Alo dokter, izin bantu jawab dengan sepengetahuan dan kompetensi saya. Pada prinsipnya, kita mendiagnosis pasti diabetes mellitus (tapi belum tentu tipe 2), menggunakan TTGO (tes toleransi glukosa oral), yaitu dengan melihat glukosa puasa dan 2 jam setelah pemberian beban glukosa 75 gram anhidrat. Jadi sebenarnya ada standar berapa banyak gula yang dipakai untuk DIAGNOSIS. Ini juga nanti dilaporkan nya adalah pasca 1 dan 2 jam setelah pembebanan glukosa itu oleh laboratorium. Hasil yang 1 jam umumnya dipakai utk diagnosis diabetes mellitus gestasional. Namun untuk pemantauan kendali gula daeah, dilakukan self monitoring blood glucose (SMBG) . Jadi pasiennya diminta untuk memeriksa gula darah sebelum makan (baik pagi, siang, maupun malam) dan 2 jam sesudah SUAPAN PERTAMA dari makan besar yang biasa dilakukan pasien (jadi bukan berarti cukup makan 1 suap lalu diukur2 jam kemudian, melainkan tetap dengan makanan porsi normal, tapi waktu pengukurannya adalah 2 jam sesudah sendok pertama). Ini tujuannya untuk melihat berapa kenaikan gula darah oleh porsi makan yang biasa dilakukan pasien sehingga nanti bisa dilakukan tatalaksana berupa pengendalian porsi makan dan penempatan waktu pemberian dan jenis obat yang digunakan bila diperlukan. Kalau untuk pasien kritis, disesuaikan justru setiap kali menjelang makan. Karena gula darahnya betul2 harus dijaga ketat sesuai target dokternya. Jadi bisa sampai 6-12x pemeriksaan dalam sehari. Demikian yang bisa saya bantu jawab. Smoga membantu