Teknik Latihan Penciuman
Teknik latihan penciuman atau olfactory/smell training adalah mengajarkan pasien agar dapat dilakukan secara mandiri di rumah. Latihan penciuman dilakukan 2 kali sehari selama minimal 12 minggu (4 bulan).
Persiapan Pasien
Pasien gangguan penciuman harus menjalani pemeriksaan fisik hidung secara menyeluruh untuk mencari kemungkinan etiologi. Kemudian dilakukan pemeriksaan fungsi penciuman secara objektif menggunakan sniffin’ sticks test, untuk menentukan baseline fungsi penciuman pasien sebelum terapi dilakukan.[4,9]
Selain itu, pasien juga perlu diberikan pengertian bahwa latihan penciuman ini tidak dalam waktu singkat/instan. Pasien diharapkan tidak merasa kecewa atau stres jika belum berhasil mencium odoran/bau, atau jika progresifitas terasa lambat.[6]
Penilaian Fungsi Penciuman Mandiri
Selain pemeriksaan objektif oleh tenaga kesehatan, pasien sebaiknya menilai fungsi penciuman secara mandiri sebelum latihan penciuman dimulai. Bisa dilakukan dengan cara mencoba membedakan beberapa jenis odoran di rumah, seperti kopi, lemon, atau pasta gigi dengan mata tertutup.[6]
Dibutuhkan orang lain untuk mendekatkan odoran tersebut ke hidung pasien. Penilaian mandiri ini dapat diulang secara berkala, setelah beberapa minggu latihan penciuman dilakukan.[6]
Peralatan
Peralatan yang perlu disediakan untuk latihan penciuman mandiri di rumah adalah set odoran/bau dan penghitung waktu.
Set Odoran
Latihan penciuman membutuhkan berbagai jenis odoran. Odoran yang paling umum digunakan adalah lemon, mawar, cengkeh, dan kayu putih. Keempat odoran tersebut menstimulasi pola reseptor yang berbeda pada saraf olfaktori.[1,3]
Pasien dapat menyiapkan sendiri berbagai odoran tersebut, atau dapat membeli set latihan penciuman yang tersedia. Contohnya British Rhinologic Society yang bekerja sama dengan abScent telah menyediakan set latihan penciuman untuk pasien anosmia pasca COVID-19 berupa minyak esensial wangi lemon, mawar, cengkeh, dan kayu putih.Namun, sayangnya set latihan seperti ini belum tersedia di Indonesia.[3,6]
Set Odoran Buatan Sendiri
Untuk pasien yang hendak menyiapkan sendiri set odoran, dapat dengan cara sebagai berikut:
- Siapkan empat botol kaca ukuran 30-50 mL dengan warna gelap. Hindari menggunakan botol transparan karena paparan cahaya dapat merusak bau
- Siapkan watercolor paper yang digunting berbentuk bulat seukuran tutup botol kaca, kemudian letakkan pada masing-masing dasar tutup botol. Fungsi kertas ini untuk menyerap minyak dan bau. Hindari menggunakan kapas karena dapat menjadi media bakteri
- Masukkan minyak esensial atau aromaterapi ke dalam masing-masing botol. Meskipun pasien dapat memilih empat jenis odoran yang disenangi, tetapi minyak esensial yang dianjurkan adalah odoran mawar, lemon, cengkeh, dan kayu putih.
- Berikan label nama odoran pada masing-masing botol agar tidak tertukar[4,6]
Apabila minyak esensial tidak tersedia, maka dapat menggunakan aneka bahan atau rempah yang ada di rumah. Namun, sumber odoran yang dipilih harus selalu tersedia sepanjang latihan penciuman. Hal ini untuk mempermudah evaluasi fungsi penciuman setelah latihan, di mana odoran/bau yang tercium betul dikarenakan fungsi penciuman yang membaik bukan karena perubahan bau.[4,6]
Set odoran baik yang dibuat sendiri atau dibeli sebaiknya disimpan di dalam kulkas untuk menjaga kesegarannya. Jauhkan penyimpanan dari tempat yang terpapar matahari langsung karena dapat merusak bau.[6]
Penghitung Waktu
Penghitung waktu untuk menentukan lama latihan dapat menggunakan jam yang memiliki penghitung detik. Selain itu, terdapat aplikasi yang dapat membantu pasien melakukan latihan penciuman. Aplikasi tersebut menyediakan timer atau penghitung waktu, perekam progresifitas harian, dan video latihan sehingga dapat memandu proses latihan penciuman.[6]
Posisi Pasien
Posisi pasien saat Latihan penciuman sebaiknya duduk nyaman dan tenang. Pasien perlu diingatkan untuk mencari waktu latihan yang tenang, tanpa banyak gangguan agar dapat fokus pada latihan.[6]
Prosedural
Latihan ini dilakukan 2 kali/hari, sebaiknya pada pagi hari setelah bangun dan malam hari sebelum tidur. Latihan penciuman ini harus dijadikan kebiasaan setiap hari, selama minimal 12 minggu. Literatur lain ada yang menyarankan latihan penciuman selama minimal 24 minggu ‒ 1 tahun. Efektivitas dari latihan penciuman yang kurang dari durasi tersebut belum diketahui.[1,3,4,6]
Prosedur latihan penciuman sebagai berikut:
- Pasien diminta untuk menilai fungsi penciumannya secara mandiri sebelum latihan penciuman dilakukan
- Pasien duduk di tempat yang tenang tanpa gangguan
- Buka botol odoran dan dekatkan tutup botol dengan hidung. Tutup botol odoran kemudian diendus secara lembut selama 20 detik oleh kedua lubang hidung secara bersamaan
- Ingatkan pasien untuk berkonsentrasi dalam proses ini. Pusatkan perhatian pada odoran yang sedang dicium, misalnya jika sedang mencium odoran lemon maka fokuskan pikiran pada lemon dan pengalaman sebelumnya terkait lemon
- Jauhkan odoran dari hidung dan bernapas beberapa siklus. Tidak ada ketentuan khusus mengenai waktu jeda antar odoran
- Ulangi proses ini untuk ketiga odoran lainnya[1,6]
Latihan sebaiknya tidak langsung mencium cairan dari dalam botol, karena minyak esensial berisiko mengiritasi kulit jika terpapar langsung dalam jumlah banyak.[6]
Follow up
Setelah 12 minggu (4 bulan), evaluasi keberhasilan latihan penciuman dilakukan secara subjektif dan objektif. Catatan harian latihan penciuman mandiri oleh pasien merupakan dasar dari penilaian subjektif. Sedangkan penilaian objektif dilakukan di klinik menggunakan sniffin’ sticks test untuk membandingkan hasilnya dengan nilai sebelum latihan.[6,9]
Untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam melaksanakan latihan penciuman, pasien juga dapat dijadwalkan untuk kontrol ke klinik dengan interval beberapa minggu. Dalam setiap pertemuan, lakukan evaluasi dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk menilai fungsi penciuman pasien.[4]