraan planar, pencitraan single-photon emission computed tomography (SPECT), dan pencitraan SPECT-CT.[1-3]
Selain itu, beberapa alat lain yang juga diperlukan pada pemeriksaan V/Q scan adalah facemask (atau mouthpiece dan penjepit hidung), nebulizer, dan syringe.[1-3]
Posisi Pasien
Saat inhalasi radiotracer untuk pemeriksaan ventilasi, pasien idealnya berada dalam posisi tegak. Namun, posisi supinasi juga diperbolehkan. Hal ini berbeda dengan saat injeksi radiotracer untuk pemeriksaan perfusi, di mana pasien wajib berada dalam posisi supinasi.[3,4]
Pada saat proses imaging atau pencitraan, idealnya pasien berada dalam posisi tegak agar ukuran rongga toraks optimal. Namun, pasien juga boleh berada dalam posisi supinasi selama imaging.[3,4]
Beberapa literatur mengatakan bahwa perubahan posisi antara tegak dan supinasi selama V/Q scan dapat memengaruhi interpretasi hasil, sehingga literatur-literatur tersebut menyarankan pasien untuk tetap berada dalam posisi supinasi baik selama inhalasi, injeksi, maupun imaging.[5,6]
Prosedural
Pemeriksaan V/Q scan terdiri atas dua bagian, yaitu skintigrafi ventilasi dan perfusi. Umumnya, skintigrafi ventilasi dilakukan lebih dahulu lalu diikuti skintigrafi perfusi.[1,7]
Skintigrafi Ventilasi
Pemeriksaan skintigrafi ventilasi dilakukan untuk melihat distribusi udara di paru-paru. Langkah-langkah skintigrafi ventilasi adalah:
- Pasien dipersiapkan dengan pemasangan facemask atau mouthpiece
- Apabila menggunakan mouthpiece, lubang hidung perlu dijepit agar tertutup
-
Radiotracer kemudian disalurkan melalui tube masker atau mouthpiece
- Pasien diminta untuk melakukan inspirasi dan ekspirasi sesuai instruksi operator
- Bila pencitraan yang digunakan adalah planar, ambil proyeksi anterior, posterior, anterior oblik (kiri dan kanan), posterior oblik (kiri dan kanan), serta lateral
- Bila tidak menggunakan planar, dapat menggunakan SPECT atau SPECT-CT untuk mendapat gambaran 3 dimensional[3,4]
Skintigrafi Perfusi
Skintigrafi perfusi umumnya menggunakan radiotracer 99mTc macro aggregated albumin (Tc-99m MMA). Berikut ini merupakan langkah-langkah skintigrafi perfusi:
- Pasien diposisikan dengan posisi supinasi
- Syringe yang berisi Tc-99m MMA diinjeksi secara intravena
- Pasien diminta bernapas pelan dan dalam untuk meningkatkan tensi alveolar
- Pasien kemudian menjalani pencitraan dengan metode planar dengan proyeksi anterior, posterior, anterior oblik (kiri dan kanan), posterior oblik (kiri dan kanan), serta lateral
- Bila tidak menggunakan planar, dapat menggunakan SPECT atau SPECT-CT untuk mendapat gambaran 3 dimensional[1,3]
Interpretasi Hasil
Apabila hasil menunjukkan defek perfusi tetapi ventilasi tampak normal, hasil disebut sebagai mismatch V/Q. Hal ini dapat menandakan emboli paru meskipun masih ada kemungkinan diagnosis lain seperti obstruksi arteri oleh tumor atau radioterapi.[1,3,4]
Apabila hasil menunjukkan defek ventilasi tetapi perfusi tampak normal, hasil disebut sebagai reverse mismatch V/Q. Hal ini biasanya tidak menandakan emboli paru tetapi menandakan emfisema, pneumonia, atau kista paru.[1,3,4]
Kriteria diagnosis yang lebih komprehensif bisa menggunakan Prospective Investigation of Pulmonary Embolism Diagnosis (PIOPED), modified PIOPED II, perfusion-only modified PIOPED, atau kriteria perfusion-only prospective investigative study of acute pulmonary embolism diagnosis (PISAPED). Kriteria modified PIOPED II adalah:
- Kasus dinyatakan sebagai probabilitas tinggi bila ada 2 atau lebih segmen besar yang mismatched
- Kasus dinyatakan sebagai probabilitas rendah bila defek perfusi nonsegmental, defek perfusi lebih kecil dari lesi di X-ray, ada 1–3 defek segmen kecil, ada 1 matched perfusion defect di bagian tengah atau atas paru, ada efusi pleura solitary yang signifikan, atau ada Stripe sign
- Hasil dinyatakan nondiagnostik bila ada temuan lain selain yang tersebut di atas
- Hasil dinyatakan normal bila tidak ada defek perfusi[1,3,4]
Follow Up
Setelah pemeriksaan selesai, pasien langsung dapat dievaluasi untuk efek samping prosedur V/Q scan. Umumnya pemeriksaan V/Q scan tidak menyebabkan efek bagi pasien. Namun, pada beberapa pasien, dapat terjadi kemerahan dan pembengkakan pada lokasi injeksi radiotracer.
V/Q scan dengan pencitraan SPECT dianjurkan sebagai pemeriksaan follow-up untuk melihat rekurensi emboli paru, V/Q mismatch persisten, dan pertimbangan terapi.[1,5]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini