Mengenali keterlambatan bicara pada anak sejak dini penting untuk dilakukan, agar dapat diintervensi dengan tepat. Identifikasi dini dan intervensi yang adekuat sangat berpengaruh pada prognosis perkembangan dan kognitif anak.[1]
Dalam membahas masalah bicara dan bahasa, perlu dibedakan antara keterlambatan (delay) dan gangguan (disorder). Keterlambatan atau delay berarti kemampuan bicara dan berbahasa anak lebih lambat dibandingkan anak seusianya, tetapi masih mengikuti pola normal.[2,3]
Sementara itu, gangguan atau disorder mengacu pada gangguan bicara dan bahasa yang terjadi pada anak diakibatkan oleh penyebab spesifik, misalnya gangguan pendengaran, retardasi mental, autisme, dan gangguan neurologis lain.[2,3]
Perkembangan Bahasa Normal
Kemampuan bicara dan bahasa merupakan kemampuan yang didapat seiring usia anak. Kemampuan ini mengikuti pola yang dapat diprediksi sesuai dengan usia dan seharusnya muncul secara alami sejak lahir ketika anak dihadapkan dengan interaksi sosial normal, misalnya terhadap ibu dan ayahnya.
Kemampuan bicara dan bahasa dapat dibagi menjadi kemampuan ekspresif dan reseptif. Pada saat lahir, anak seharusnya bisa bereaksi terhadap suara dan memiliki kemampuan ekspresif berupa menangis. Pada usia 6 bulan, anak seharusnya sudah bisa menoleh jika dipanggil namanya, dan sudah mulai babbling. Perkembangan bicara dan bahasa normal sesuai usia anak, disajikan selengkapnya pada Tabel 1.[2,3]
Tabel 1. Pola Normal Perkembangan Bicara dan Bahasa
Umur | Kemampuan Reseptif | Kemampuan Ekspresif |
Lahir | Bereaksi terhadap suara | Menangis |
2-4 bulan | Berminat terhadap wajah | Cooing: "ooo" |
Cooing bergantian dengan orang tua | ||
6 bulan | Menoleh bila dipanggil namanya | Babbling: "bababa, dadada" |
9 bulan | Mengerti bahasa verbal yang rutin diucapkan: "dadah" | Menunjuk, bicara "mama, dada" |
12 bulan | Mengikuti perintah verbal | Jargon: kata-kata yang sering diucapkan |
Kata pertama | ||
15 bulan | Menunjuk ke bagian tubuh | Belajar kata-kata baru perlahan-lahan |
18-24 bulan | Mengerti kalimat | Belajar kata-kata baru lebih cepat |
Menggunakan kalimat terdiri dari dua kata | ||
24-36 bulan | Menjawab pertanyaan | Kalimat dapat dimengerti 50% |
Mengikuti perintah dua langkah | Kalimat terdiri dari 3 kata | |
Bertanya "Apa?" | ||
36-48 bulan | Mengerti apa yang dikatakan orang lain | Bertanya "Mengapa?" |
Kalimat dapat dimengerti 75% | ||
48-60 bulan | Mengerti apa yang dikatakan orang lain, sepadan dengan level kognitifnya | Mampu menyusun kalimat |
Mampu bercerita | ||
Kalimat dapat dimengerti 100% |
Sumber: dr. Afiffa Mardhotillah, Alomedika. 2019 [2,3]
Red Flags pada Perkembangan Bahasa pada Anak
Masalah pada perkembangan kemampuan bicara dan bahasa seringkali ditemukan pada anak usia 3–5 tahun. Prevalensi keterlambatan bahasa dengan kosakata ekspresif kurang dari 50 kata dan atau tidak adanya kombinasi kata diperkirakan terjadi pada 15% anak usia 24–29 bulan.[4]
Berdasarkan meta analisis yang dilakukan di Amerika Serikat, hingga kini belum ada satu pun instrumen yang dapat direkomendasikan sebagai instrumen yang sempurna untuk penapisan keterlambatan berbicara dan berbahasa.[1-3]
Beberapa instrumen yang ada untuk menilai kemampuan bicara dan bahasa anak, yaitu The Early Language Milestone Scale (ELMS), The Clinical Adaptive Test/Clinical Linguistic and Auditory Milestone Scale (CAT/CLAMS), atau MacArthur-Bates Communicative Developmental Inventory, seluruhnya dibuat dalam bahasa Inggris sehingga sulit diterapkan ke dalam bahasa Indonesia.[1-3]
Oleh karena itu, berdasarkan milestone perkembangan bicara dan bahasa, keterlambatan berbicara maupun berbahasa pada anak dapat dikenali bila ditemukan red flags dalam perkembangannya.
Red flags yang dimaksud merupakan tanda awal yang mulai terlihat pada anak yang mengalami keterlambatan bicara maupun bahasa. American Academy of Neurology telah mengeluarkan parameter praktis yang menyatakan indikasi mutlak seorang anak perlu menjalani evaluasi lebih lanjut, yaitu:
- Tidak menunjukkan babbling, menunjuk, atau mimik yang baik pada umur 12 bulan
- Tidak ada kata pada umur 16 bulan
- Tidak ada 2 kata spontan pada umur 2 tahun
- Hilangnya kemampuan bicara atau kemampuan sosial pada umur berapapun [2,5]
Tabel 2. Red Flags Perkembangan Bicara dan Bahasa
Usia | Kemampuan |
Saat lahir dan seterusnya | Tidak memberi respons terhadap suara |
Tidak ada minat berinteraksi dengan orang lain | |
4 bulan | Tidak mempunyai keinginan berkomunikasi |
6 bulan | Mata tidak melirik dan kepala tidak menoleh pada sumber suara yang datang dari belakang atau samping |
Tidak respons terhadap panggilan namanya | |
Kehilangan kemampuan mengeluarkan suara | |
12 bulan | Tidak ada jargon atau kata-kata rutin |
Tidak mengatakan "ma-ma, pa-pa" | |
Kehilangan kemampuan bicara yang sudah pernah ada | |
15 bulan - 18 bulan | Tidak ada kata-kata |
Tidak mengerti bila diajak berbicara | |
18 bulan | Perbendaharaan kata tidak sampai 10 kata |
21 bulan | Tidak respons terhadap perintah: duduk, berdiri, kemari |
24 bulan | Perbendaharaan kata kurang dari 50 |
Tidak ada kalimat terdiri dari 2 kata | |
Bicara sulit dimengerti orang lain | |
Tidak dapat menunjuk dan menyebutkan bagian tubuh: mulut, hidung, mata, dan kuping |
Sumber: dr. Afiffa Mardhotillah, Alomedika. 2019 [2]
Metode Penapisan Sederhana untuk Menilai Perkembangan Bahasa pada Anak
Meskipun hingga kini belum ada konsensus mengenai instrumen penapisan perkembangan bahasa anak, beberapa metode seperti Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) dapat secara umum mengetahui perkembangan seorang anak normal atau menyimpang.
Jadwal skrining untuk pemeriksaan KPSP adalah pada usia 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30,36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. Bila ada kemungkinan penyimpangan pada hasil penapisan awal dengan KPSP, segera rujuk anak tersebut ke dokter spesialis anak untuk kemudian dilakukan pemeriksaan lebih lengkap menggunakan kuesioner lain seperti Denver II maupun The Clinical Adaptive Test/Clinical Linguistic and Auditory Milestone Scale (CAT/CLAMS) yang secara khusus dapat mengukur milestone bahasa reseptif maupun ekspresif anak. [1,2]
Kesimpulan
Kemampuan berbicara dan berbahasa merupakan salah satu indikator penting dalam menilai perkembangan seorang anak. Keterlambatan bicara dan bahasa dapat dikenali melalui red flags berdasarkan milestone di tiap jenjang usia. Deteksi dini serta intervensi yang adekuat dapat menghasilkan luaran yang baik pada anak yang mengalami keterlambatan bicara. Metode deteksi yang mudah digunakan di Indonesia adalah Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Jika hasil pemeriksaan mengarah ke adanya penyimpangan, anak kemudian dirujuk ke dokter spesialis anak untuk tata laksana lanjutan.
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra