Alo dokter. Izin konsultasi dok, pasien laki2 51 th, dahi kiri tertinggal, mata kiri tidak bisa ditutup dan bibir merot ke kanan sejak 1 bulan, dirasakan...
Penanganan yang tepat untuk kasus bells palsy yang tidak membaik sudah diberi terapi selama sebulan - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Penanganan yang tepat untuk kasus bells palsy yang tidak membaik sudah diberi terapi selama sebulan
Dibalas 17 Desember 2020, 11:08
dr.Dede Harnita
Dokter Umum
Alo dokter. Izin konsultasi dok, pasien laki2 51 th, dahi kiri tertinggal, mata kiri tidak bisa ditutup dan bibir merot ke kanan sejak 1 bulan, dirasakan setelah bangun tidur. Kelemahan anggota gerak sebelah disangkal. Riwayat Hipertensi lama (+), terkontrol dengan obat. Riwayat bepergian pada malam hari disangkal.
Vital sign: TD 130/80
Wajah: parese N.VII
Dx/ Bells palsy
Th/ asiklovir, metilprednisolon dan artificial tear.
Fisioterapi wajah mandiri dengan mengunyah permen karet dan senam wajah setiap pagi. Terapi sudah diberikan selama 1 bulan namun belum menunjukkan perbaikan yang signifikan.
Mohon pencerahannya dok mengenai diagnosis dan terapi yang sebaiknya dilakukan. Terima kasih.
Dibuat 17 Desember 2020, 10:19
17 Desember 2020, 10:50
dr. Anyeliria Sutanto, Sp.S
Dokter Spesialis Saraf
Alo dr. Dede Harnita
Keluhan kelemahan satu sisi wajah atau adanya paresis N. VII perifer dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, antara lain akibat adanya lesi di nuklear/inti atau infranuklear dari saraf fasialis. Pada lesi nuklear di batang otak, gejalanya akan disertai oleh paresis saraf kranial lainnya, hemiparesis alternans (berbeda sisi dengan paresis N. VII perifernya), vertigo, dan defisit neurologis fokal lainnya. Hal ini dapat ditemukan pada kasus seperti stroke, infeksi intrakranial, tumor, dll.
Untuk lesi infranuklear, dapat disebabkan oleh infeksi virus, trauma, dll. Jika pada kasus dokter telah dipastikan tidak didapatkan defisit neurologis lainnya dan tidak ada kondisi trauma, dll maka sangat mungkin kasus ini merupakan suatu Bell's palsy (paresis saraf fasialis yang idiopatik). Tatalaksana Bell's palsy yang dokter berikan sudah baik, yakni meliputi pemberian steroid, antivirus, tetes air mata buatan, dan fisioterapi.
Secara umum, waktu pemulihan berkisar antara 2 minggu hingga 6 bulan. Prognosis pemulihan pada kasus Bell's palsy dapat dikaitkan dengan derajat keparahan paresisnya, yang dinilai dengan skala House Brackmann (terlampir) serta hasil pemeriksaan EMG/elektromiografi (untuk melihat apakah sudah mulai timbul reinervasi). Tatalaksana yang dapat dilanjutkan pada saat ini adalah fisioterapi, pemberian vitamin neurotropik, tetes mata buatan, dan pertimbangan terapi injeksi toksin botulinum. Demikian dok. Semoga dapat membantu.
Terima kasih sebelumnya. :)
Keluhan kelemahan satu sisi wajah atau adanya paresis N. VII perifer dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, antara lain akibat adanya lesi di nuklear/inti atau infranuklear dari saraf fasialis. Pada lesi nuklear di batang otak, gejalanya akan disertai oleh paresis saraf kranial lainnya, hemiparesis alternans (berbeda sisi dengan paresis N. VII perifernya), vertigo, dan defisit neurologis fokal lainnya. Hal ini dapat ditemukan pada kasus seperti stroke, infeksi intrakranial, tumor, dll.
Untuk lesi infranuklear, dapat disebabkan oleh infeksi virus, trauma, dll. Jika pada kasus dokter telah dipastikan tidak didapatkan defisit neurologis lainnya dan tidak ada kondisi trauma, dll maka sangat mungkin kasus ini merupakan suatu Bell's palsy (paresis saraf fasialis yang idiopatik). Tatalaksana Bell's palsy yang dokter berikan sudah baik, yakni meliputi pemberian steroid, antivirus, tetes air mata buatan, dan fisioterapi.
Secara umum, waktu pemulihan berkisar antara 2 minggu hingga 6 bulan. Prognosis pemulihan pada kasus Bell's palsy dapat dikaitkan dengan derajat keparahan paresisnya, yang dinilai dengan skala House Brackmann (terlampir) serta hasil pemeriksaan EMG/elektromiografi (untuk melihat apakah sudah mulai timbul reinervasi). Tatalaksana yang dapat dilanjutkan pada saat ini adalah fisioterapi, pemberian vitamin neurotropik, tetes mata buatan, dan pertimbangan terapi injeksi toksin botulinum. Demikian dok. Semoga dapat membantu.
Terima kasih sebelumnya. :)
17 Desember 2020, 11:08
dr.Dede Harnita
Dokter Umum
Terima kasih dr. Anyeliria Sutanto, Sp.S atas penjelasannya 🙏
17 Desember 2020, 10:59
dr. Hudiyati Agustini
Dokter Umum
Trims ilmunya dokter