Teknik Kateterisasi Jantung
Teknik kateterisasi jantung atau percutaneous coronary intervention (PCI) yang digunakan sangat bergantung pada kondisi klinis dan indikasi klinis pasien yang akan menjalani prosedur ini. Akses vena dipakai bila akan melakukan prosedur kateterisasi jantung kanan, sedangkan prosedur kateterisasi jantung kiri menggunakan akses dari arteri.
Persiapan Pasien
Persiapan yang harus dilakukan pada pasien adalah melakukan anamnesis, khususnya riwayat alergi pasien, tidak lupa pula melakukan persetujuan tindakan medis (informed consent) selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang hasilnya dituangkan dalam rekam medis. Pemeriksaan fisik yang dilakukan diutamakan untuk menentukan cocok tidaknya prosedur yang akan dilakukan bagi pasien.[1,2]
Pemeriksaan penunjang yang rutin dilakukan sebelum tindakan kateterisasi jantung (sebelum tindakan percutaneous coronary intervention) antara lain adalah pemeriksaan darah lengkap, basic metabolic panel (BMP) (seperti kadar glukosa darah, ureum, dan kreatinin), prothrombin time, elektrokardiogram dan rontgen thoraks.[1,2]
Pasien umumnya diminta untuk berpuasa makan dan minum minimal 3 jam (untuk tindakan tanpa sedasi) dan minimal 5 jam (untuk tindakan dengan sedasi). Namun, studi terkini menunjukkan bahwa tindakan kateterisasi tanpa puasa bersifat non-inferior dan superior terhadap puasa. Pasien juga dapat diberikan premedikasi untuk mencegah alergi, yaitu berupa pemberian kortikosteroid dan antihistamin (pada pasien dengan riwayat alergi material kontras radio-ionisasi). Pasien dengan penyakit ginjal kronik perlu dilakukan persiapan prehidrasi untuk mengurangi risiko perburukan fungsi ginjal.[1-3]
Peralatan
Kateterisasi jantung dilakukan di ruangan khusus kateterisasi jantung (Cath Lab) dengan bantuan alat fluoroskopi sinar X sebagai pemandu agar kateter dapat ditempatkan pada posisi yang tepat. Pada prosedur Tindakan kateterisasi jantung, operator dibantu oleh perawat dan operator alat kateterisasi jantung yang kompeten dan terlatih.[1,2]
Peralatan yang diperlukan pada prosedur kateterisasi antara lain:
- Fluoroskop
- Monitor
- Kateter diagnostik dan intervensi
- Transduser tekanan dan sistem manifold
- Vaskular akses set
- Stent
-
Wire catheter dan wire intervention
- Balloon[1,2]
Kateter ukuran besar memiliki diameter berkisar antara 7-10 French sedangkan kateter berukuran kecil adalah yang berukuran diameter antara 4-6 French[1,3]
Terkadang prosedur kateterisasi juga memerlukan tindakan anestesi, umumnya anestesi yang diperlukan pada prosedur kateterisasi jantung adalah anestesi minimal dan moderate dengan anestesi lokal tetapi pada kasus tertentu diperlukan sedasi dalam dengan anestesi umum. Tindakan yang memerlukan anestesi umum antara lain kateterisasi jantung kanan dan insersi pacer wire temporer.[1]
Posisi Pasien
Pasien diposisikan dalam posisi berbaring ditempat tidur meja operasi. Pada kateterisasi jantung kanan, posisi Trendelenburg mempermudah akses vena jugularis interna dan subklavia, selanjutnya saat kateter dimasukkan menuju muara kateterisasi pasien diposisikan mendatar atau agak tinggi untuk mempermudah manuver kateter.[1,2,6]
Prosedural
Teknik kateterisasi jantung dapat dilakukan melalui pembuluh darah arteri, vena atau keduanya sekaligus. Pada tindakan kateterisasi melalui arteri (kateterisasi jantung kiri), situs akses yang umum digunakan yaitu arteri femoralis komunis untuk akses masuk dari ekstremitas bawah dan arteri radialis atau brachialis untuk akses masuk dari ekstremitas atas.[1,3]
Prosedur kateterisasi jantung kiri antara lain sebagai berikut:
- Menentukan akses masuk kateter dari ekstremitas atas atau bawah kemudian menentukan titik akses yang tepat. Dapat dengan bantuan garis khayal anatomis atau menggunakan bantuan ultrasonografi
- Situs yang umum dipakai bila melalui tangan adalah melalui jalur akses arteri radialis, penggunaan akses melalui arteri ulnaris dan brakialis lebih jarang dilakukan
- Bila menggunakan akses transradial, perlu dilakukan pemeriksaan Allen test atau Barbeau test terlebih dahulu untuk mengkonfirmasi apakah terdapat sirkulasi kolateral yang adekuat menuju ke telapak
- Setelah itu dilakukan insersi sheath kateter ke dalam arteri, selanjutnya operator melakukan manuver pada kateter hingga menuju muara akses kateterisasi
- Seluruh tindakan dilakukan dengan memperhatikan sterilitas
- Selanjutnya angiografi koroner dapat dilakukan dengan kateter Sones atau dengan kateter bentuk lainnya
- Bila prosedur telah selesai dilaksanakan, sheath dilepaskan serta dilakukan kontrol perdarahan[1,3]
Pada kateterisasi jantung kanan, akses dapat dilakukan melalui vena subklavia, vena femoralis atau vena jugularis interna.[6]
Berikut prosedur kateterisasi jantung kanan:
- Memeriksa kateter arteri pulmonalis dalam keadaan baik, tidak rusak, balon dapat mengembang dengan baik
- Memasukkan sheath kedalam situs akses vena dengan memperhatikan sterilitas
- Lakukan manuver kateter, bila telah mencapai batas 20-cm, atau 30-cm (bila menggunakan akses transfemoralis), kembangkan balon dengan udara secara perlahan sesuai volume yang direkomendasikan produk kateter
- Bila melalui akses vena jugularis interna, pada kedalaman kateter 25 cm diperkirakan telah mencapai atrium kanan, ventrikel kanan pada batas 30 cm dan arteri pulmonalis pada kedalaman 40 cm[6]
Follow up
Setelah prosedur kateterisasi jantung dilakukan, perlu dilakukan pemantauan pada area insersi kateter apakah terjadi perdarahan aktif atau tidak serta memantau nadi ekstremitas bagian distal tetap adekuat. Selain itu perlu pula dilakukan pemantauan urin output untuk melihat ada tidaknya komplikasi yang mengganggu fungsi ginjal.[1]