Kombinasi muscle relaxant dan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) untuk nyeri punggung bawah akut masih kontroversial. Hal ini dikarenakan belum banyak studi yang mendukung klaim tersebut. Hingga saat ini, tatalaksana nyeri punggung bawah terutama menggunakan obat-obatan, seperti obat anti inflamasi non steroid (OAINS), muscle relaxant, dan opioid seperti codeine dan morfin. Terkadang obat-obatan lain juga digunakan seperti kortikosteroid sistemik, anti depresan, dan anti epilepsi. [1,2]
Nyeri punggung bawah (low back pain) merupakan penyebab disabilitas terbanyak di dunia. Insidens nyeri punggung bawah mencapai 58-84% dan menjadi penyebab hilangnya 4,1 juta hari kerja dalam setahun sehingga menyebabkan disabilitas yang patut diperhitungkan. Berdasarkan beberapa pedoman saat ini tatalaksana awal lebih diutamakan pada terapi non farmakologis seperti olahraga dan fisioterapi. Namun, apabila terapi non farmakologis tidak berhasil, perlu diberikan terapi farmakologis. [3]
Tatalaksana utama farmakologi untuk nyeri punggung bawah akut hingga saat ini adalah OAINS seperti ibuprofen, naproxen dan diklofenak. Namun, obat golongan muscle relaxant seperti eperisone, tizanidine, metaxalone dan baclofen juga sering kali ditambahkan untuk mengatasi gejala nyeri punggung bawah. Kenyataannya, hingga saat ini belum ada bukti jelas yang menunjukkan bahwa penambahan muscle relaxant pada terapi OAINS bermanfaat dalam mengatasi nyeri punggung bawah akut. [2,4,5]
Kombinasi Obat Anti Inflamasi Non Steroid dengan Obat Muscle Relaxant untuk Nyeri Punggung Bawah Akut
Friedman et al meneliti luaran status fungsional dengan kuesioner disabilitas Roland-Morris pada 320 pasien yang terbagi menjadi kelompok ibuprofen + plasebo, dan kelompok ibuprofen + muscle relaxant. Muscle relaxant yang diteliti antara lain metaxalone, tizanidine, dan baclofen. Penelitian ini menemukan bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada status fungsional pasien nyeri punggung bawah antara kelompok monoterapi ibuprofen dan kelompok ibuprofen + muscle relaxant pada satu minggu pasca terapi. [3,6]
Sebelumnya Friedman et al juga pernah melakukan studi serupa (OAINS + plasebo dibandingkan dengan OAINS + muscle relaxant) menggunakan OAINS naproxen. Publikasi oleh Friedman dkk mencatat bahwa naproxen + plasebo setara dengan naproxen + Cyclobenzaprine (N=323) maupun naproxen +methocarbamol (N=240) dalam perbaikan status fungsional pasien nyeri punggung bawah akut. Berdasarkan hal ini, Friedman et al. tidak merekomendasikan penambahan obat muscle relaxant dalam pemberian OAINS untuk pasien nyeri punggung bawah akut. [7,8]
Di lain sisi, Patel et al menemukan hal yang sebaliknya pada studi tahun 2019 (N=406). Patel et al membandingkan penggunaan 1 tablet ibuprofen 400 mg dengan 1 tablet fixed dose combination (ibuprofen 400 mg + chlorzoxazone 500 mg) yang sama-sama diberikan 3x sehari selama 7 hari. Patel, dkk. menemukan bahwa kombinasi ibuprofen + chlorzoxazone lebih efektif dalam menurunkan skala nyeri visual analogue scale (VAS) dibandingkan monoterapi ibuprofen (62.39 ± 18.78 vs 57.34 ± 16.29).[9] Namun demikian, VAS memiliki risiko bias yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan metode kuesioner disabilitas Roland-Morris pada penelitian Friedman et al.
Pedoman Penggunaan Terapi Medikamentosa pada Nyeri punggung bawah Akut
Hingga saat ini belum ada pedoman yang secara jelas menyebutkan penggunaan terapi kombinasi untuk penatalaksanaan nyeri punggung bawah akut, namun pedoman praktik klinis penanganan nyeri punggung bawah oleh National Institute for Health and Care Excellence (NICE) menyebutkan, antara lain:
- OAINS dapat diberikan untuk mengatasi nyeri punggung bawah dengan pertimbangan efek samping pada sistem pencernaan, hepar, jantung, dan ginjal
- Opioid ringan seperti codeine dapat digunakan untuk kasus akut jika obat golongan anti inflamasi non steroid dikontraindikasikan, tidak dapat ditoleransi, atau terbukti tidak efektif
- Opioid seperti morfin tidak diberikan untuk kasus nyeri punggung bawah kronis
- Penggunaan parasetamol mono terapi tidak dianjurkan untuk penanganan nyeri punggung bawah[1]
Kesimpulan
Monoterapi obat anti inflamasi non steroid (OAINS) adalah tatalaksana utama kasus nyeri punggung bawah akut dan diberikan setelah terapi non farmakologis tidak berhasil. Penambahan muscle relaxant pada OAINS hingga saat ini belum terbukti bermanfaat dalam penanganan nyeri punggung bawah akut.
Pedoman klinis nyeri punggung bawah (NICE) pun tidak mencatat penggunaan terapi kombinasi OAINS + muscle relaxant dalam tatalaksana nyeri punggung bawah akut. Oleh karena itu, penambahan muscle relaxant pada terapi OAINS untuk nyeri punggung bawah akut sebaiknya dihindari karena efektivitasnya belum jelas dan malah memaparkan pasien pada risiko efek samping yang lebih tinggi.