Saat ini terdapat kekhawatiran mengenai hubungan suplementasi asam folat saat hamil dengan terjadinya autisme (autism spectrum disorder) pada anak yang akan dilahirkan. Akan tetapi, kekhawatiran ini tidak didukung oleh bukti medis. Studi menunjukkan bahwa pemberian suplementasi asam folat dalam dosis normal saat hamil tidak meningkatkan risiko autisme pada anak.
Folat diperlukan untuk proses metabolisme, perkembangan selubung saraf janin, dan pencegahan neural tube defect (NTD). Folat dapat diperoleh dari sumber alami seperti biji–bijian, buah, dan sayur, maupun dari suplementasi.[1,2]
Beberapa tahun terakhir ini, tingginya konsumsi suplementasi asam folat memunculkan demografi masyarakat dengan kadar asam folat serum yang terlalu tinggi. Akibatnya, sebagian asam folat tersebut tidak termetabolisme.[1,2]
Beberapa hasil penelitian melaporkan bahwa kadar asam folat serum yang terlalu tinggi dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko autism spectrum disorder (ASD) pada anak.[1,2]
Akan tetapi, pemberian dalam dosis normal tidak dikaitkan dengan peningkatan risiko ASD. Berbagai penelitian justru melaporkan efek protektif dari konsumsi asam folat saat hamil terhadap ASD.[1,2]
Fungsi Asam Folat
Asam folat adalah salah satu vitamin B kompleks. Sebagai donor kelompok metil, folat diperlukan untuk metabolisme, reproduksi, dan perkembangan. Selain itu, regulasi epigenetik genom melalui metilasi dan asetilasi histone juga tergantung pada folat untuk diferensiasi sel induk dan progenitor.
Kehadiran folat dapat mencegah akumulasi homosistein serum berlebih yang berhubungan dengan inflamasi, kerusakan pembuluh darah, dan malformasi stereogenik.[3,4]
Penelitian terkait Pengaruh Asam Folat terhadap Autisme
Autism spectrum disorder (ASD) adalah gangguan perkembangan sistem saraf yang ditandai dengan defisit sosial, kesulitan komunikasi, dan perilaku berulang atau stereotip.
Prevalensinya adalah sekitar 1% pada anak–anak. Studi terkait hubungan suplementasi asam folat dengan autisme telah banyak dilakukan dan menunjukkan hasil yang bervariasi.[3]
Studi Roth et al
Roth et al melakukan studi pada 38.954 anak di Norwegia. Mereka menemukan bahwa suplementasi asam folat yang diberikan sejak 4 minggu sebelum konsepsi hingga 8 minggu setelah konsepsi dikaitkan dengan risiko severe language delay yang lebih rendah pada anak–anak berusia 3 tahun. Meskipun studi ini tidak langsung mempelajari hubungan asam folat dengan autisme, hal ini dinilai mungkin berhubungan.[3]
Studi Suren et al
Suren et al mempelajari 85.176 anak di Norwegia yang lahir pada tahun 2002–2008 dan diikuti hingga tahun 2012. Usia rata–rata anak–anak tersebut saat evaluasi terakhir adalah 6,4 tahun. Studi ini menemukan peran bermanfaat dari suplementasi asam folat dalam penurunan risiko ASD.
Anak dari kelompok ibu yang mengonsumsi asam folat terhitung lebih sedikit mengalami ASD daripada anak dari kelompok ibu yang tidak mengonsumsi asam folat (0,1% berbanding 0,21%). Dosis asam folat yang digunakan dalam studi ini adalah 200–400 μg/hari.[4]
Studi Levine et al
Studi yang dipublikasikan pada tahun 2018 ini mempelajari 45.300 anak di Israel dengan rata–rata usia 10 tahun saat evaluasi terakhir dilakukan. Hasil studi ini menemukan bahwa konsumsi asam folat dan multivitamin selama kehamilan berhubungan dengan penurunan signifikan risiko ASD pada anak.[5]
Studi Pendukung Lain
Beberapa studi lain melaporkan efek asam folat terhadap anak dengan ibu yang mengonsumsi obat antiepilepsi. Penggunaan obat–obatan seperti carbamazepine, lamotrigine, phenytoin, dan asam valproat dikaitkan dengan hasil tes IQ anak yang lebih rendah.
Akan tetapi, pemberian asam folat perikonsepsi bersama obat antiepilepsi ternyata menunjukkan skor IQ rata–rata yang lebih baik. Hal ini tampak konsisten dengan hasil studi lain yang menunjukkan peran asam folat dalam perkembangan fungsi kognitif dan pencegahan ASD.[6,7]
Hubungan Dosis Suplementasi Asam Folat dengan Autisme
Penelitian mengenai dosis suplementasi asam folat yang paling aman terkait autism spectrum disorder masih memberikan hasil yang berbeda–beda. Secara umum, dosis yang berlebihan dikaitkan dengan peningkatan risiko ASD, tetapi ada juga penelitian yang menunjukkan hal sebaliknya.
Studi Schmidt et al
Schmidt et al melakukan penelitian terkait suplementasi asam folat dan ASD dari tahun 2003–2009. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suplementasi asam folat pada ibu hamil dapat menurunkan risiko ASD anak.
Penelitian ini juga menyatakan bahwa dosis asam folat >600 μg/hari pada bulan pertama kehamilan dikaitkan dengan penurunan risiko ASD yang lebih bermakna daripada dosis <600 μg/hari.[8,11]
Studi Egorova et al
Studi Egorova et al. ini mempelajari hubungan kadar folat serum yang tinggi pada ibu dengan kejadian ASD anak. Studi ini menunjukkan bahwa kadar folat serum yang tinggi pada awal kehamilan dapat meningkatkan risiko ASD. Akan tetapi, karena sampel populasi yang berukuran kecil, bukti ini masih bersifat lemah dan belum dapat mewakili populasi umum.[9]
Studi Raghavan et al
Studi ini mempelajari 1.257 ibu dan anak di Boston dan menemukan bahwa penggunaan asam folat sebanyak 3–5 kali per minggu dengan dosis normal dikaitkan dengan penurunan risiko ASD, sama seperti hasil penelitian yang lain.
Akan tetapi, penggunaan melebihi 5 kali/minggu dengan dosis tinggi menyebabkan kadar folat serum ibu menjadi terlalu tinggi (mencapai ≥60.3 nmol/L dibandingkan dengan rekomendasi WHO 45.3 nmol/L). Kadar asam folat yang terlalu tinggi ini berhubungan dengan peningkatan risiko ASD pada anak sebesar 2,5 kali.[10,11]
Studi ini juga menyebutkan bahwa kadar folat serum yang tinggi mungkin terjadi karena beberapa ibu pernah memiliki anak dengan riwayat neural tube defect (NTD), sehingga ibu tersebut meningkatkan konsumsi asam folat.
Akan tetapi, hingga kini belum ada data yang spesifik mengenai hubungan dosis tinggi asam folat pada ibu dengan riwayat anak NTD dan autisme pada anak selanjutnya.[10,11]
Studi Liu et al
Studi meta analisis dan meta regresi yang dilakukan oleh Liu et al. pada 9.795 kasus ASD menunjukkan bahwa suplementasi asam folat sebanyak 400 μg, terutama pada awal kehamilan memiliki berhubungan dengan risiko ASD yang lebih rendah. Suplementasi asam folat sesuai dosis penting diberikan sebelum konsepsi dan saat hamil, terutama untuk perkembangan fetus.[12]
Kesimpulan
Pemberian asam folat dalam dosis normal, yaitu sekitar 400 μg/hari, tidak dikaitkan dengan peningkatan risiko autisme. Studi–studi yang ada justru menunjukkan bahwa konsumsi suplementasi asam folat dalam dosis normal dikaitkan dengan penurunan risiko autisme.
Suplementasi asam folat hanya dikaitkan dengan peningkatan risiko autisme dalam beberapa studi berukuran sampel kecil dan hanya bila diberikan dalam dosis terlalu tinggi, sehingga kadar folat serum melebihi anjuran WHO.
Studi lebih lanjut yang lebih spesifik mempelajari dampak konsumsi suplementasi asam folat dalam dosis tinggi pada ibu hamil dengan riwayat anak NTD masih perlu dilakukan.
Akan tetapi, pemberian asam folat harus dilakukan secara rasional. Pemberian suplementasi asam folat dalam dosis yang tepat dan normal tidak meningkatkan risiko autisme pada anak.
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli